Salafy Baturaja
5.28K subscribers
3.05K photos
92 videos
112 files
8.62K links
🌐 Jadikan media sosial sarana untuk meraih pahala dan rida-Nya. Tetap bersemangat hadir di majelis ilmu.

🌎 Media Publikasi:
● Artikel ● Audio Kajian ● Info Taawun ● Informasi Taklim Wilayah Baturaja dan sekitarnya
Download Telegram
🍋 PUASA ENAM HARI PADA BULAN SYAWWAL

Pertanyaan,

Apakah puasa enam hari (bulan Syawwal) harus setelah bulan Ramadhan setelah hari id langsung, atau boleh setelah id beberapa hari secara berurutan di bulan Syawwal?

Jawab,

Berpuasa Syawwal tidak harus langsung setelah Idul Fitri. Bahkan, boleh untuk memulai puasa satu atau dua hari setelah IdulFitri. Boleh berpuasa secara berurutan atau terpisah-pisah pada bulan Syawwal sesuai dengan yang mudah baginya.

Dalam hal ini ada kelonggaran. Puasa ini hukumnya tidak wajib, melainkan sunnah.

Allah azza wa jalla-lah yang memberi taufiq.

Semoga shalawat dan salam-Nya tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya, dan para sahabatnya.

Komite Tetap untuk Riset Ilmiah dan Fatwa | Ketua: Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz | Wakil: Abdurrazzaq Afifi | Anggota: Abdullah Ghudayyan dan Abdullah bin Qu’ud.

📨 Sumber: https://asysyariah.com/puasa-enam-hari-pada-bulan-syawwal/

🏡 Majmu'ah Salafy Baturaja
🌏 Kanal Telegram:
https://tttttt.me/salafybaturaja

▫️▫️▫️▫️▫️▫️
HUKUM MEMPERSILAKAN ORANG LAIN BERADA DI SHAF DEPAN (ADA YANG BAIK DAN ADA YANG TIDAK)

Al-Allamah Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah menyatakan,

لَوْ آثرتَ والدك بالصف الأوَّل في المسجد، يَعْني يكون الإِنسَان في الصف الأوَّل، فدخل والدُه فآثَرَه بذلك، فَهَذَا لَا بأس به، بل قَدْ يَكُونُ خيرًا لما فيه مِن إظهار البر للوالد، وكذلك لَوْ آثرت به مَن له حق عليك، فلا بَأْسَ، أمَّا إذا لم يكن هناك سبب، فقد ذكر العُلَماء أنه يُكره الإيثار؛ لأنه يدُلّ على رغبة الإِنسَان عن الخير.

"Jika kamu lebih memprioritaskan ayahmu untuk berada di shaf pertama, misalnya kamu telah berada di shaf satu kemudian ayahmu datang dan kamu berikan shaf pertama itu pada beliau; yang seperti ini tidak masalah.

Bahkan bisa jadi itu lebih baik karena padanya terdapat sikap yang menunjukkan bakti pada ayah.

Sama halnya pula jika kamu memprioritaskan shaf pertama itu pada orang yang memiliki hak lebih atasmu (seperti guru atau ustadz, misalnya, pent); yang seperti ini tidak masalah.

Adapun jika ini dilakukan tanpa ada sebab apapun maka ulama mengatakan bahwa hukumnya makruh. Sebab itu menunjukkan kurangnya antusiasme seseorang pada kebaikan." (At-Ta'liq 'ala Muqaddimah Al-Majmu', hlm. 209)

Sumber: https://tttttt.me/nasehatetam/2862

🏡 Majmu'ah Salafy Baturaja
🌏 Kanal Telegram:
https://tttttt.me/salafybaturaja

(Khotbah) Bersatu di atas Tali Agama Allah
al-Akh Abdillah Ammar al-Atsariy hafizhahullah
🄰🅄🄳🄸🄾 🄺🄷🄾🅃🄱🄰🄷 🄹🅄🄼🄰🅃

📚🌾 BERSATU DI ATAS TALI AGAMA ALLAH

🎙 Khatib: al-Akh Abdillah Ammar al-Atsariy hafizhahullah

(Santri I'dad Mahad Ittibaus Salaf Metro)

🗓 Jumat | 5 Syawal 1446 H/ 4 April 2025 M | Masjid Khalid bin Al-Walid | Kemiling | Baturaja

🏡 Majmu'ah Salafy Baturaja
🌏 Kanal Telegram:
https://tttttt.me/salafybaturaja

🏡🌳 BERBURU WAKTU MUSTAJAB DI HARI JUM'AT¹

Di hari jum'at ini ada satu waktu yang mustajab, bila mana seorang hamba meminta kebaikan kepada Allah pasti akan dikabulkan.

