دَايَةرَوْضَةُالقُرْآنْ
104 subscribers
873 photos
861 links
LPI Dayah Raudhatul Qur'an

Media informasi RQ-Center
📡Fb : Rq Post
🌎Fb : Dayah Raudhatul Qur'an
📷 : @dayahraudhatulquran
🐦 : @LPI_DayahRQ
📥 :t/me.dayahraudhatulquran

Alamat: jln.Mesjid No.1D Tungkop Darussalam Aceh Besar
Download Telegram
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
‎اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
🗒🔊🎤 Tausiah Singkat Lajnah Dakwah RQ-Center

*Sabar dalam Beribadah dan Musibah, Mana yang Lebih Berat?*

Biasanya kita dinasihati untuk sabar menghadapi musibah. Seberat-beratnya sabar dalam musibah, jauh lebih berat lagi untuk sabar dalam beribadah. Salah satu godaan terbesar seorang salik yang tengah berjalan menuju ilahi adalah dia hendak cepat-cepat sampai padahal masih banyak stasiun yang harus disinggahi dan dijalani.

Ketika Tuhan menceritakan di dalam Al-Qur'an bagaimana semesta diciptakan dalam enam masa (fi sittati ayyam), sejatinya Tuhan tengah mengajari manusia bahwa semuanya itu berproses dan membutuhkan waktu.

Tuhan bukan tidak sanggup menciptakan alam semesta dalam sekedip kun fayakun-Nya, tapi kalau Tuhan yang Maha Kuasa saja menciptakan semesta ini setahap demi setahap, lalu siapa kita yang hendak mengubah semesta dalam diri kita ini hanya sekejap saja?

Pernah dikisahkan dalam sebuah riwayat bagaimana ada tiga sahabat yang bernafsu dalam beribadah. Larangan menahan nafsu itu bukan hanya berkenaan dengan duniawi semata, tapi juga urusan ukhrawi. Sahabat pertama berikrar tidak mau menikah. Sahabat kedua bertekad mau puasa setiap hari. Sahabat ketiga mau terjaga dan shalat malam terus menerus.

Rasulullah SAW kemudian bersabda kepada mereka: "Demi Allah, aku adalah orang yang paling takut dan paling bertakwa kepada Allah! Namun selain berpuasa aku juga berbuka (tidak berpuasa), selain shalat aku juga tidur, dan aku juga menikahi wanita. Barangsiapa yang membenci Sunnahku, maka ia bukan termasuk golonganku," (HR Bukhari dan Muslim).

Nabi tengah mengajarkan kepada sahabat beliau (radhiyallah 'anhum) untuk bersabar dalam beribadah, tidak bernafsu saat beribadah dan menyeimbangkan urusan dunia dan akhirat. Inilah keindahan Islam.

Orang yang bernafsu dalam beribadah melebihi kapasitas sebagai manusia biasa justru akan semakin jauh dari perjalanan menujuNya. Ibadah itu sejatinya membesarkan Allah bukan membesarkan ego dan nafsu kita termasuk saat tengah menjalankan perintahNya.

Jangan sampai seolah kita tengah membesarkanNya padahal nafsu kita lah yang tengah kita kobarkan. Jangan sampai kita seolah berjalan menujuNya, padahal kita hanya berputar-putar di ego diri kita saja.

Antara takbir di awal shalat dan ucapan salam di akhir shalat, ada nafsu kita kah di sana? Antara fajar subuh memulai puasa dan terbenamnya matahari saat berbuka, ada diri kita kah di sana?

Antara memulai mencari nafkah sehingga terkumpul nishab setahun membayar zakat, ada kepentingan diri kita kah di sana? Antara ucapan Labbaik Allahumma Labbaik hingga wukuf di arafah sata berhaji, masihkah kita rasakan ada ego kita di sana?

Mereka yang sabar dalam beribadah akan bersedia melepaskan dirinya dan sepenuhnya tunduk pada keinginan Sang Penguasa Alam. Semua berada dalam takaran sesuai stasiun yang tengah kita lewati. Mereka yang telah dicelup oleh Allah dalam samuderaNya (QS 2:138) nafsu dirinya akan tenggelam. Yang muncul ke permukaan hanya qalbun salim. Di sanalah Dia bertahta.

Orang yang berusaha sabar menghadapi musibah adalah orang yang sadar bahwa tanpa pertolonganNya kita tidak bisa menghadapi berbagai problematika kehidupan kita. Namun orang yang sabar saat menyembahNya adalah orang yang sadar bahwa Allah tidak bisa didekati dengan keinginan dan kemampuan diri melainkan sesuai dengan tahapan proses yang telah ditentukanNya untuk masing-masing dari kita.


