https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
IBNU MAS'UD DAN JAMAAH ZIKIR. [bag. 1 Kisah]
📖 Ad Darimi meriwayatkan dengan sanad yang shahih dalam Sunan-nya sebuah kejadian yang patut kita renungkan. Pagi itu, azan Subuh belumlah berkumandang. Shahabat Abu Musa Al Asy’ari melihat orang-orang berkumpul di masjid.
🕋 Sambil menunggu salat wajib untuk ditunaikan, orang-orang itu berkumpul menjadi beberapa kelompok. Tiap kelompok ada pemimpin yang memandu mereka untuk berzikir. Mereka menggunakan kerikil sebagai alat penghitung zikirnya.
📿 “Bertasbihlah seratus kali,” kata salah satu pemandu zikir. Anggotanya pun melakukan tasbih. “Bertahlillah seratus kali.” “Bertakbirlah seratus kali.” Demikian, anggota halaqahnya mengikuti perintah dari sang pemandu.
❓ Abu Musa merasa aneh dengan amalan yang tidak pernah dilihatnya di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ini. Kalau tasbih, tahlil, dan takbir tentu itu adalah zikir yang sudah sangat dikenal oleh shahabat. Namun, yang beliau anehkan adalah caranya yang berjamaah. Cara ini tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para shahabat.
📌 Maka, Abu Musa pun mendatangi Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu untuk meminta keterangan dari beliau. Ibnu Mas’ud memang dikenal sebagai shahabat yang sangat lama menimba ilmu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
❗️ Setelah Abu Musa bercerita apa yang dialaminya, Ibnu Mas’ud pun segera ke masjid untuk meluruskan bid’ah yang mereka lakukan. Ibnu Mas’ud pun marah.
📗 “Apa yang kalian lakukan ini?” tanya Ibnu Mas’ud.
📿 “Wahai Abu Abdirrahman (Ibnu Mas’ud), ini hanyalah kerikil untuk menghitung takbir, tahlil, dan tasbih.”
📗 “Hitunglah kejelekan kalian, aku jamin sedikit pun kebaikan kalian tidak akan hilang.”
❗️ Ibnu Mas’ud melanjutkan, “Kasihan kalian umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam! Betapa cepat kehancuran kalian! Ini, para shahabat Nabi kalian shallallahu ‘alaihi wasallam masih banyak. Baju-baju beliau pun belum usang. Bejana beliau pun belum juga pecah. Demi Dzat Yang jiwaku berada di Tangan-Nya, apakah kalian ini di atas agama yang lebih berpetunjuk daripada agama Nabi ataukah kalian membuka pintu kesesatan?!”
❌ Andai agama mereka lebih berpetunjuk daripada agama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, tentunya ini tidak mungkin, karena Allah sudah menegaskan ridha-Nya terhadap kesempurnaan agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam . Sehingga, hanya tersisa kemungkinan kedua, mereka membuka pintu kesesatan.
📿 Lalu, orang-orang itu pun berdalih, “Wahai Abu Abdirrahman, kami hanya ingin kebaikan.”
🍃 Niatan mereka sebenarnya baik, menunggu datangnya waktu salat dengan melakukan zikir berjamaah. Tapi sayang, caranya tidak sesuai dengan teladan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sehingga, ada satu syarat yang tidak terpenuhi agar amalnya diterima.
✅ Makanya, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu pun menjawabnya, “Betapa banyak orang yang ingin kebaikan, tapi sayang tidak bisa mendapatkannya.”
📖 Beliau pun melanjutkan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengabarkan kepadaku, ada suatu kaum yang membaca Al Quran, namun tidak melewati kerongkongan mereka (yakni hanya dibaca tanpa direnungi sampai di kalbunya). Demi Allah, aku tidak tahu, bisa jadi mayoritas mereka adalah dari golongan kalian.” Ibnu Mas’ud pun berpaling dari mereka setelah memberikan nasihat ini.
🌪 Benarlah apa yang diprediksi oleh Ibnu Mas’ud. Beberapa tahun kemudian, terjadi perang antara kaum muslimin dengan Khawarij di Nahrawan. Ternyata, mayoritas yang ikut di majelis bid’ah tersebut ikut memerangi muslimin dalam barisan Khawarij.
✍️ Abu Yusuf
🌍 Dari https://tashfiyah.com/ibnu-masud-mengingkari-zikir-jamaah/
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #Ibnumasud #bertanya #khawarij #zikir
@majalahtashfiyah
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
IBNU MAS'UD DAN JAMAAH ZIKIR. [bag. 1 Kisah]
📖 Ad Darimi meriwayatkan dengan sanad yang shahih dalam Sunan-nya sebuah kejadian yang patut kita renungkan. Pagi itu, azan Subuh belumlah berkumandang. Shahabat Abu Musa Al Asy’ari melihat orang-orang berkumpul di masjid.