Tahukah anda bahwa ternyata waktu mustajab tersebut ada di antara waktu ashar hingga terbenamnya matahari.

Shahabat Anas bin Malik radhiallahu 'anhu menyatakan, Rasulullah shalllallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

التَمِسُوا السَّاعَةَ الَّتِي تُرْجَى فِي يَوْمِ الجُمُعَةِ بَعْدَ العَصْرِ إِلَى غَيْبُوبَةِ الشَّمْسِ

"Carilah satu waktu yang diharapkan (terkabulnya do'a) pada hari Jum'at yaitu setelah ashar hingga terbenamnya matahari." (H.R. Tirmidzi no.489 Dishahihkan Syaikh Al-Albani)

Imam Ahmad bin Hanbal menyatakan, "Kebanyakan hadits-hadits tentang waktu yang diharapkan padanya terkabulnya do'a yaitu setelah ashar, dan diharapkan juga setelah tergelincirnya matahari." (Sunan Tirmidzi no.489)

Syaikh Al-Albani menambahkan, "Dan sungguh para shahabat telah bersepakat bahwasanya waktu tersebut ada pada akhir waktu dari hari jum'at, sehingga tidak boleh menyelisihnya". (Shahih At-Targhib 1/441)

Nah, Kita saat ini sedang berada pada waktu tersebut... Mari semangat mencari waktu mustajab.

Jangan lupa mendo'akan kedua orang tua, keluarga, dan anak-anak.



TIGA JENIS DOA YANG MUSTAJAB²

✍🏻 Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَات لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ: دَعْوَةُ الْوَالِدِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

“Ada tiga jenis doa yang mustajab (dikabulkan) dan tidak ada keraguan di dalamnya:

1. Doa orang tua.
2. Doa seorang musafir.
3. Doa orang yang terzalimi."

📖 HR. Abu Dawud no. 1536. Hadits ini dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud no. 1536

🏡 Majmu'ah Salafy Baturaja
🌏 Kanal Telegram:
https://tttttt.me/salafybaturaja

Sumber:
¹https://tttttt.me/warisansalaf/1220
²https://tttttt.me/forumsalafy/17467
بِسْـــــــــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيـــــــــــــْم

📖 𝐈𝐍𝐅𝐎𝐑𝐌𝐀𝐒𝐈 𝐊𝐀𝐉𝐈𝐀𝐍 𝐈𝐒𝐋𝐀𝐌 𝐈𝐋𝐌𝐈𝐘𝐀𝐇 𝐖𝐈𝐋𝐀𝐘𝐀𝐇 𝐁𝐀𝐓𝐔𝐑𝐀𝐉𝐀 𝐃𝐀𝐍 𝐒𝐄𝐊𝐈𝐓𝐀𝐑𝐍𝐘𝐀

🎙 𝐏𝐞𝐦𝐚𝐭𝐞𝐫𝐢: al-Ustadz Abu Fudhail hafizhahullah (Mudir Rumbel Ittibaus Sunnah Baturaja)

🗓 𝐖𝐚𝐤𝐭𝐮: Sabtu malam Ahad, 7 Syawal 1446 / 5 April 2025 | Bakda Maghrib WIB - selesai

📖 𝐏𝐞𝐦𝐛𝐚𝐡𝐚𝐬𝐚𝐧: Pembahasan Kitab Taudhihul Ahkam min Bulughil Maram karya Asy-Syaikh Abdullah Alu Bassam rahimahullah (pertemuan ke-126)