Nadirsyah Hosen, Rais Syuriyah PCI Nahdlatul Ulama Australia-New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School.


و الله أعلم بالصواب و علمه أتم

Do'a Kafaratul Majelis

‎سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَاإلٰهَ إلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إلَيْكَ.

Media informasi LDRQ-Center
‎بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
‎اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
🗒🔊🎤 Tausiah Singkat Lajnah Dakwah RQ-Center

SETIAP KEBAIKAN ADALAH SEDEKAH

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu: sekelompok manusia dari shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ya Rasulullah! Orang-orang kaya memborong banyak pahala. Mereka shalat seperti kami shalat, mereka puasa seperti kami puasa, tetapi mereka bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Beliau bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan untuk kalian apa yang bisa kalian sedekahkan? Sesungguhnya setiap tasbih adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap memerintah yang ma’ruf adalah sedekah, setiap melarang kemungkaran adalah sedekah, dan pada senggama kalian ada sedekahnya pula.” Mereka berkata, “Ya Rasulullah! Benarkah salah seorang dari kami melampiaskan syahwatnya lantas dia mendapat pahala?” Beliau menjawab, “Bagaimana menurut kalian, jika dia melampiaskannya pada yang haram, bukankah dia akan mendapat dosa? Begitu pula, jika dia melampiaskannya pada yang halal, maka dia mendapat pahala.”

Sumber: Shahih Muslim (No. 1006)

والله أعلم بالصواب وإليه المرجع والمآب

Do'a Kafaratul Majelis

‎سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَاإلٰهَ إلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إلَيْكَ.

Media informasi LDRQ-Center

📞Channel whatsapp LDRQ:
https://whatsapp.com/channel/0029ValKVW6F1YlPl1ZAWz3C
📷Instagram LDRQ: https://instagram.com/ldrq.raudhatulquran
📷Instagram Dayah RQ : https://instagram.com/dayahraudhatulquran__
🌎Fans Page Fb : https://www.facebook.com/dayahrqcenter
📡Fb : https://www.facebook.com/pusat.rq
🎬Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCXam1oDfCU_ieIA9WBD3VoQ
🐦X :
https://x.com/LPI_DayahRQ
📝Telegram : t.me/dayahraudhatulquran

#dayahraudhatulquran
#lajnahdakwahraudhatulquran
💎⭐️⛅️🤝
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
‎اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
🗒🔊🎤 Tausiah Singkat Lajnah Dakwah RQ-Center

*Tiga Nasehat Kepemimpinan untuk Khalifah Umar bin Abdul Aziz*

Umar bin Abdul Aziz adalah khalifah Umayyah yang memerintah dari tahun 717 hingga 720 M. Meskipun masa pemerintahannya singkat, beliau dikenal sebagai salah satu khalifah terbaik dalam sejarah Islam. Beliau terkenal dengan keadilan, kesederhanaan, dan ketaqwaannya.


Ada satu kisah yang menarik ketika Khalifah Umar bin Abdul Aziz menulis surat pada Sufi Agung dan ahli Fiqih di masanya, yakni Al-Hasan Al-Bashri. Menerima surat tersebut, akhirnya Al-Hasan Al-Bashri pun menulis surat nasihat kepada Khalifah.


Nasihat Al-Hasan Al-Bashri, didokumentasikan oleh Profesor Quraish Shihab dalam buku Islam dan Politik, menyampaikan pentingnya berlaku adil dalam memimpin. Nasihat ini ibarat cahaya yang menerangi jalan para pemimpin dalam menjalankan tugas mulia mereka.


Menurut Hasan Al-Bashri ada tiga analogi tentang pemimpin yang adil. Pertama, pemimpin yang adil adalah pelurus dan pelindung. Seyogianya mengangkat pemimpin yang adil untuk "meluruskan yang bengkok, menegakkan keadilan, memperbaiki kerusakan, memberi kekuatan kepada yang lemah, dan menjadi tempat berlindung bagi yang takut dan berharap." Ini adalah gambaran ideal seorang pemimpin yang senantiasa mengupayakan kebaikan dan kesejahteraan rakyat.


Pemimpin yang adil tidak hanya mengatur, tetapi juga menjadi pelindung dan pembela bagi rakyatnya. Ia tidak berkuasa untuk menindas, melainkan untuk melindungi dan memberdayakan. Ia adalah sosok yang ditakdirkan untuk meluruskan segala bentuk ketidakadilan, menegakkan keadilan atas kezaliman, memperbaiki kerusakan, menjadi kekuatan bagi kaum yang lemah, serta tempat berlindung bagi mereka yang dihantui rasa takut dan harapan.