🕋 Sambil menunggu salat wajib untuk ditunaikan, orang-orang itu berkumpul menjadi beberapa kelompok. Tiap kelompok ada pemimpin yang memandu mereka untuk berzikir. Mereka menggunakan kerikil sebagai alat penghitung zikirnya.
📿 “Bertasbihlah seratus kali,” kata salah satu pemandu zikir. Anggotanya pun melakukan tasbih. “Bertahlillah seratus kali.” “Bertakbirlah seratus kali.” Demikian, anggota halaqahnya mengikuti perintah dari sang pemandu.
❓ Abu Musa merasa aneh dengan amalan yang tidak pernah dilihatnya di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ini. Kalau tasbih, tahlil, dan takbir tentu itu adalah zikir yang sudah sangat dikenal oleh shahabat. Namun, yang beliau anehkan adalah caranya yang berjamaah. Cara ini tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para shahabat.
📌 Maka, Abu Musa pun mendatangi Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu untuk meminta keterangan dari beliau. Ibnu Mas’ud memang dikenal sebagai shahabat yang sangat lama menimba ilmu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
❗️ Setelah Abu Musa bercerita apa yang dialaminya, Ibnu Mas’ud pun segera ke masjid untuk meluruskan bid’ah yang mereka lakukan. Ibnu Mas’ud pun marah.
📗 “Apa yang kalian lakukan ini?” tanya Ibnu Mas’ud.
📿 “Wahai Abu Abdirrahman (Ibnu Mas’ud), ini hanyalah kerikil untuk menghitung takbir, tahlil, dan tasbih.”
📗 “Hitunglah kejelekan kalian, aku jamin sedikit pun kebaikan kalian tidak akan hilang.”
❗️ Ibnu Mas’ud melanjutkan, “Kasihan kalian umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam! Betapa cepat kehancuran kalian! Ini, para shahabat Nabi kalian shallallahu ‘alaihi wasallam masih banyak. Baju-baju beliau pun belum usang. Bejana beliau pun belum juga pecah. Demi Dzat Yang jiwaku berada di Tangan-Nya, apakah kalian ini di atas agama yang lebih berpetunjuk daripada agama Nabi ataukah kalian membuka pintu kesesatan?!”
❌ Andai agama mereka lebih berpetunjuk daripada agama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, tentunya ini tidak mungkin, karena Allah sudah menegaskan ridha-Nya terhadap kesempurnaan agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam . Sehingga, hanya tersisa kemungkinan kedua, mereka membuka pintu kesesatan.
📿 Lalu, orang-orang itu pun berdalih, “Wahai Abu Abdirrahman, kami hanya ingin kebaikan.”
🍃 Niatan mereka sebenarnya baik, menunggu datangnya waktu salat dengan melakukan zikir berjamaah. Tapi sayang, caranya tidak sesuai dengan teladan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sehingga, ada satu syarat yang tidak terpenuhi agar amalnya diterima.
✅ Makanya, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu pun menjawabnya, “Betapa banyak orang yang ingin kebaikan, tapi sayang tidak bisa mendapatkannya.”
📖 Beliau pun melanjutkan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengabarkan kepadaku, ada suatu kaum yang membaca Al Quran, namun tidak melewati kerongkongan mereka (yakni hanya dibaca tanpa direnungi sampai di kalbunya). Demi Allah, aku tidak tahu, bisa jadi mayoritas mereka adalah dari golongan kalian.” Ibnu Mas’ud pun berpaling dari mereka setelah memberikan nasihat ini.
🌪 Benarlah apa yang diprediksi oleh Ibnu Mas’ud. Beberapa tahun kemudian, terjadi perang antara kaum muslimin dengan Khawarij di Nahrawan. Ternyata, mayoritas yang ikut di majelis bid’ah tersebut ikut memerangi muslimin dalam barisan Khawarij.
✍️ Abu Yusuf
🌍 Dari https://tashfiyah.com/ibnu-masud-mengingkari-zikir-jamaah/
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #Ibnumasud #bertanya #khawarij #zikir
@majalahtashfiyah
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
Telegram
FAEDAH AS-SUNNAH MANADO 🇮🇩
Wasilah Dakwah Salafiyyah Manado.
Chanel Resmi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Manado, Di bawah Bimbingan Al-Ustadz Adnan bin Abdul Majid حفظه الله تعالى
Live streaming Kajian:
RADIO SYARIAH.
http://radioislam.id/RadioIslamAsSunnahManado
Chanel Resmi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Manado, Di bawah Bimbingan Al-Ustadz Adnan bin Abdul Majid حفظه الله تعالى
Live streaming Kajian:
RADIO SYARIAH.
http://radioislam.id/RadioIslamAsSunnahManado