¯¯¯¯¯¯¯¯¯
🗓 𝐖𝐚𝐤𝐭𝐮: Ahad, 7 Syawal 1446 / 6 April 2025 | Pukul 09.30 WIB - Selesai

📖 𝐏𝐞𝐦𝐛𝐚𝐡𝐚𝐬𝐚𝐧: Masaail  al-Jahiliyyah karya asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah (pertemuan ke-30))

¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯
📍𝐓𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭: Masjid Khalid bin al-Walid Jl. Pangeran Gedak, Kemiling Permai No. 13 B RT. 02/RW. 04 Desa Tanjung Baru Kec. Baturaja Timur Kab. OKU

📚 Majelis Taklim Ittiba'us Sunnah Baturaja | https://tttttt.me/salafybaturaja

BERSAMA-SAMA KITA MENDIDIK, ITULAH PRINSIPNYA!

Jika ada kesempatan untuk memberikan perhatian kepada anak orang, manfaatkanlah. Apabila ada peluang untuk mengajarkan kebaikan, ajarkanlah untuknya. Jika anak itu salah, ingatkanlah. Apabila ia melanggar, tegurlah! Walaupun bukan anak kita.

Sebaliknya, jika anak kita ditegur orang, janganlah marah. Anak kita melanggar lalu dihukum orang, ucapkanlah "Terima kasih" ada orang yang memperhatikan anak kita, bersyukurlah. Ada orang yang dengan senang hati mengajarkan kebaikan untuk anak kita, berbahagialah. Sebab, semua adalah milik kita

Abu Bakar As Shidiq radhiyallahu 'anhu pernah menggendong Al-Hasan radhiyallahu 'anhu, anak laki-laki Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu. Sambil menggendong, Abu Bakar mengatakan, "Sungguh dia lebih mirip Nabi ﷺ. Tidak mirip dengan Ali". Disampingnya, Ali radhiyallahu 'anhu tersenyum.

Fathimah Bintu Sa'ad radhiyallahu 'anha masih ingat semasa kecilnya dipangku oleh sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu. Katanya, "Rambutku diusap. Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu juga mendoakan agar aku diberkahi Allah Subhanahu wa ta’ala".

Rabiah bin Kultsum radhiyallahu 'anhu berkisah, "Said bin Jubair melihatku. Saat itu aku masih kecil, Said lalu menciumku".

Perhatian semacam inilah yang harus diberikan untuk mengisi ruang rohani anak-anak kita. Kasih sayang seperti inilah yang mesti dicurahkan buat anak-anak kita agar mereka tumbuh berkembang dalam optimisme, harapan dan jiwa yang kuat.

Dekadensi moral pada anak terjadi karena kurang perhatian. Mental bobrok dan akhlak buruk dikarenakan minimnya kasih sayang. Jiwa mereka kosong. Hidup mereka sepi dari harapan. Kehilangan semangat hidup. Tidak ada misi dan visi yang jelas. Kenapa? Sebab, kita masih belum bersama-sama dan bekerja sama untuk mendidik mereka. Anak-anak itu adalah kita. Bagian yang bersatu dan tidak bisa dipisah-pisahkan.

"Konsep mendidik anak adalah memosisikan semua anak sebagai anak kita sendiri. Bukan hanya memikirkan anak sendiri..."  

"Salam diucapkan kepada anak-anak adalah satu dari sekian banyak cara untuk melaksanakan fungsi dan tugas pokok kita selaku orang tua dalam mencurahkan perhatian dan memberikan kasih sayang. Itulah pupuk penyubur dan air penumbuh untuk benih-benih kebaikan di lahan produktif."

📖 Dikutip dari Buku Seterang Kunang-Kunang karya Ustadz Abu Nasim Mukhtar dan Ustadz Yahya Harits Abdussalam hafizhahumallah hlm. 14-16 Penerbit Pusdiklatmu Media

🏡 Majmu'ah Salafy Baturaja
🌏 Kanal Telegram:
https://tttttt.me/salafybaturaja

Please open Telegram to view this post
VIEW IN TELEGRAM
🌖🌾 APABILA PUASA SYAWAL BERTEPATAN DENGAN HARI SENIN ATAU KAMIS