Kedua, pemimpin yang adil ibarat pengembala yang penuh belah kasih. Al-Hasan Al-Bashri selanjutnya mengumpamakan pemimpin yang adil dengan seorang penggembala yang sangat kasih terhadap gembalaannya. Baginya, rakyat adalah amanah yang harus dijaga dan dilindungi. Ia mengantarkan mereka menuju kebaikan dan kemakmuran, menjauhkan mereka dari bahaya dan kebinasaan.


Pemimpin yang adil tidak hanya memerintah, tetapi juga menjadi teladan dan pembimbing. Ia mengayomi rakyatnya dengan penuh kasih sayang dan kepedulian, memastikan mereka terpenuhi kebutuhannya dan terjamin keamanannya.


Ketiga, Imam yang Adil ibarat seorang ayah yang bertanggung jawab kepada anak-anaknya. Pemimpin adil bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan mereka, baik ketika mereka masih kecil maupun ketika mereka sudah dewasa. Ia tidak hanya memberikan nafkah, tetapi juga mendidik dan membimbing mereka agar menjadi pribadi yang baik.


Pemimpin yang adil tidak hanya memerintah, tetapi juga menjadi teladan dan mentor. Ia bekerja dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab demi kemaslahatan rakyatnya, menjamin kesejahteraan mereka di masa sekarang dan mempersiapkan mereka untuk masa depan yang lebih baik. (Quraish Shihab, Islam dan Politik; Perilaku Politik Berkeadaban, [Ciputat, Lentera Hati: 2023], halaman 192).


Sementara itu, Syekh Ahmad Hasyimi, dalam kitab Jawahirul Adab memuat nasihat Al-Hasan Al-Bashri kepada Amirul Mukminin, Umar bin Abdul Aziz, yang menekankan pentingnya untuk memerintah dengan adil dan bijaksana, serta menghindari tindakan-tindakan yang zalim dan tidak bermoral.



لا تحكم يا أمير المؤمنين في عباد الله بحكم الجاهلين، ولا تسلك بهم سبيل الظالمين، ولا تسلط المستكبرين على المستضعفين، فإنهم لا يرقبون في مؤمن إلاّ ولا ذمة، فتبوء بأوزارك وأوزار مع أوزارك، وتحمل أثقالك وأثقالاً مع أثقالك. ولا يغرنك الذين يتنعمون بما فيه بؤسك، ويأكلون الطيبات في دنياهم بإذهاب طيباتك في آخرتك. ولا تنظر إلى قدرتك اليوم، ولكن انظر إلى قدرتك غدًا وأنت مأسور في حبائل الموت، وموقوف بين يدى الله في مجمع من الملائكة النبيين والمرسلين، وقد عنت الوجوه للحى القيوم
Artinya, "Janganlah, wahai Amirul Mukminin, engkau memerintah hamba-hamba Allah dengan hukum yang diterapkan oleh orang-orang jahil. Jangan juga menempuh jalan orang-orang yang berlaku aniaya. Jangan beri peluang para pendurhaka terhadap kaum lemah, karena mereka itu tidak memelihara hubungan kekerabatan dengan orang mukmin, tidak juga mengindahkan perjanjian, karena jika engkau memberi peluang itu maka engkau skan memikul dosa-dosamu dan juga dosadosa (mereka) bersama dosamu. Engkau akan memikul beban-bebanmu bersama beban-beban selainmu!


Janganlah teperdaya dengan mereka yang menikmati hal-hal yang menjadi sumber kesengsaraanmu. Mereka menikmati aneka kebaikan di dunia mereka dengan menyingkirkan kebajikan yang berkaitan dengan akhiratmu. Jangan memandang kepada kemampuanmu hari ini tetapi lihatlah kemampuanmu esok saat engkau disandera dalam tali-temali maut, berdiri di hadapan Allah dalam himpunan para malaikat, para nabi dan rasul, di mana semua wajah tertunduk di hadapan Tuhan yang Maha Hidup dan Maha Berdiri sendiri lagi Maha Mengurus semua makhluk. (Ahmad Hasyimi, Jawahirul Adab fi Adbiyati wa Insyai Lughatil 'Arab, [Maktabah Fahrasatul Kamilah: 1969], halaman 341).


Demikian nasihat bijak Hasan Al-Bashri pada Umar bin Abdul Aziz, yang menjadi pedoman dalam menata dan mewujudkan pemerintahan yang bagus dan lurus. Wallahu a’lam.


