FAEDAH AS-SUNNAH MANADO 🇮🇩
2.79K subscribers
3.15K photos
106 videos
65 files
6.69K links
Wasilah Dakwah Salafiyyah Manado.
Chanel Resmi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Manado, Di bawah Bimbingan Al-Ustadz Adnan bin Abdul Majid حفظه الله تعالى

Live streaming Kajian:

RADIO SYARIAH.

http://radioislam.id/RadioIslamAsSunnahManado
Download Telegram
FIQIH SHALAT SUNNAH SEBELUM DAN SESUDAH SHALAT FARDHU 5️⃣


DUA RAKA’AT SEBELUM MAGHRIB DAN ISYA’

Para Ulama’ sepakat disunnahkannya shalat nafilah di antara adzan dan iqomat. Berdasarkan Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
,
بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلاَةٌ، ثَلاَثًا لِمَنْ شَاءَ

“Di antara dua adzan itu ada shalat,” beliau mengulanginya sebanyak tiga kali, “Bagi yang mau melakukannya.” Lanjut beliau.” (HR. al-Bukhari no.624 dan Muslim no.838)

Kecuali shalat sunnah sebelum maghrib, maka ada perbedaan pendapat di antara Ulama. Berkata al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul Baari (2/106) menukil ucapan Ibnu Bathol rahimahumallah,

“Para ulama tidak berbeda pendapat tentang shalat sunnah di antara adzan dan iqomat kecuali pada shalat maghrib.”

Maka dalam permasalahan ini ada dua pendapat:

1️⃣ Pendapat Pertama: tidak disunnahkan shalat nafilah sebelum maghrib. Pendapat ini dinukil dari khalifah yang empat; Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin ‘Affan, dan Ali bin Abi Thalib, dan juga sebagian sahabat yang lainnya.

Ibrahim an-Nakhai berkata,

“Abu Bakar, Umar, dan Utsman, tidak melakukan shalat dua raka’at sebelum maghrib.” (Mushannaf Abdurrazaq no.3985)

Sa’id bin al-Musayyib berkata,
“Dahulu sahabat muhajirin tidak melakukan shalat dua raka’at sebelum maghrib, sedangkan sahabat anshor melakukannya.” (Diriwayatkan Abdurrazaq dalam al-Mushonnaf no.3984)

Ini adalah pendapat Imam Malik, sebagian besar madzhab Syafi’i, dan mayoritas Ahli Fikih (fuqoha).

Bahkan Ibrahim an-Nakho’i dengan tegas mengatakan, “Shalat nafilah sebelum maghrib adalah bid’ah.” (Lihat Syarhu an-Nawawi ‘ala Muslim 6/124)

Di antara alasan pendapat ini adalah, shalat maghrib diperintahkan untuk dikerjakan di awal waktu, sementara melakukan shalat sunnah sebelumnya akan menundanya dari awal waktu.

Pendapat ini juga menyatakan bahwa hadits-hadits yang menerangkan tentang shalat sunnah sebelum maghrib telah dimansukh (dihapus hukumnya).

2️⃣ Pendapat Kedua: Disunnahkan shalat dua raka’at sebelum maghrib. Ini adalah pendapat sebagian sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagian tabi’in, Imam Ahmad bin Hanbal, dan Ishaq bin Ibrahim bin Rahawaih.

Dan pendapat ini yang dipilih oleh Imam an-Nawawi rahimahullah.

Dalil yang menguatkan pendapat ini adalah:

Dalil Pertama: Keumuman hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلاَةٌ، ثَلاَثًا لِمَنْ شَاءَ

"Di antara dua adzan itu ada shalat,’ beliau mengulanginya sebanyak tiga kali, ‘Bagi yang mau melakukannya.’ Lanjut beliau.” (HR. al-Bukhari no.624 dan Muslim no.838)

Dalil Kedua: Persetujuan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu menuturkan:

وَكُنَّا نُصَلِّي عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ غُرُوبِ الشَّمْسِ قَبْلَ صَلَاةِ الْمَغْرِبِ»، فَقُلْتُ لَهُ: أَكَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّاهُمَا؟ قَالَ: «كَانَ يَرَانَا نُصَلِّيهِمَا فَلَمْ يَأْمُرْنَا، وَلَمْ يَنْهَنَا»

"Dahulu kami melakukan shalat dua raka’at setelah matahari terbenam, sebelum shalat maghrib.’