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah mengatakan,

ﻭﺇﺫا اﺗﻔﻖ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺻﻴﺎﻡ ﻫﺬﻩ اﻷﻳﺎﻡ اﻟﺴﺘﺔ ﻓﻲ ﻳﻮﻡ اﻻﺛﻨﻴﻦ ﺃﻭ اﻟﺨﻤﻴﺲ، ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺤﺼﻞ ﻋﻠﻰ اﻷﺟﺮﻳﻦ ﺑﻨﻴﺔ ﺃﺟﺮ اﻷﻳﺎﻡ اﻟﺴﺘﺔ ﻭﺑﻨﻴﺔ ﺃﺟﺮ ﻳﻮﻡ اﻻﺛﻨﻴﻦ ﻭاﻟﺨﻤﻴﺲ

Jika puasa enam hari di bulan Syawal enam hari tersebut bertepatan dengan hari Senin atau Kamis, sungguh ia dapat memperoleh dua pahala. (Yang demikian bisa terwujud) dengan meniatkan pahala puasa enam hari di bulan Syawal dan puasa Senin Kamis.

ﻟﻘﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: «ﺇﻧﻤﺎ اﻷﻋﻤﺎﻝ ﺑﺎﻟﻨﻴﺎﺕ، ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻟﻜﻞ اﻣﺮﻯء ﻣﺎ ﻧﻮﻯ» .

Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, "Sesungguhnya setiap amalan pasti mengandung niat dan hanyalah seseorang mendapatkan (balasan) sesuai yang dia niatkan."

📚 Majmuu' Fataawa Wa Rasaa`il al-Utsaimin 20/18–19

🌎 Kunjungi || https://forumsalafy.net/apabila-puasa-syawal-bertepatan-dengan-hari-senin-atau-kamis/

WhatsApp Salafy Indonesia
Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy

💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
بِسْـــــــــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيـــــــــــــْم

📃 PEMBERITAHUAN

Taklim pagi ini di Masjid Khalid bin Al-Walid LIBUR karena hujan disekitaran wilayah Baturaja. Kegiatan taklim berikutnya insyaAllah akan diumumkan kemudian.

Demikian pemberitahuan ini, atas perhatiannya kami ucapkan.

جَــزَاكـُـمُ اللَّــهُ خَيـْـرًا وَ باَرَكَ اللَّــهُ فِيْــكُمْ
  
📚 Majelis Taklim
Ittibaus Sunnah Baturaja (@salafybaturaja)

▫️◽️▫️◽️▫️
🏖🌾 HUKUM MEMBAWA PERGI ANAK-ANAK KE TEMPAT HIBURAN (PERMAINAN)

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah

Pertanyaan:

يا صاحب الفضيلة، يكثر ذهاب أولياء الأمور بأطفالهم إلى ما يسمى بملاهي الأطفال، وفيه من المخالفات الشرعية من تبرج بعض النساء، والأطفال فيهم حرص شديد على الذهاب إلى هذه الملاهي، فما الحكم الشرعي في الذهاب إلى هناك؟

Wahai Syaikh yang mulia, banyak dari para wali membawa pergi anak-anak mereka ke sebuah tempat yang disebut tempat hiburan (permainan) anak-anak. Padahal di tempat tersebut banyak didapati berbagai pelanggaran syar'i seperti sebagian wanita yang bertabarruj (bersolek). Sedangkan anak-anak sangat senang sekali untuk pergi ke tempat hiburan (permainan) ini. Bagaimana hukum syar'i tentang bepergian ke sana?

Jawaban:

هذه الملاهي -كما ذكر أخونا السائل- فيها منكرات، وإذا كان المكان فيه منكرات فإن استطاع الإنسان أن يزيل هذه المنكرات وجب عليه الحضور لإزالتها

Tempat-tempat hiburan (permainan) ini -sebagaimana  telah dijelaskan oleh saudara kita -penanya- di dalamnya terdapat berbagai kemungkaran. Apabila dalam sebuah tempat terdapat kemungkaran dan seseorang itu memiliki kemampuan menghilangkan kemungkaran tersebut, maka ia wajib datang untuk menghilangkan kemungkaran ini.