Ustadz Zainuddin Lubis, Pegiat Kajian Keislaman Tinggal di Ciputat Jakarta

و الله أعلم بالصواب و علمه أتم

Do'a Kafaratul Majelis

‎سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَاإلٰهَ إلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إلَيْكَ.

Media informasi LDRQ-Center

📷Instagram LDRQ: https://instagram.com/ldrq.raudhatulquran
📷Instagram Dayah RQ : https://instagram.com/dayahraudhatulquran__
🌎Fans Page Fb : https://www.facebook.com/dayahrqcenter
📡Fb : https://www.facebook.com/pusat.rq
🎬Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCXam1oDfCU_ieIA9WBD3VoQ
🐦Twitter : https://twitter.com/LPI_DayahRQ?s=09
📝Telegram : t.me/dayahraudhatulquran

#dayahraudhatulquran
#lajnahdakwahraudhatulquran
💎🤝
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
‎اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
🗒🔊🎤 Tausiah Singkat Lajnah Dakwah RQ-Center

*Kisah Hamba yang Lama Tidak Berzikir pada Allah*

Kenikmatan duniawi terkadang membuat seseorang lupa daratan dan tidak ingat pada Sang Pemberi Nikmat, yaitu Allah SWT. Jika hal ini terjadi, kenikmatan tersebut dapat berubah menjadi malapetaka.


Hal ini sebagaimana terjadi pada hamba Allah yang dikisahkan oleh Syekh Ahmad Syihabudin Al-Qulyubi dalam kitab An-Nawadir fi Hikayatis Shalihin wa ‘Aja’ibil Mutaqaddimin (Kairo, Darul Afaq al-Arabiyah: 2010), halaman 28.


Dikisahkan seorang hamba yang bertahun-tahun lamanya tidak pernah lagi berzikir kepada Allah. Hal ini membuat malaikat heran sekaligus geram. Malaikat tersebut kemudian memberanikan diri untuk bertanya kepada Allah.


“Wahai Tuhan kami, sesungguhnya si Fulan sudah sekian lama tidak berzikir kepada-Mu,” kata Malaikat kepada Allah.


Allah kemudian berfirman:


“Dia tidak lagi berzikir mengingat-Ku karena larut dalam kenikmatan yang telah Aku berikan padanya. Jika Aku berikan penderitaan niscaya dia akan kembali mengingat-Ku.”


Selanjutnya Allah memerintahkan Malaikat Jibril untuk memberi peringatan pada hamba tersebut dengan cara membuat setiap tetes keringat yang keluar dari badannya menjadi penyakit yang merusak kulitnya.


Benar saja, setelah hamba tersebut terbujur sakit dan tidak dapat lagi merasakan kenikmatan duniawi, akhirnya dia kembali ingat pada Allah.


“Wahai Tuhanku... Wahai Tuhanku....” keluh hamba tersebut merasakan sakit yang dideritanya.


Allah kemudian menjawab:


“Aku mendengar keluhanmu, wahai hamba-Ku. Ke mana saja kamu selama ini?”


Kisah pendek di atas dapat menjadi peringatan bagi para hamba Allah, termasuk kita. Ketika kesenangan melalaikan kita dari zikir kepada Allah, boleh jadi kesedihan dan penderitaan akan datang sebagai teguran untuk kembali mengingat-Nya.


Dzikrullah atau mengingat Allah merupakan perintah yang harus dilaksanakan oleh umat Islam. Hal ini sebagaimana firman-Nya yang termaktub dalam Surat Al-Baqarah ayat 152:

فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ

Artinya: “Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu.”

Menurut Imam Qurthubi, makna dari ayat tersebut adalah: “Ingatlah Aku melalui ketaatan, maka Aku akan mengingatmu dengan memberikan pahala dan ampunan.”


Selain itu, Imam Qurthubi juga menyebut bahwa zikir adalah sebuah ketaatan kepada Allah SWT. Oleh karena itu, siapa pun yang tidak taat kepada-Nya, maka ia tidak termasuk orang yang berzikir, meskipun mulutnya selalu membaca tasbih, tahlil, dan membaca Al-Qur'an. (Imam Al-Qurthubi, Al-Jami' li Ahkamil Qur'an [Beirut: Muassasah ar-Risalah, 2006], jilid II, halaman 459).


Dengan demikian, kisah ini menjadi pelajaran penting agar umat Islam tidak terlena dengan kenikmatan duniawi, karena pada hakikatnya kenikmatan tersebut adalah anugerah dari Allah yang kapan saja dapat diambil kembali oleh-Nya.