Aku (Mukhtar bin Fulful murid Anas bin Malik) bertanya, ‘apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga melakukannya?’

Ia menjawab, ‘Beliau melihat kami melakukannya, beliau tidak memerintahkan kami dan juga tidak melarang.” (HR. Muslim no.836)

Bersambung insyaallah....


#Fawaidumum #fikihshalat #sholatsunnah @warisansalaf


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
FIQIH SHALAT SUNNAH SEBELUM DAN SESUDAH SHALAT FARDHU 6️⃣


Sambungan bagian ke 5 tentang Shalat Sunnah sebelum Maghrib

Dalam lafazh lain,

كَانَ المُؤَذِّنُ إِذَا أَذَّنَ قَامَ نَاسٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَبْتَدِرُونَ السَّوَارِيَ، حَتَّى يَخْرُجَ النَّبِيُّ صلّى الله عليه وسلم وَهُمْ كَذَلِكَ، يُصَلُّونَ الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ المَغْرِبِ، وَلَمْ يَكُنْ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ شَيْءٌ»، قَالَ عُثْمَانُ بْنُ جَبَلَةَ، وَأَبُو دَاوُدَ: عَنْ شُعْبَةَ، لَمْ يَكُنْ بَيْنَهُمَا إِلَّا قَلِيلٌ.

“Dahulu apabila seorang muadzin telah mengundangkan adzannya, maka banyak dari sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam yang bersegera menuju tiang-tiang (masjid) untuk melakukan shalat dua raka’at sebelum maghrib, hingga Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam datang. Dan ketika itu jarak antara adzan dan iqomat hanya sebentar saja.” (HR. al-Bukhari no.625)

Adapun dalam riwayat Muslim (no.837) dan Ibnu Majah (no.1163) dengan lafazh:

“Dahulu kami di Madinah apabila seorang muadzin telah mengundangkan adzannya, maka (para sahabat) bersegera menuju tiang-tiang masjid, mereka pun shalat dua raka’at (dibalik tiang tersebut). Hingga seseorang yang asing bila masuk masjid akan mengira bahwa shalat sudah selesai dikerjakan, disebabkan banyaknya sahabat yang melakukan shalat tersebut.”

Dalil Ketiga: Perintah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dari Abdullah al-Muzani radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

«صَلُّوا قَبْلَ صَلاَةِ المَغْرِبِ»، قَالَ: «فِي الثَّالِثَةِ لِمَنْ شَاءَ كَرَاهِيَةَ أَنْ يَتَّخِذَهَا النَّاسُ سُنَّةً»
“Shalatlah sebelum maghrib, shalatlah sebelum maghrib, shalatlah sebelum maghrib, bagi yang ingin melakukannya.’ Beliau tidak suka manusia menjadikannya sebagai sunnah (kebiasaan terus menerus dan mengingkari orang yang meninggalkannya, pen).” (HR. Al-Bukhari no.1183, Abu Daud no.1281, dan Ahmad no.20552)

ATSAR SAHABAT

Berikut beberapa atsar dari Sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Abdurrazaq ash-Shan’ani rahimahullah dalam Mushonnafnya,

عَنْ أَنَسٍ، أَنَّهُ سُئِلَ عَنْ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْمَغْرِبِ قَالَ: «رَأَيْتُ اللُّبَابَ مِنْ أَصْحَابِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلُّونَهُمَا»

Anas bin Malik ditanya tentang shalat dua raka’at sebelum maghrib, maka beliau menjawab, “Aku melihat para Penggawa dari sahabat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam melakukannya.” (No.3980)

عَنْ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ قَالَ: «كَانَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ، وَأُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ يُصَلِّيَانِ الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْمَغْرِبِ»

Dari Zir bin Hubaisy ia berkata, “Dahulu Abdurrahman bin ‘Auf dan Ubay bin Ka’ab melakukan shalat dua raka’at sebelum maghrib.” (No.3981)

Sa’id bin al-Musayyib berkata,
“Dahulu sahabat anshor melakukannya (yaitu dua raka'at sebelum maghrib).” (No.3984)


#Fawaidumum #fikihshalat #sholatsunnah @warisansalaf


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
DZIKIR KETIKA TERBANGUN DI MALAM HARI...