وإذا لم يستطع حرم عليه الحضور، وحينئذٍ نقول: اخرج بأولادك إلى البر وكفى، وأما أن يؤتى بهم إلى هذه الملاهي وفيها الاختلاط، وفيها السفهاء الذين يغازلون النساء، وفيها الثياب التي لا يحل للمرأة لبسها؛ فإنه لا يحل أن يأتي إليها إلا إذا كان قادراً على إزالة المنكر.

Namun bila ia tidak mampu, maka haram baginya mendatangi tempat tersebut. Karena itu kita katakan: Keluarlah engkau membawa anak-anakmu ke luar rumah dan sudah cukup. Adapun membawa mereka ke tampat-tempat hiburan (permainan) semacam ini yang di dalamnya terdapat ikhtilat (campur baur laki-laki dan perempuan), orang-orang dungu yang merayu para wanita, pakaian-pakain yang tidak halal dikenakan oleh wanita, maka tidak halal baginya mendatangi  tempat ini kecuali bila ia mampu menghilangkan kemungkaran yang ada.

http://zadgroup.net/bnothemen/upload/ftawamp3/mm_075_09.mp3

Sumber: https://forumsalafy.net/hukum-membawa-pergi-anak-anak-ke-tempat-hiburan-permainan/

🏡 Majmu'ah Salafy Baturaja
🌏 Kanal Telegram:
t.me/salafybaturaja

(324)

Menua Bersama Lebaran

Sudah berapa kali Lebaran dilalui? Pelajaran hidup apa yang dipetik?

Lebaran momen kita saling berjumpa. Teman lama, tetangga kampung, sampai keluarga jauh.

Dari sederet pertanyaan yang membumbui adalah " Anakmu berapa? " dan " Sudah punya cucu atau belum? ".

Saling berbangga ketika menjawab, " Anakku sekian" dan " Cucuku sudah beberapa ". Bahkan, diberi tambahan jawaban tentang sekolahnya, kuliah di mana, dan pekerjaannya apa.

Namun, sadarkah bila di balik jawab tanya itu ada satu fakta yang sering terlupa, bahwa kita semakin menua bersama Lebaran.

Punya anak, apalagi cucu, sama artinya telah menjadi orang tua dan seorang kakek nenek.

Kita tak hanya menua bersama Lebaran. Bahkan, langkah ke liang lahat bertambah dekat.

Coba kita list beberapa informasi yang menjadi bahan cerita saat momen Lebaran.

Si A sudah meninggal dunia tahun lalu. Si B kini menjanda. Si C statusnya duda.

Si Fulan sekarang pikun, buang hajatnya sembarangan. Si Alan stroke, tidak bisa apa-apa. Si Rajul rutin cuci darah. Si Polan terbaring di tempat tidurnya karena terserang kanker.

" Loh, kamu sudah banyak ompongnya ". " Rambutmu putih beruban". " Kenapa jalanmu tertatih-tatih?". " Sepertinya pendengaranmu menurun?".

" Saya sekarang harus pilih-pilih makanan". " Makanan berkolesterol saya kurangi". " Sudah jarang saya makan nasi". " Dua tahun terakhir, saya tidak lagi minum yang manis-manis ".

Itulah manusia! Tidak ada yang kekal. Tidak ada yang abadi.

Dulunya pintar, namun kepintarannya sedikit demi sedikit menurun. Dulunya kuat, berikutnya dia terus melemah. Dulunya olahraga berjam-jam, tapi kini nafas dan lutut tak lagi bisa diajak kompromi.

Dulunya gagah dan ganteng. Tapi, akhirnya keriput dan ringkih. Dulunya cantik dan menawan. Tapi, akhirnya menjadi nenek-nenek tua peyot.

Dulunya pejabat berkuasa, sekarang tinggal sebatangkara. Dulunya kaya raya, sekarang sendiri di rumah tanpa siapa-siapa. Dulunya berbangga dengan banyaknya anak, sekarang anak entah di mana.

Allah Ta’ala berfirman;

ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ ۖ وَهُوَ ٱلْعَلِيمُ ٱلْقَدِيرُ

" Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa" (QS Ar Ruum; 54)

Momen Lebaran adalah momen refleksi diri, sudah sejauh apa ia menempuh perjalanan hidup?.