Mengingat hal tersebut, kita perlu berupaya agar setiap waktu mampu berzikir dan melakukan amal saleh. Wallahu a‘lam.


Muhammad Aiz Luthfi, Pengajar di Pesantren Al-Mukhtariyyah Al-Karimiyyah Subang Jawa Barat.

و الله أعلم بالصواب و علمه أتم

Do'a Kafaratul Majelis

‎سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَاإلٰهَ إلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إلَيْكَ.

Media informasi LDRQ-Center

📷Instagram LDRQ: https://instagram.com/ldrq.raudhatulquran
📷Instagram Dayah RQ : https://instagram.com/dayahraudhatulquran__
🌎Fans Page Fb : https://www.facebook.com/dayahrqcenter
📡Fb : https://www.facebook.com/pusat.rq
🎬Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCXam1oDfCU_ieIA9WBD3VoQ
🐦Twitter : https://twitter.com/LPI_DayahRQ?s=09
📝Telegram : t.me/dayahraudhatulquran

#dayahraudhatulquran
#lajnahdakwahraudhatulquran
💎🤝
‎بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
‎اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
🗒🔊🎤 Tausiah Singkat Lajnah Dakwah RQ-Center

*12 HARI YANG UTAMA DALAM SETAHUN*

1. Hari Arafah (9 Zulhijjah)
2. Hari'Asyura (10 Muharram)
3. Hari Isra'-Mi'raj (27 Rajab)
4. Hari 17 Ramadhan (Hari Perang Badar)
5. Hari 15 Sya'ban (Pergantian Buku Amal)
6. Hari Jumat (Hari Raya Sepekan)
7. Hari Raya Idul Fithri
8. Hari 1 s/d 10 Zulhijjah (Ayyamul Maklumat)
9. Hari Raya Idil Adha
10. Hari Tasyriq (11-12-13 Zul Hijjah)
11. Hari Kamis (Terangkat Amalan Sepekan)
12. Hari Senin (Terangkat Amalan Sepekan)

والله أعلم بالصواب وإليه المرجع والمآب

_Do'a Kafaratul Majelis_

‎سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَاإلٰهَ إلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إلَيْكَ.

Media informasi LDRQ-Center

📞Channel whatsapp LDRQ:
https://whatsapp.com/channel/0029ValKVW6F1YlPl1ZAWz3C
📷Instagram LDRQ: https://instagram.com/ldrq.raudhatulquran
📷Instagram Dayah RQ : https://instagram.com/dayahraudhatulquran__
🌎Fans Page Fb : https://www.facebook.com/dayahrqcenter
📡Fb : https://www.facebook.com/pusat.rq
🎬Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCXam1oDfCU_ieIA9WBD3VoQ
🐦X :
https://x.com/LPI_DayahRQ
📝Telegram : t.me/dayahraudhatulquran

#dayahraudhatulquran
#lajnahdakwahraudhatulquran
💎🤝
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
‎اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
🗒🔊🎤 Tausiah Singkat Lajnah Dakwah RQ-Center

*Kisah Hakim yang Mengundurkan Diri karena Menolak Suap*

Dikisahkan, Afiyah Al-Qadhi diangkat oleh Khalifah Al-Mahdi menjadi qadhi atau hakim di salah satu daerah yang ada di pinggiran kota Madinatus Salam (Baghdad). Selain alim, Afiyah juga dikenal sebagai sosok ulama yang zuhud.


Suatu hari, Afiyah menemui Khalifah Al-Mahdi di istananya. Tujuan kedatangannya adalah untuk menyampaikan sesuatu yang dianggap sangat penting, Afiyah merasa tidak sanggup lagi mengemban amanah sebagai hakim karena takut tidak bisa berlaku adil.


Setelah diizinkan masuk, Afiyah yang membawa sebuah tas berisi sejumlah dokumen itu menemui Khalifah Al-Mahdi yang kebetulan sedang ada waktu luang.


Dalam pertemuan tersebut, Afiyah langsung menyampaikan maksud kedatangannya itu untuk mengajukan pengunduran diri sebagai hakim. Tas yang berisi dokumen itu diserahkan kepada Al-Mahdi untuk kemudian diserahkan kepada hakim baru yang akan ditunjuk.


Merasa keputusan Afiyah itu mendadak, Al-Mahdi kemudian meminta penjelasan. Diduga ada pihak yang melakukan intervensi pada Afiyah sampai ia mengajukan pengunduran diri. Afiyah kemudian meyakinkan khalifah bahwa pengunduran dirinya itu memang atas keinginan sendiri.