Dari Ubadah bin Shamit radhiallahu 'anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

"Barangsiapa yang terbangun di malam hari lalu mengucapkan,

لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

◽️ LAILAHAILLALLOH, WAHDAHU LA SYARIKALAH, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA 'ALA KULLI SYAI-IN QODIR.

◽️ ALHAMDULILLAH, WA SUBHANALLOH, WA LAILAHAILLALLOH, WALLOHU AKBAR, WALA HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAH.

ثُمَّ قَالَ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي أَوْ دَعَا اسْتُجِيبَ لَهُ، فَإِنْ تَوَضَّأَ وَصَلَّى قُبِلَتْ صَلَاتُهُ

▪️ Kemudian dia berdoa, "Ya Allah, ampunilah hamba." atau dengan doa yang lain, niscaya doanya dikabulkan.

▪️ Dan jika ia berwudhu' lalu mengerjakan shalat, niscaya shalatnya diterima."

HR. Bukhari no.1154


#Fawaidumum #dzikir #hati @warisansalaf



https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
KETIKA ENGKAU MENGUCAPKAN ASTAGHFIRULLAH


Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah berkata,

"Ketika kamu mengucapkan astaghfirullah (aku memohon ampunan kepada Allah), kamu sedang memohon dua perkara kepada Allah, yaitu:

1️⃣ agar Allah menutupi dosamu (agar tidak diketahui orang lain).

2️⃣ Dan agar Allah memaafkan dosamu sehingga Allah tidak mengadzabmu karenanya."

————————-

أنت عندما تقول: أستغفر الله، تسأل الله شيئين: الأول: ستر الذنب. والثاني: التجاوز عنه، بحيث لا يعاقبك الله عليه.


(Majmu' Fatawa wa Rasail 16/87).

#Fawaidumum #istighfar #dosa #ampunan @warisansalaf


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
MENYEBARKAN RAHASIA RUMAH TANGGA.


Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah berkata,

ولا يحل لامرأةٍ أن تفشي سرَّ بيتها أو حالها مع زوجها إلى أحدٍ من الناس.

Tidak halal bagi seorang wanita untuk menyebarkan rahasia rumah tangganya atau keadaannya bersama suaminya kepada siapa pun.

Allah Ta'ala berfirman,

فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ للغيب بما حفظ اللَّهُ".

"Maka wanita-wanita yang shalih adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka)." (QS. An-Nisa': 34)

وأخبر النبي، - صلى الله عليه وسلم -، أن شر الناس منزلة عند الله يوم القيامة الرجل يفضي إلى المرأة وتفضي إليه ثم ينشر سرها.

Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan, bahwasanya sejelek-jelek manusia di sisi Allah pada hari kiamat adalah seorang suami yang berhubungan dengan istrinya dan seorang istri yang berhubungan dengan suaminya, lalu ia menyebarkan rahasianya."


(Fatawa Islamiyah 3/212).


#Fawaidumum #akhlak #aib #rahasia @warisansalaf


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
UKHTI.... TAHUKAH KAMU?


Bahwa seorang istri wajib menunaikan hak suaminya.

Abdullah bin Abi Aufa radhiallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

«فَإِنِّي لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِغَيْرِ اللَّهِ، لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا، وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَا تُؤَدِّي الْمَرْأَةُ حَقَّ رَبِّهَا حَتَّى تُؤَدِّيَ حَقَّ زَوْجِهَا، وَلَوْ سَأَلَهَا نَفْسَهَا وَهِيَ عَلَى قَتَبٍ لَمْ تَمْنَعْهُ»

"Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada selain Allah, niscaya akan aku perintahkan seorang istri untuk sujud kepada suaminya.

Demi dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya. Seorang istri belumlah menunaikan hak Rabbnya hingga ia menunaikan hak suaminya.

Kalau saja sang suami meminta untuk dilayani, sedangkan ia berada di atas pelana kendaraan, maka ia tidak boleh menolaknya." (HR. Ibnu Majah no. 1853, disahihkan Syaikh al-Albani)


UKHTI.... TAHUKAH KAMU?

Bahwa wanita diharamkan menuntut cerai dari suaminya tanpa alasan yang dibenarkan.