Ia harus sadar bahwa Lebaran menjadi pengingat jiwa bahwa ia terus menua, bertambah lemah, dan semakin memerlukan alat bantu.

Ia mesti mengerti bahwa Lebaran tahun ini artinya ia semakin dekat dengan akhir perjalanan; kematian. Maka, bersiap-siaplah!

Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadis Anas bin Malik ;

يَتْبَعُ المَيِّتَ ثَلاثَةٌ، فَيَرْجِعُ اثْنانِ ويَبْقَى معهُ واحِدٌ: يَتْبَعُهُ أهْلُهُ ومالُهُ وعَمَلُهُ، فَيَرْجِعُ أهْلُهُ ومالُهُ، ويَبْقَى عَمَلُهُ

" Orang mati diiringi tiga. Dua kembali, hanya satu yang tinggal menemani. Diikuti keluarga dan hartanya, tapi keluarga dan hartanya kembali. Hanya amal perbuatannya yang tinggal menemani" HR Bukhari 6514  Muslim 2960.

Semoga Lebaran tahun ini, Syawwal 1446 H, adalah momen berbenah diri.

Musholla Al Ilmu, Pusdiklatmu, Lendah. Antara Maghrib dan Isya. 06 April 2024.

https://tttttt.me/anakmudadansalaf
Please open Telegram to view this post
VIEW IN TELEGRAM
APAKAH PUASA AYYAMUL BIDH TERHITUNG PUASA ENAM HARI BULAN SYAWAL?

Pertanyaan:

Seseorang biasa berpuasa tiga hari (Ayyamul Bidh, yakni tanggal 13, 14, 15 bulan qamariah) setiap bulan. Apabila dia berpuasa pada bulan ini (Syawal) pada hari-hari tersebut lalu ditambah tiga hari yang lain, apakah ini cukup (bisa dianggap) puasa enam hari pada bulan Syawal?

Jawaban:

Puasa tiga hari pada bulan Syawal adalah puasa tersendiri, tidak termasuk dari tiga hari (Ayyamul Bidh). Keduanya tidak sama. Yang disunnahkan adalah berpuasa enam hari pada bulan Syawal secara tersendiri dan berpuasa Ayyamul Bidh secara tersendiri agar pahalanya besar.

Adapun berpuasa enam hari pada bulan Syawal dan dia niatkan untuk puasa enam hari Syawal sekaligus Ayyamul Bidh, yang tampak bagi saya itu hanya menjadi puasa enam hari pada bulan Syawal. Oleh karena itu, dia mendapatkan pahala berpuasa enam hari bulan Syawal saja. Disunnahkan pula berpuasa Ayyamul Bidh dengan niat tersendiri.

📖 (Fatwa Syaikh Shalih al-Fauzan)

🌏 https://asysyariah.com/puasa-enam-hari-pada-bulan-syawal/

📲 https://tttttt.me/asysyariah/2109
Please open Telegram to view this post
VIEW IN TELEGRAM
PINTU TOBAT SENANTIASA TERBUKA

Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata,

لو تكرر الذنب مائة مرة أو ألف مرة أو أكثر , وتاب في كل مرة : قبلت توبته , وسقطت ذنوبه , ولو تاب عن الجميع توبة واحدة بعد جميعها : صحت توبته

"Seandainya dosa itu berulang seratus kali atau seribu kali, bahkan lebih, lantas pelakunya selalu bertobat setiap kali melakukan dosa, niscaya akan diterima tobatnya. Akan gugur dosa-dosanya.

Seandainya ia bertobat dari semua dosanya dengan satu kali tobat saja setelah semua dosanya; tetap sah tobatnya."

📖 Syarh Shahih Muslim, 17/75

Sumber: https://tttttt.me/forumsalafy/22650

🏡 Majmu'ah Salafy Baturaja
🌏 Kanal Telegram:
https://tttttt.me/salafybaturaja

📚 PUASA SYAWAL TIDAK LENGKAP ENAM HARI

Pertanyaan,

Saya telah memulai puasa enam hari Syawal. Akan tetapi, saya belum bisa melengkapinya karena kondisi tertentu dan pekerjaan. Masih tersisa dua hari bagi saya. Apa yang mesti saya lakukan, wahai Syaikh? Apakah saya harus mengqadanya ataukah saya berdosa karenanya?