"Lalu apa sebenarnya yang terjadi hingga membuatmu mengundurkan diri dari hakim?" tanya Al-Mahdi sebagaimana tertulis dalam kitab 'Uyunul Hikayat. (Ibnu Jauzi, 'Uyunul Hikayat, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah: 2019], halaman 273-274)


Afiyah kemudian menjawab bahwa sekitar 2 bulan yang lalu ada kasus sengketa yang melibatkan 2 orang kaya terhormat. Afiyah menilai, kasus ini cukup rumit sehingga perlu menelaah secara cermat dan hati-hati atas bukti dan saksi dari masing-masing pihak.


"Saya kemudian meminta mereka berdua agar pulang dulu, berharap keduanya bisa berdamai dan menyelesaikan sengketa secara kekeluargaan. Harapan lainnya, saya bisa membuat keputusan hukum yang tepat," ungkap Afiyah.


Ternyata, lanjut Afiyah, salah satu dari pihak yang bersengketa itu mengetahui bahwa Afiyah sangat menyukai kurma sukkar.


"Dia kemudian membawa kurma sukkar terbaik ke rumahku, belum pernah aku melihat kurma sukkar sebagus itu. Engkau juga mungkin belum pernah melihat kurma terbaik itu," jelas Afiyah.


Afiyah kemudian menjelaskan, salah satu pihak yang bersengketa ini berhasil masuk ke rumahnya dengan cara menyuap sejumlah uang kepada penjaga rumahnya.


"Ketika penjaga rumah masuk membawa nampan berisi kurma itu. Aku langsung marah, mengusir dan menyuruh dia mengembalikan kurma itu," terang Afiyah pada Al-Mahdi.


Hari ini, lanjut Afiyah, mereka berdua menemuiku di persidangan untuk melanjutkan kasus yang sebelumnya ditunda.


"Aku sudah tidak bisa melihat mereka dengan sejajar, mereka berdua sudah tidak setara lagi dalam pandangan dan hatiku," ungkapnya.


"Padahal sebelumnya saya sudah menolak dengan tegas kurma itu. Bagaimana jadinya jika saat itu saya menerima pemberiannya? Saya tidak mau celaka dan ambil risiko atas agama saya," tegas Afiyah.


Setelah mendengar penjelasan itu, akhirnya Khalifah Al-Mahdi menerima pengunduran diri Afiyah.


Hikmah yang bisa dipetik dari kisah ini adalah bahwa seorang hakim mesti mempunyai prinsip dan integritas. Hal ini bertujuan agar supremasi hukum bisa berdiri dengan tegak dan penegak hukum tidak mudah terombang-ambing oleh pihak-pihak yang mencoba mempermainkan hukum.


Muhammad Aiz Luthfi, Pengajar di Pesantren Al-Mukhtariyyah Al-Karimiyyah Subang, Jawa Barat.

و الله أعلم بالصواب و علمه أتم

Do'a Kafaratul Majelis

‎سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَاإلٰهَ إلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إلَيْكَ.

Media informasi LDRQ-Center
‎بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
‎اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
🗒🔊🎤 Tausiah Singkat Lajnah Dakwah RQ-Center

*ZUHUD ADALAH JALAN MENUJU CINTA ALLAH*

عَنْ أَبي العَباس سَعدِ بنِ سَهلٍ السَّاعِدي رضي الله عنه قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُول الله: دُلَّني عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَملتُهُ أَحَبَّني اللهُ وَأَحبَّني النَاسُ؟ فَقَالَ: «ازهَد في الدُّنيَا يُحِبَّكَ اللهُ، وازهَد فيمَا عِندَ النَّاسِ يُحِبَّكَ النَّاسُ» حديث حسن رواه ابن ماجة وغيره بأسانيد حسنة.
Dari Abu al-Abbas Sa’ad bin Sahl as-Sa’idi _radhiyallahu ‘anhu_ berkata: seseorang datang kepada Nabi _shallallahu ‘alaihi wa sallam_ lalu berkata, _“Wahai Rasulullah! Tunjukkanlah kepadaku suatu amal yang apabila aku kerjakan, maka Allah mencintaiku dan manusia juga mencintaiku!”_ Beliau menjawab, _“Zuhudlah di dunia maka Allah akan mencintaimu, dan zuhudlah dari apa yang di tangan manusia maka manusia akan mencintaimu.”_

Sumber: Sunan Ibnu Majah (no. 4102)

والله أعلم بالصواب وإليه المرجع والمآب

_Do'a Kafaratul Majelis_

‎سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَاإلٰهَ إلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إلَيْكَ.