Tsauban radhiallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

«أَيُّمَا امْرَأَةٍ سَأَلَتْ زَوْجَهَا طَلَاقًا فِي غَيْرِ مَا بَأْسٍ، فَحَرَامٌ عَلَيْهَا رَائِحَةُ الْجَنَّةِ»

"Wanita mana saja yang meminta cerai dari suaminya tanpa alasan yang dibenarkan, maka haram baginya mencium aroma surga"


HR. Abu Dawud no. 2226, Tirmidzi no. 1187, dan Ibnu Majah no.2055, disahihkan Syaikh al-Albani)


#Fawaidumum #akhlak #muslimah #suami #cerai @warisansalaf


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
DUHAI ISTRI.... TAHUKAH KAMU?


Bahwa mengingkari kebaikan suami adalah sifat wanita penghuni neraka.

Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhuma berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

«يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ، تَصَدَّقْنَ وَأَكْثِرْنَ الِاسْتِغْفَارَ، فَإِنِّي رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ» فَقَالَتِ امْرَأَةٌ مِنْهُنَّ جَزْلَةٌ: وَمَا لَنَا يَا رَسُولَ اللهِ أَكْثَرُ أَهْلِ النَّارِ؟ قَالَ: «تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ، وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ»

"Wahai kaum wanita, bersedekahlah kalian dan perbanyaklah istighfar, karena sesungguhnya aku melihat kalian adalah mayoritas penduduk neraka."

▫️ Maka bertanyalah seorang wanita yang cerdas dari mereka, "Wahai Rasulullah, apa sebabnya kami menjadi mayoritas penduduk neraka?"

Beliau menjawab, "Kalian sering melaknat dan mengingkari (kebaikan) suami." (HR. Muslim no. 79)

.....................................
▫️ "Mengingkari kebaikan suami" adalah dosa besar, karena perbuatan tersebut mendapat ancaman adzab neraka. Setiap perbuatan yang diancam dengan adzab neraka maka ia adalah dosa besar.
▫️ "Kalian sering melaknat" Perbuatan melaknat termasuk kemaksiatan yang sangat buruk. Para ulama' bersepakat atas haramnya melaknat orang lain.


(Lihat al-Minhaj 2/66-67)
.....................................

#Fawaidumum #akhlak #muslimah #kufur #laknat @warisansalaf



https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
UKHTI.... TAHUKAH KAMU?


Bahwa wanita dilarang menceritakan sifat-sifat wanita lain kepada suaminya seakan-akan ia melihatnya.

Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

«لاَ تُبَاشِرُ المَرْأَةُ المَرْأَةَ، فَتَنْعَتَهَا لِزَوْجِهَا كَأَنَّهُ يَنْظُرُ إِلَيْهَا»

"Janganlah seorang wanita bergaul dengan wanita lain, kemudian ia menceritakan sifat-sifat wanita itu kepada suaminya, seakan-akan ia melihatnya." (HR. Al-Bukhari no. 5240)

"Bergaul" asal maknanya adalah bersentuhan kulit dengan kulit. Yaitu seorang wanita melihat dan menyentuh bagian tubuh wanita lain yang boleh dilihat baginya, seperti wajah dan telapak tangan. Lalu ia ceritakan kepada suaminya, bahwa fulanah demikian dan demikian, wajah dan kulitnya demikian dan demikian, seakan-seakan sang suami melihat wanita itu dengan matanya.

Hikmah dari larangan tersebut adalah karena dikhawatirkan sang suami akan terpesona dengan keindahan tubuh wanita yang diceritakan sehingga ia terfitnah dan menceraikan sang istri.


(Lihat Fathul Baari 9/338 dan 'Aunul Ma'bud 6/132).


#Fawaidumum #akhlak #muslimah #tabarruj #minyakwangi @warisansalaf


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
UKHTI.... TAHUKAH KAMU?


Bahwa wanita dilarang memakai pakaian yang mengundang fitnah.

Abu Hurairah radhiallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

«صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا، قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ، رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ، لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ، وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا، وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا»

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat,

Pertama: satu kaum yang memiliki cemeti-cemeti seperti ekor sapi yang dengannya mereka memukul manusia.

Kedua: para wanita yang berpakaian tapi telanjang, mereka menyimpangkan lagi menyelewengkan orang dari kebenaran.