Jawaban,

Puasa enam hari pada bulan Syawal adalah ibadah yang sunnah, bukan wajib. Maka dari itu, Anda mendapatkan pahala dari puasa yang telah dikerjakan tersebut (walaupun belum sempurna, -red.).

Anda diharapkan mendapatkan pahalanya secara utuh apabila penghalang Anda untuk menyempurnakannya adalah alasan yang syar’i.

Hal ini berdasarkan sabda Nabi ﷺ,

إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيْمًا صَحِيْحًا

“Apabila seorang hamba sakit atau safar, Allah menuliskan baginya pahala amalan yang biasa dia lakukan ketika dia sehat dan berada di tempat tinggalnya.” (HR. al-Bukhari dalam Shahih-nya)

Anda tidak berkewajiban mengqadha puasa Syawal yang belum Anda lakukan.

Allah subhanahu wa ta’ala sajalah yang memberi taufik.

(Fatwa Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz)

Sumber: https://asysyariah.com/puasa-enam-hari-pada-bulan-syawal/

🏡 Majmu'ah Salafy Baturaja
🌏 Kanal Telegram:
https://tttttt.me/salafybaturaja

▫️▫️▫️▫️▫️
SUNAH-SUNAH YANG DIANJURKAN TATKALA TURUN HUJAN

1. Sunnah Pertama

Sungguh dulu Rasulullah ﷺ jika melihat hujan, beliau berdoa: 

اللَّهمَّ صيِّبًا نافعًا

"Ya Allah turunkanlah hujan yang bermanfaat."

Yakni hujan yang tercurah berlimpah. (Dishahihkan Al-Albani dalam shahih Al-Adab Al-Mufrad).

2. Sunnah Kedua

Menyingkap sebagian badannya agar terkena air hujan. Dari Anas radhiyallahu'anhu berkata: Kami tertimpa hujan bersama Rasulullah ﷺ lalu beliau menyingkap baju sampai sebagian badan beliau terkena air hujan, lalu kami bertanya:  "Untuk apa anda melakukan begini?" Beliau menjawab: "Karena hujan ini baru saja dari sisi Rabbnya." (HR. Muslim)

3. Sunnah Ketiga

Berdoa kepada Allah di tengah turunnya hujan, karena ketika itu adalah waktu dikabulkannya doa, karena bertepatan turunnya rahmat dari rahmat Allah Azza wa jalla.

Sebagaimana Nabi ﷺ bersabda, "Dua doa yang tidak akan ditolak: Doa ketika adzan dan doa di bawah hujan." (Dihasankan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami no 3037.)

4. Sunnah Keempat

Ucapkanlah sesudah hujan reda,

مُطِرنا بفضلِ اللَّهِ ورحمتِهِ

"Kami diberi hujan dengan sebab karunia Allah dan rahmat-Nya".

Ditekankan untuk beramal dengan hadits ini dan meyakini maknanya pada zaman sekarang ini. Karena melihat sebagian manusia sudah mulai menggantungkan turunnya hujan kepada kondisi udara, dan mereka berpatokan dengan pendapat ahli cuaca. Dalam sebuah hadits beliau ﷺ shalat subuh dengan para sahabatnya di Hudaibiyah dalam bekas hujan tadi malam.

Tatkala beliau selesai shalat, beliau menghadap manusia lalu bersabda:  "Tahukah kalian apa yang difirmankan Rabb kalian?"

Mereka menjawab:  "Allah dan Rasul-Nya yg lebih tahu."

Beliau bersabda: "Allah ta'ala berfirman:  Pada pagi hari ada diantara hamba-Ku yang beriman kepada-Ku dan kafir."