Media informasi LDRQ-Center

📞Channel whatsapp LDRQ:
https://whatsapp.com/channel/0029ValKVW6F1YlPl1ZAWz3C
📷Instagram LDRQ: https://instagram.com/ldrq.raudhatulquran
📷Instagram Dayah RQ : https://instagram.com/dayahraudhatulquran__
🌎Fans Page Fb : https://www.facebook.com/dayahrqcenter
📡Fb : https://www.facebook.com/pusat.rq
🎬Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCXam1oDfCU_ieIA9WBD3VoQ
🐦X :
https://x.com/LPI_DayahRQ
📝Telegram : t.me/dayahraudhatulquran

#dayahraudhatulquran
#lajnahdakwahraudhatulquran
💎🤝
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
‎اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
🗒🔊🎤 Tausiah Singkat Lajnah Dakwah RQ-Center

*Kisah Pedagang Kurma Masuk Surga karena Anak Yatim*

Alkisah, suatu saat di Mesir terdapat seorang pedagang kurma yang sangat kaya, bernama Athiyah bin Khalaf. Hanya saja, seiring berjalannya roda kehidupan, nasib dan keadaan manusia silih berganti, dari keadaan yang menyenangkan menjadi memilukan, dari kaya menjadi sengsara menjadikan Athiyah bin Khalaf bangkrut. Semua harta kekayaannya hangus dan yang tersisa hanyalah pakaian yang ia gunakan untuk menutup auratnya saja.


Ketika hari Asyura (hari kesepuluh bulan Muharram) datang, ia pergi ke masjid Amr bin Ash untuk menunaikan shalat Shubuh berjamaah di sana. Kebiasaan yang ada di masjid tersebut adalah tidak memperkenankan wanita untuk memasuki masjid di hari-hari biasa selain pada hari Asyura, dengan tujuan untuk berdoa bersama-sama di dalamnya.


Di masjid itu, Athiyah bin Khalaf berdoa kepada Allah bersama orang-orang yang hadir saat itu. Namun, di tengah-tengah munajat itu, datanglah seorang wanita bersama anak-anak kecil yang menghampirinya. Di saat itu, si wanita kemudian berkata kepada Athiyah:


يَا سَيِّدِيْ: سَأَلْتُكَ بِاللهِ إِلاَّ مَا فَرَّجْتَ عَنِّي وَآثَرْتَنِيْ بِشَيْءٍ أَسْتَعِيْنُ بِهَ عَلىَ قُوْتِ هَذِهِ الْأَطْفَالِ، فَقَدْ مَاتَ أَبُوْهُمْ وَمَا تَرَكَ لَهُمْ شَيْئاً وَأَنَا شَرِيْفَةٌ، وَلاَ أَعْرِفُ أَحَداً أَقْصِدُهُ، وَمَا خَرَجْتُ فِي هَذَا الْيَوْمِ إِلاَّ عَنْ ضَرُوْرَةٍ أَحْوَجَتْنِي إِلَى بَذْلِ وَجْهِيْ، وَلَيْسِ لِيْ عَادَةً بِذَلِكَ


Artinya, “Wahai tuan, aku meminta kepadamu, demi Allah, semoga engkau bisa meringankan kesulitanku dan sudi memberi sesuatu yang aku gunakan untuk bisa memenuhi kebutuhan makan-makan anak-anak ini. Sungguh, ayah mereka telah meninggal. Dia tidak meninggalkan sesuatu apa pun untuk mereka. Aku adalah syarifah. Aku tidak tahu siapa yang akan aku tuju. Aku tidak pernah keluar kecuali hari ini, itu pun karena darurat yang menjadikanku hajat untuk mengorbankan diriku. Dan itu juga bukan merupakan kebiasaanku.”


Mendengar keluh kesah dari syarifah tersebut, dalam hatinya ia berkata, “Aku tidak mempunyai apa-apa kecuali baju yang aku pakai ini. Jika aku lepas, maka tubuhku akan terbuka dan auratku akan terlihat. Namun jika wanita ini aku tolak, lantas alasan apakah yang akan aku sampaikan kepada Rasulullah saw kelak?” Lantas, Athiyah berkata kepada wanita tersebut:


فَقَالَ لَهَا: اِذْهَبِيْ مَعِيْ حَتَّى أُعْطِيَكَ شَيْئاً


Artinya, “Athiyah berkata kepada wanita tersebut: Mari pergi (ke rumah) bersamaku. Aku akan memberimu sesuatu.”