Kepala-kepala mereka seperti punuk unta yang miring/condong. Mereka ini tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium wanginya surga padahal wanginya surga sudah tercium dari jarak perjalanan sejauh ini dan itu.” HR. Muslim no. 2128

Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah menjelaskan,

"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mencirikan wanita ahlun nar itu dengan

"Berpakaian" maksudnya mereka mengenakan pakaian, akan tetapi mereka itu:

“telanjang”, karena pakaian yang mereka kenakan tidaklah menutupi aurat mereka dengan semestinya. Bisa jadi karena pakaian itu tipis, ketat, atau pendek. (Taujihat lil Mukminat Haulat Tabarruj was Sufur, hlm. 18)



#Fawaidumum #akhlak #muslimah #pakaian #hijab @warisansalaf


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
SUDAHLAH, BERBAIK SANGKA SAJA PADANYA...



Allah ﷻ berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain." (QS Al-Hujurat : 12)


Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:

إِيَّا كُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَتَبَاغَضُوا وَكُوْنُواعِبَادَاللَّهِ إحْوَانًا

"Hati-hati lah dari sifat berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara."

(HR Al Bukhari no. 6064, Muslim no. 2563)


(Sumber: Tafsir Ibnu Katsir surat Al Hujurat : 12).


#Fawaidumum #hadits #akhlak @warisansalaf


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
ANUGERAH TERBESAR SEORANG MUKMIN


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

{وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَنِعْمَةً وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ} [سورة الحجرات: 7 - 8] .

"Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan.

Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,

Sebagai karunia dan nikmat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. Al Hujurot:7-8)


Syaikh Abdurrahman as Sa'di rahimahullah berkata,

فهذه أكبر المنن: أن يحبب الله الإيمان للعبد، ويزينه في قلبه، ويذيقه حلاوته، وتنقاد جوارحه للعمل بشرائع الإسلام، ويبغض الله إليه أصناف المحرمات.

"Ini merupakan anugerah terbesar, yaitu disaat Allah menjadikan seorang hamba cinta kepada keimanan, dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatinya, serta merasakan kepadanya manisnya keimanan tersebut.

Begitu juga anggota tubuhnya tunduk melaksanakan syari'at-syari'at Islam, dan Allah menjadikannya benci melakukan perbuatan yang diharamkan."


Sumber: At-Taudhihu wal Bayan li Syajarotil Iman, hal.55


#Fawaidumum #akhlak #tafsir #alquran @warisansalaf


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
AGAR HATI JADI LEMBUT & SEMUA HAJAT TERPENUHI.


Sebuah kisah disampaikan oleh Abu Darda' radhiyallahu'anhu :

Satu hari, ada seorang datang menemui Nabi ﷺ, mengeluh tentang kondisinya yang keras hati. Lantas Nabi ﷺ berkata kepadanya

أتحب أن يلين قلبك وتدرك حاجتك؟

'Maukah ku beritahu kepadamu cara ampuh untuk melembutkan hati dan mendapatkan apa saja yang kau dambakan?'

ارحم اليتيم، وامسح رأسه وأطعمه من طعامك يلن قلبك وتدرك حاجتك

'Kasihi anak yatim, usap kepalanya, berilah ia makan dari apa yang kau makan, niscaya hatimu menjadi lembut dan terpenuhi segala yang kau inginkan.'


[HR Ath Thabarani dalam Al Kabir. Dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Ash Shahihah no. 854]


Disebutkan juga, sebuah kisah menarik yang disampaikan oleh Abu Bakr bin Hafsh:

أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ كَانَ لَا يَأْكُلُ طَعَامًا إِلَّا وَعَلَى خِوَانِهِ يَتِيمٌ

'Dahulu ada satu hamba Allah, dimana tidaklah ia menyantap makanan kecuali satu meja bersama anak yatim.'


[Shahih. Dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Adabul Mufrad, hal 75]


#Fawaidumum #akhlak @warisansalaf



https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
TERMASUK DOSA BESAR SESEORANG MENCELA KEDUA ORANG TUANYA


Abdullah bin Amr bin al 'Ash radhiallahu 'anhu berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

مِنَ الْكَبَائِرِ شَتْمُ الرَّجُلِ وَالِدَيْهِ

"Termasuk dosa besar ialah seseorang mencela kedua orang tuanya.'

Mereka (para shahabat) bertanya, "Wahai Rasulullah, mungkinkah seseorang itu mencela kedua orang tuanya?