Adapun yang mengatakan Kita diberi hujan karena karunia Allah dan Rahmat-Nya, maka ia telah beriman kepadaKu dan kafir kepada bintang. Dan adapun yang mengatakan: "Kita diberi hujan karena bintang ini dan itu, maka ia telah kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang." (Muttafaq alaih 71-1038)

5. Sunnah Kelima

Ketika hujan sangat deras dan kawatir membahayakan, sebagian mereka berdoa kepada Allah agar Allah menghentikan hujannya, dan ini bukan termasuk sunnah. Bahkan hendaknya ia berdoa dengan doa Rasulullah:

اللهمَّ ! حوالَينا ولا علينا اللهمَّ !على الآكامِ والظِّرابِ وبطونِ الأوديةِ ، ومنابتِ الشجرِ ))

متفق عليه : (1014-897)

"Ya Allah turunkanlah hujan di sekeliling kami, dan tidak dari atas kami. Ya Allah turunkanlah hujan di gunung, bukit, lembah dan di tempat tumbuhnya pepohonan." (Muttafaq alaih 897-1014)

📃 Sumber: http://forumsalafy.net/sunnah-sunnah-yang-dianjurkan-ketika-turun-hujan/

🏡 Majmu'ah Salafy Baturaja
🌏 Kanal Telegram:
https://tttttt.me/salafybaturaja

▫️▫️▫️▫️▫️
🪵🪶 JANGAN REMEHKAN AMALAN RINGAN

Ibnu Abdil Barr rahimahullah mengatakan,

لا ينبغي للعاقل المؤمن أن يحتقر شيئا من أعمال البر ، فربما غفر له بأقلها

"Tidak sepantasnya, seorang mukmin yang berakal untuk meremehkan suatu amalan kebaikan. Bisa jadi, dia diampuni dengan amal yang lebih kecil dari itu."

📖 At-Tamhid. Jilid 22/ hlm. 12

==================

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

بينما رجل يمشي بطريق إذ وجد غصن شوك على الطريق فأخذه ، فشكر الله له فغفر له

"Saat seseorang berjalan di suatu jalan, dia mendapatkan dahan berduri di atasnya. Maka dia pun mengambilnya. Allah pun berterima kasih kepadanya lalu mengampuninya."

📖 HR. Al Bukhari dan Muslim | Kanal Majalah Tashfiyah

🏡 Majmu'ah Salafy Baturaja
🌏 Kanal Telegram:
https://tttttt.me/salafybaturaja

▫️◽️▫️◽️▫️
‌‌🔪🥩 APAKAH SAH JIKA DILAKUKAN PENYEMBELIHAN AKIKAH SEBELUM HARI KE TUJUH?

Fatwa Al-Lajnah Ad-Da’imah 11/445-446

Dan penentuan hari ke tujuh untuk menyembelih akikah itu tidak bermakna kalau disyariatkannya akikah itu tidak dimulai kecuali setelah hari ke tujuh.

Maka sesungguhnya kelahiran anak itulah sebab yg menuntut dilaksanakannya akikah. Dan hari ke tujuh adalah hari yang afdhal melaksanakan perkara yg disyariatkan ini. 

Oleh karena itu seandainya seorang menyembelih sebelum hari ke tujuh, maka sudah sah akikahnya. Sebagaimana pendapat Ibnul Qayyim dan para ulama yg sependapat dengan beliau.

Syaikh Abdurrazaq Afifi
Syaikh Abdullah bin Ghudayyan
Syaikh Abdullah bin Mani’

وتحديد اليوم السابع للذبح لا يؤخذ منه أن مشروعيتها لا تبدأ إلا في اليوم السابع ؛ فإن الولادة هي سبب طلب العقيقة ، واليوم السابع هو الوقت الأفضل لتنفيذ هذا الأمر المشروع ، ولهذا لو ذبحها قبل السابع : أجزأت ، كما قال ابن القيم ومن وافقه من أهل العلم .

الشيخ عبد الرزاق عفيفي ، الشيخ عبد الله بن غديان ، الشيخ عبد الله بن منيع

” فتاوى اللجنة الدائمة ” ( 11 / 445 ، 446 ) .

📃 Dikutip dari Kanal Ahlussunnah Poso

🏡 Majmu'ah Salafy Baturaja
🌏 Kanal Telegram:
https://tttttt.me/salafybaturaja

▫️◽️▫️◽️▫️
Please open Telegram to view this post
VIEW IN TELEGRAM