Kemudian wanita itu pergi mengikuti Athiyah menuju rumahnya. Lalu sesampainya di rumah, Athiyah menempatkannya di depan rumahnya, sementara dirinya masuk untuk melepas bajunya. Ia menggunakan sarung lusuh yang ia punya. Selanjutnya ia memberikan baju yang ia lepas tadi kepada wanita tersebut dari samping pintunya. Kemudian wanita itu berkata kepadanya:


أَلْبَسَكَ اللهُ مِنْ حُلَلِ الْجَنَّةِ وَلَا أَحْوَجَكَ فِي بَاقِي عُمْرِكَ إِلَى أَحَدٍ



Artinya, “Semoga Allah memberikan pakaian-pakaian surga kepadamu, sehingga engkau tidak butuh kepada orang lain selama hidupmu,”


Mendengar doa dari wanita syarifah tersebut, Athiyah merasa sangat bahagia dan senang. Ia pun mempersilahkan wanita tersebut untuk pulang, kemudian ia masuk ke dalam rumahnya. Di dalam rumahnya ia berdzikir kepada Alah swt hingga larut malam, kemudian ia tidur.


Di saat Athiyah tidur, ia bermimpi melihat bidadari yang belum pernah ia lihat wanita yang lebih cantik darinya. Di tangan bidadari itu ada apel yang baunya mengharumkan langit dan bumi. Buah apel itu dibelah kemudian diberikan kepada Athiyah, dari belahan apel itulah keluar pakaian surga yang tidak sebanding dengan dunia dan seisinya. Kemudian pakaian itu dikenakannya pada Athiyah, lalu bidadari itu duduk di pangkuannya. Lantas, ia bertanya kepada bidadari tersebut: “Siapakah kamu ini?”
“Aku adalah Asyura, istrimu di surga.” Jawab wanita tersebut. “Dengan amal apakah aku memperoleh kemuliaan ini?” Tanya Athiyah kepadanya. Kemudian ia menjawab: “Dengan seorang janda miskin dan anak-anak yatim yang kemarin engkau berbuat baik kepadanya.”


Di saat itulah kemudian Athiyah bin Khalaf terbangun dari tidurnya dan bau rumahnya sudah sangat harum. Ia sangat senang dan bahagia atas mimpi tersebut. Kemudian ia wudhu dan shalat dua rakaat sebagai bentuk syukur kepada Allah swt. Setelah selesai melakukan shalat sunnah, ia kemudian berdoa kepada Allah:


إِلَهِيْ إِنْ كَانَ مَنَامِيْ حَقًّا، وَهَذِهِ زَوْجَتِيْ فِي الْجَنَّةِ فَاقْبِضْنِيْ إِلَيْكَ. فَمَا اسْتَتَمَّ الْكَلَامَ حَتَّى عَجَّلَ اللهُ بِرُوْحِهِ إِلىَ دَارِ السَّلاَمِ


Artinya, “Wahai Tuhanku, jika mimpiku itu benar, dan bidadari dalam mimpiku itu adalah istriku di dalam surga, maka matikanlah aku saat ini juga untuk bertemu dengan-Mu.” Kemudian belum selesai doa itu dipanjatkan, Allah menyegerakan ruh Athiyah bin Khalaf ke surga Darussalam.”


Itulah kisah Athiyah bin Khalaf. Seorang pedagang kurma yang bangkrut, kemudian Allah masukkan ke dalam surga setelah kematiannya disebabkan bersedekah baju kepada anak yatim. Semoga kisah ini bisa menginspirasi kita semua untuk semangat dalam menyantuni dan merawat anak yatim


Kisah inspiratif yang bisa kita jadikan pelajaran dan motivasi untuk kembali semangat dalam merawat dan menjaga semua kebutuhan-kebutuhan anak yatim ini diambil dari kitab karya Syekh Zainuddin al-Malibari yang berjudul Irsyadul ‘Ibad ila Sabilir Rasyad, cetakan Beirut, Darul Kutub Ilmiah, halaman 82-83.

و الله أعلم بالصواب و علمه أتم

Do'a Kafaratul Majelis

‎سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَاإلٰهَ إلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إلَيْكَ.

Media informasi LDRQ-Center

📷Instagram LDRQ: https://instagram.com/ldrq.raudhatulquran
📷Instagram Dayah RQ : https://instagram.com/dayahraudhatulquran__
🌎Fans Page Fb : https://www.facebook.com/dayahrqcenter
📡Fb : https://www.facebook.com/pusat.rq
🎬Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCXam1oDfCU_ieIA9WBD3VoQ
🐦Twitter : https://twitter.com/LPI_DayahRQ?s=09
📝Telegram : t.me/dayahraudhatulquran

#dayahraudhatulquran
#lajnahdakwahraudhatulquran
💎🤝