Beliau menjawab,

نَعَمْ يَسُبُّ أَبَا الرَّجُلِ فَيَسُبُّ أَبَاهُ، وَيَسُبُّ أُمَّهُ فَيَسُبُّ أُمَّهُ

"ya, (yaitu ketika) ia mencela ayah orang lain lalu orang itu balik mencela ayahnya, dan ia mencela ibu orang lain, lalu orang itu mencela ibunya."

..............................

Keterangan: padanya terdapat penjelasan, bahwasanya siapa saja yang menjadi sebab terjadinya sesuatu, maka perbuatan itu boleh dinisbahkan kepada dirinya.

Dalam hadits di atas sebenarnya orang itu tidak mencela/menghina kedua orang tuanya sendiri. Akan tetapi ketika ia menjadi sebab orang tuanya dihina atau dicela oleh orang lain, maka perbuatan itu pun disandarkan kepada dirinya, dan digolongkan sebagai kedurhakaan kepada orang tua.
...............................

HR. Muslim (no.146), lihat ta'liq Muhammad Fuad Abdul Baaqi.


#Fawaidumum #hadits #mutiarahadits @warisansalaf


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
MEREKA SEPERTI TANAH YANG TANDUS...


Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz rahimahullah berkata,

"Betapa banyak manusia saat ini yang keadaan mereka seperti tanah yang tandus, yaitu (tanah) yang tidak bisa menampung air dan tidak menumbuhkan tetumbuhan, disebabkan mereka berpaling, lalai, dan tidak memiliki perhatian terhadap ilmu (agama)." selesai.


Syaikh mengisyaratkan kepada hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang mempermisalkan orang yang belajar ilmu agama dan mengajarkannya seperti air hujan yang turun di atas tanah yang subur, sebagian dari tanah itu bisa menampung air dan disekitarnya tetumbuhan tumbuh subur. Dengan tumbuhan dan air tersebut manusia bisa mengambil manfaatnya.

Sedangkan orang yang tidak peduli dengan ilmu syar'i diperumpamakan seperti tanah tandus yang kering, ketika air hujan turun menyiraminya, tanah tersebut tidak bisa menampung airnya dan tidak menumbuhkan tetumbuhan, jenis yang seperti ini tidak bermanfaat untuk dirinya dan orang lain. ( Lihat Shahih al Bukhari no.79 dan Shahih Muslim no.2282 )


(Sumber: فضل العلم وأخلاق أهله hal.38).


#Fawaidumum #akhlak #ilmu @warisansalaf


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado


APAKAH POTONGAN KUKU DAN RAMBUT DISYARI'ATKAN DIPENDAM DI TANAH ?


FATWA SYAIKH ABDUL AZIZ BIN ABDULLAH BIN BAAZ

1⃣ PERTANYAAN PERTAMA: Aku mendengar sebagian manusia mengatakan, bahwa jika sudah selesai memotong kuku, maka hendaknya diambil dan dikubur pada tempat tertentu, dan kemudian dibacakan beberapa surat padanya; seperti Surat Al Ikhlash atau Mu'awwidzatain (Alfalaq dan Annas), dan hendaknya tidak dibuang (sembarangan). Apakah hukum perkara yang seperti ini?

Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah menjawab,

هذا شيء لا أصل له، إذا قص الإنسان أظفاره يرميها ولا بأس، ولا حاجة إلى دفنها ولا قراءة القرآن عليها. هذا خرافة لا أصل لها ولا أساس لها، متى قص الإنسان أظفاره رجل أو امرأة فلا حرج في إلقائها في أي مكان.

"Hal yang seperti ini tidak ada dasarnya, bila seseorang memotong kukunya lalu membuangnya begitu saja, maka tidak mengapa. Tidak perlu dikubur atau dibacakan surat Al Qu'ran padanya. Ini adalah khurofat yang tidak ada dasar dan landasannya.

Kapan saja seseorang memotong kukunya, baik laki maupun perempuan, maka tidak masalah dia membuangnya di mana saja.

Sumber:
http://www.binbaz.org.sa/noor/8409



2⃣ PERTANYAAN KEDUA: Apakah wajib mengubur rambut yang rontok dan potongan kuku pada tanah?

Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah menjawab,

ليس بلازم، يلقيها في القمامة والحمد لله، ما في دليل على دفنها، إذا ألقاها في القمامة كفى والحمد لله.

