Tarbiyatul Abna (Islamic Parenting)
3.61K subscribers
51 photos
3 files
53 links
Kumpulan Tips untuk Menjadi Orang Tua Muslim yang Sukses. Diasuh oleh Ustadz Wira Mandiri Bachrun Al Bankawy.
Download Telegram
JOIN NOW
KAJIAN PARENTING ISLAM
Bersama:
Ustadz Wira Mandiri Bachrun
📚 "Kesalahan-kesalahan dalam Mendidik Anak"

🌐 Zoom Room https://us02web.zoom.us/j/83461967500
Password : KOBAR
📣Info Kajian-Kajian Lain nya hubungi KOBAR Official : wa.me/628991559211
ETIKA ORANG TUA DI HADAPAN GURU

Tidak jarang kita dapati, sebagian orang tua yang tidak terima dengan perlakuan guru kepada anaknya langsung ke sekolah lalu melabrak sang guru tanpa mengindahkan etika.

Fenomena ini diangkat oleh Asy Syaikh Muhammad bin Ibrahim Hamd dalam karya beliau bertajuk Attaqshir fi Tarbiyatil Abna'. Beliau menyebutkan bahwa tindakan yang semacam ini bukanlah tindakan yang terpuji dan justru akan berefek buruk kepada anak.

Beliau mengatakan,

"Kadang terjadi peristiwa di mana salah seorang guru atau pengurus sekolah memarahi atau memberikan hukuman kepada murid. Orang tuanya justru datang sambil marah-marah.

Alih-alih berbicara dengan sopan dan santun kepada pihak yang menghukum anaknya, atau setidaknya membicarakannya empat mata, dia malah melontarkan kata-kata yang tidak pantas kepada sang guru dan menumpahkan emosinya kepada sang guru DI DEPAN SANG ANAK."

Apa akibat buruk dari hal ini?

Beliau melanjutkan,

"Dari sini, berkuranglah wibawa sang guru di mata anak- anak. Akhirnya anak itu merasa sombong, angkuh dan bangga diri. Setelah itu, besar kemungkinan ia tidak akan mau lagi mendengar ucapan sang guru."

Buruk sekali akibatnya bukan?

Ketika menyekolahkan anak di suatu lembaga tentunya sudah mempercayakan pendidikan mereka kepada guru-guru di sana. Jadi -mohon maaf sebelumnya- bersikap santunlah kepada guru anak-anak kita. Jangan karena kita sudah membayar SPP, merasa sudah menggaji guru, sehingga guru-guru itu tidak lagi kita hormati.

Mungkin kita bisa berkaca pada kisahnya khalifah Abdul Aziz bin Marwan dan guru dari putra beliau.

Disebutkan dalam Siyar A'lamin Nubala (5/116) bahwa Abdulaziz bin Marwan yang ketika itu menjabat sebagai Khalifah dari Bani Umayyah mengutus putranya, Umar bin Abdil Aziz ke Kota Madinah untuk belajar.

Ia menugaskan pengajarannya kepada Shalih bin Kaisan. Shalih pun mau mengajari dengan syarat si Umar harus komitmen menjaga shalat.

Suatu hari Umar terlambat shalat, sehingga ditanya oleh Shalih,

“Apa yang membuatmu terlambat?”

“Tadi sisiran dulu..” Jawabnya.

“Hanya menyisir rambut sampai mengganggu shalatmu?” kata Shalih.

Shalih pun menulis surat kepada ayahnya, sang khalifah.

Mendengar pengaduan tersebut, sang Khalifah pun mengirim utusan dan tanpa babibu langsung menggunduli rambut putranya. Komitmen yang dibuat harus dijaga.

Orangtua perlu bersinergi dengan guru kalau mau pendidikan anaknya berhasil biidznillah. Saling bekerja sama dan menjaga etika. Kedepankan dialog dengan penuh kesantunan.

Mohon maaf kalau kurang berkenan.

Kota Pelajar, 25 Agustus 2020.
WMB.
jangmiki lupa nanti jam 9 ya
Belakangan ini banyak seruan untuk menanggalkan nama-nama Islami. Jangan kearab-araban katanya, pakai nama asli Indonesia. Namun anehnya, alternatif nama yang disodorkan pun berasal dari bahasa asing, dari bahasa sansekerta yang berasal dari India.
.
Sebagai seorang muslim, hendaknya kita punya prinsip. Jangan mudah dipengaruhi untuk meninggalkan nilai nilai Islam dalam kehidupan kita.
.
Islam sudah memiliki pedoman dalam memberikan nama kepada buah hati kita. Bagaimana pedomannya? Mari simak bersama kajiannya pagi ini biidznillahi ta'ala.
masih melanjutkan pembahasan nama yg kemarin insyaAllah
Saudaraku...
.
Bila suami dan istri diuji dengan kemandulan, maka hendaknya mereka ridha dengan takdir Allah.
.
Janganlah bersedih..
.
Semua pasti ada hikmahnya. Betapa banyak keberadaan anak justru mendorong orang tua untuk berbuat zhalim, bahkan kekufuran.
Rekaman Kajian Kitab Fiqih Tarbiyatil Abna karya Asy Syaikh Musthafa Al Adawi hafizhahullah
----
Aqiqah, Pembatasan Kelahiran dan Membaca Dzikir untuk Perlindungan Anak

Pemateri: Wira Mandiri Bachrun

https://youtu.be/Bp68Zkq8oB8
PENAMPILAN JOROK TAK TERURUS

Salah satu hal yang disorot oleh Syaikh Musthafa Al Adawi dalam kitab Fiqh Tarbiyatil Abna adalah kebersihan dan penampilan anak. Beliau menegaskan bahwa Islam itu sangat memperhatikan kebersihan dan kerapihan.

إن الله جميل يحب الجمال

Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan

Sebagian orang tua tidak peduli dengan kebersihan anak mereka. Anak dibiarkan umbelan, bau, bajunya kotor, berdebu sepanjang hari.

Nabi shallallahu alaihi wasallam dulu tidak membiarkan Usamah kecil dengan ingusnya, tapi dibersihkan.

Diriwayatkan oleh Al Imam At Tirmidzi dengan sanad yang hasan dari hadits ‘Aisyah radhiallahu’anha, beliau berkata,

أرادَ النبيُّ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ أنْ يُنَحِّيَ مُخَاطَ أُسامَةَ قالتْ عائشةُ دَعْنِي حتى أَكُونَ أنا الذي أَفْعَلُ قال يا عائشةُ أَحِبِّيهِ فإني أُحِبُّهُ

“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam hendak membersihkan ingus Usamah, lalu ‘Aisyah berkata: ‘Biar aku saja yang membersihkannya!’. Rasul berkata, ‘Wahai Aisyah, cintailah ia karena sesungguhnya aku mencintainya’”
Assalamualaikum warahmatullah