"Tidak harus, dia bisa membuanya ke sampah walhamdulillah. Tidak ada dalil untuk menguburnya. Apabila dia buang ke tempat sampah, hal itu sudah cukup, walhamdulillah.

Sumber:
http://www.binbaz.org.sa/noor/8573



#fawaidumum #sunanfithroh @warisansalaf


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
SESEORANG AKAN MENGIKUTI ORANG YANG DICINTAI....


Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah berkata,

الحبيب يُقلّد محبوبَهُ حتى في أمُور الدّنيا،

"Seorang yang mencintai akan mengikuti orang yang dicintai, hingga dalam urusan dunia.

فتجِده يُقلّدهُ في اللباس والكلام، بل في الخطّ

Kamu akan mendapatinya mengikuti orang yang dia cintai dalam cara berpakaian, berbicara. Bahkan, cara berjalannya sekalipun.

وهذا من شِدّة محبّتهم له، فالإنسان كلما أحبّ شخصا حاول أن يكون مثله في خِصاله

Ini disebabkan besarnya kecintaan mereka kepada orang yang dicintai. Sehingga, ketika seseorang mencintai orang lain, ia akan berusaha untuk meniru perangai-perangainya.

فإذا أحبَبْتَ النبي -صلى الله عليه وسلم- فإنّ هذه المحبّة تقودك إلى اتّباعه -صلوات الله وسلامه عليه-

Maka, jika kamu mencintai Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kecintaan itu akan mengarahkanmu untuk mengikuti beliau -shalawatullah wasalamuhu 'alaihi-"


(Syarhu Hilyah Thalabil Ilmi, hlm.23).


#Fawaidumum #akhlak #teladan #nabi @warisansalaf


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
MEMOHON PERTOLONGAN KETIKA BERIBADAH.


Allah ﷻ berfirman,

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

"Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan."


Asy-Syaikh Ubaid bin Abdillah al-Jabiri rahimahullah berkata,

"Dalam ayat ini, Allah memerintahkan untuk beribadah dan memohon pertolongan,

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

"Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan."

Rahasianya dikatakan oleh sebagian ahlul ilmi,

"Dikarenakan ibadah tidak mungkin dilaksanakan dengan cara yang benar tanpa memohon bantuan kepada Allah."


(Ithaful Uqul bi Syarh Tsalatsatil Ushul, hlm. 93).


#Fawaidumum #aqidah #ibadah @warisansalaf


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
MENGHIDUPKAN HATI DENGAN ILMU AGAMA


Al-Hafizh Ibnu Hajar al-'Asqolani rahimahullah berkata,


فَكَمَا أَنَّ الْغَيْثَ يُحْيِي الْبَلَدَ الْمَيِّتَ فَكَذَا عُلُومُ الدِّينِ تُحْيِي الْقَلْبَ الْمَيِّتَ


"Sebagaimana hujan dapat menghidupkan negeri yang mati, maka demikian juga ilmu-ilmu agama dapat menghidupkan hati yang mati."


(FathulBaari 1/177).

#Fawaidumum #akhlaq #akhlak #hati


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
MEMAHAMI TAFSIR KALIMAT TAUHID 2️⃣.


(Terjemah Kitab Tafsir Kalimat Tauhid, karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah)


Beliau melanjutkan,

إذا فهمت ذلك، فتأمل هذه الألوهية التي أثبتها الله لنفسه، ونفاها عن محمد، وجبرائيل عليهما السلام، فضلا عن غيرهما من الأولياء والصالحين، أن يكون لهم مثقال حبة خردل.

Apabila kamu telah memahami hal ini, maka perhatikanlah sifat ketuhanan yang Allah tetapkan bagi diri-Nya, dan Dia nafikan (sifat ketuhanan itu) dari Muhammad dan Jibril ‘alaihimassalam, lebih-lebih lagi dari selain keduanya baik itu para wali dan orang-orang shalih, bahwa mereka tidak memilikinya seberat biji sawi sekalipun.

إذا عرفت هذا، فاعلم أن هذه الألوهية هي التي تسميها العامة، في زماننا: السر، والولاية; فالإله معناه: الولي الذي فيه السر; وهو الذي يسمونه: الفقير، والشيخ; وتسميه العامة: السيد، وأشباه هذا; وذلك أنهم يظنون، أن الله جعل لخواص الخلق عنده منزلة، يرضى أن الإنسان يلتجئ إليهم ويرجوهم، ويستغيث بهم، ويجعلهم واسطة بينه وبين الله; فالذي يزعم أهل الشرك في زماننا أنهم وسائطهم، هم الذين يسميهم الأولون: الإله، والواسطة هو الإله، فقول الرجل: لا إله إلا الله، إبطال للوسائط.

Apabila kamu telah memahami perkara ini, maka ketahuilah bahwasanya bentuk ketuhanan seperti inilah yang dinamakan oleh orang sekarang dengan sirr dan wilayah.

Maka Tuhan maknanya adalah seorang wali yang memiliki sirr, mereka menamakannya dengan faqir dan syaikh. Dan orang awam menyebutnya dengan sayyid dan yang semisalnya.

Hal itu disebabkan mereka menyangka bahwa Allah memberikan kedudukan khusus bagi hamba-hamba pilihan-Nya, yang mana Allah ridha bila manusia berlindung, berharap, dan beristighasah kepada mereka, dan menjadikan mereka sebagai perantara antara dirinya dengan Allah.

Maka orang-orang yang dianggap sebagai perantara (penyampai kebutuhan mereka kepada Allah) oleh pelaku kesyirikan di zaman kita ini, sebenarnya (oleh pelaku kesyirikan) di zaman dahulu dinamakan dengan tuhan, maka perantara sama sama saja dengan tuhan (yang disembah).

Sehingga ucapan “lailahaillallah” membatalkan perantara-perantara tersebut (karena hakekatnya mereka adalah tuhan yang disembah).


Bersambung insyaallah...


Tafsir Kalimat Tauhid.
#Fawaidumum #aqidah #tauhid


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
MEMAHAMI TAFSIR KALIMAT TAUHID 3️⃣..


(Terjemah Kitab Tafsir Kalimat Tauhid, karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah)

Beliau rahimahullah melanjutkan,

إذا أردت أن تعرف هذا معرفة تامة، فذلك بأمرين: الأول: أن تعرف أن الكفار الذين قاتلهم النبي صلى الله عليه وسلم وقتلهم، وغنم أموالهم، واستحل دماءهم، وسبى نساءهم، كانوا مقرين لله بتوحيد الربوبية; وهو أنه لا يخلق إلا الله، ولا يرزق، ولا يحيي، ولا يميت، ولا يدبر الأمر إلا الله، كما قال تعالى: {قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلا تَتَّقُونَ} [سورة يونس آية: 31] .

Apabila kamu ingin memahami perkara ini dengan baik, maka bisa dengan dua perkara:

Pertama: dengan anda mengetahui bahwasanya orang-orang kafir yang diperangi dan dibunuh oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dirampas hartanya, dihalalkan darahnya, dan ditawan para wanitanya, adalah orang-orang yang mengakui tauhid rububiyyah bagi Allah, yaitu (mereka yakin bahwa) tidak ada Pencipta, Pemberi rezeki, Yang menghidupkan dan mematikan, dan mengatur urusan kecuali Allah. Sebagaimana firman (Allah) ,

“Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?" (QS. Yunus:31)

وهذه: مسألة عظيمة، مهمة، وهي: أن تعرف أن الكفار شاهدون بهذا كله، ومقرون به، ومع هذا لم يدخلهم في الإسلام، ولم يحرم دماءهم وأموالهم، وكانوا أيضا يتصدقون، ويحجون، ويعتمرون، ويتعبدون، ويتركون أشياء من المحرمات، خوفا من الله عز وجل.

Ini merupakan masalah yang agung dan penting, yaitu anda megetahui bahwasanya orang-orang (tersebut) mempersaksikan dan mengakui semua ini. Namun ternyata (keyakinan mereka tersebut) belum cukup membuat mereka masuk ke dalam Islam, dan tidak mengharamkan harta dan darah mereka. Padahal mereka juga bersedekah, berhaji dan umrah, beribadah, dan meninggalkan beberapa perkara yang haram karena takut kepada Allah ‘Azza wa Jalla.


Bersambung insyaallah....


(Tafsir Kalimat Tauhid).
#Fawaidumum #aqidah #tauhid


https://tttttt.me/faidahassunnahmanado