FAEDAH AS-SUNNAH MANADO ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ
2.94K subscribers
3.5K photos
122 videos
66 files
7.25K links
Wasilah Dakwah Salafiyyah Manado.
Chanel Resmi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Manado, Di bawah Bimbingan Al-Ustadz Adnan bin Abdul Majid ุญูุธู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰

Live streaming Kajian:

RADIO SYARIAH.

http://radioislam.id/RadioIslamAsSunnahManado
Download Telegram
SAUDARA, BIDAH ITU TERCELA
(bag. 2 Hadis Rasulullah menerangkan)

โ˜๐Ÿป Hadis Pun Menerangkan
1. Shahabat Irbadh bin Sariyah z mengisahkan bahwa suatu ketika, Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam memberikan wejangan kepada para shahabat. Mereka pun merasa terharu terhadap wejangan tersebut. Air mata berlinang dan kalbu pun bergetar. Nasihat yang begitu mengharukan seolah-olah nasihat orang yang hendak berpamitan. Maka, para shahabat pun meminta wasiat kepada beliau shallallahu โ€˜alaihi wasallam . Lalu, Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam pun mewasiatkan dengan wasiat yang ringkas namun memiliki makna yang padat dan penting. Kata beliau shallallahu โ€˜alaihi wasallam :

ุฃูˆุตูŠูƒูู…ู’ ุจุชูŽู‚ูˆู‰ ุงู„ู„ู‡ ุŒ ูˆุงู„ุณู‘ูŽู…ู’ุนู ูˆุงู„ุทู‘ูŽุงุนุฉู ุŒ ูˆุฅู†ู’ ุชูŽุฃูŽู…ู‘ูŽุฑูŽ ุนูŽู„ูŠูƒูู… ุนูŽุจู’ุฏูŒ ุŒ ูˆุฅู†ู‘ูŽู‡ ู…ู† ูŠูŽุนูุดู’ ู…ูู†ู’ูƒูู… ุจุนุฏูŠ ููŽุณูŽูŠุฑู‰ ุงุฎุชู„ุงูุงู‹ ูƒูŽุซูŠุฑุงู‹ ุŒ ููŽุนูŽู„ูŽูŠูƒูู…ู’ ุจูุณูู†ู‘ูŽุชููŠ ูˆุณูู†ู‘ูŽุฉู ุงู„ุฎูู„ูุงุก ุงู„ุฑู‘ูŽุงุดุฏูŠู†ูŽ ุงู„ู…ู‡ุฏูŠู‘ููŠู†ูŽ ุŒ ุนูŽุถู‘ููˆุง ุนู„ูŠู‡ุง ุจุงู„ู†ู‘ูŽูˆุงุฌูุฐู ุŒ ูˆุฅูŠู‘ูŽุงูƒูู… ูˆู…ูุญู’ุฏูŽุซุงุชู ุงู„ุฃู…ูˆุฑ ุŒ ูุฅู†ู‘ูŽ ูƒูู„ู‘ูŽ ุจูุฏุนูŽุฉู ุถูŽู„ุงู„ุฉูŒ

โ˜๐Ÿปโ€œAku mewasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat (kepada pemerintah), meski yang memerintahkan kalian sebelumnya adalah seorang budak. Sungguh, siapa yang masih hidup sepeninggalku, niscaya dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib untuk kalian pegang teguh jalanku dan jalan para Khulafaur Rasyidin yang terpetunjuk. Gigitlah ajaran itu dengan gigi geraham kalian. Hati-hatilah kalian dari hal yang diada-adakan karena sungguh, setiap bidโ€™ah adalah kesesatan.โ€ [H.R. Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah]

2. Dalam riwayat lainnya, Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam ketika berkhutbah memulai khutbahnya dengan ucapan:

ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ุฎูŽูŠู’ุฑูŽ ุงู„ู’ุญูŽุฏููŠุซู ูƒูุชูŽุงุจู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุฎูŽูŠู’ุฑู ุงู„ู’ู‡ูุฏูŽู‰ ู‡ูุฏูŽู‰ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุดูŽุฑู‘ู ุงู„ู’ุฃูู…ููˆุฑู ู…ูุญู’ุฏูŽุซูŽุงุชูู‡ูŽุง ูˆูŽูƒูู„ู‘ู ุจูุฏู’ุนูŽุฉู ุถูŽู„ูŽุงู„ูŽุฉูŒ

๐Ÿ“– โ€œSesungguhnya ucapan terbaik adalah Kitabullah dan petunjuk terbaik adalah petunjuk Nabi Muhammad shallallahu โ€˜alaihi wasallam . Dan perkara terjelek adalah yang diada-adakan dan setiap bidโ€™ah adalah sesat.โ€ [H.R. Muslim].

โœ๏ธ [oleh Abu Yusuf Abdurrahman]

Bersambung In syaa Allah....

๐ŸŒŽ dari Saudara,
bidah itu tercela
โ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโŠฐโœฟ๐Ÿ“–โœฟโŠฑโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ข
#bidah #hadis #albani

@majalahtashfiyah
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
SAUDARA, BIDAH ITU TERCELA
(bag. 3 Para ulama mempersaksikan)

โ˜๐Ÿป Para Ulama Terdahulu Mempersaksikan

Riwayat-riwayat dari para salaf yang mencela bidโ€™ah sangat banyak. Kami cukupkan sebagian saja, semoga bisa menjadi gambaran tentang pendapat mereka terhadap bidโ€™ah.

1๏ธโƒฃ Abu Idris Al Khaulani rahimahullah (tabiโ€™in senior, wafat 80 H) mengatakan, โ€œSaya melihat di masjid ada api yang tidak bisa saya padamkan lebih baik daripada saya melihat di masjid ada bidโ€™ah yang tidak bisa saya ubah.โ€

2๏ธโƒฃ Abdullah bin Masโ€™ud z berkata, โ€œTeladanilah dan jangan kalian berbuat bidโ€™ah. Sungguh, kalian sudah dicukupi.โ€

3๏ธโƒฃ Beliau mengucapkan dalam kesempatan lainnya, โ€œSederhana dalam sunnah lebih baik daripada bersungguh-sungguh dalam bidโ€™ah.โ€

4๏ธโƒฃ Al Hasan Al Bashri rahimahullah mengatakan, โ€œTidaklah bertambah semangat ahlul bidโ€™ah dalam puasa dan salat, kecuali Allah justru bertambah jauh darinya.โ€

5๏ธโƒฃ Beliau rahimahullah juga mengatakan, โ€œJangan engkau duduk bersama pelaku bidโ€™ah, itu akan menyebabkan kalbumu sakit.โ€

6๏ธโƒฃ Al Fudhail bin Iyadh rahimahullah (tabiut tabiโ€™in, wafat 187 H) mengatakan, โ€œIkutilah jalan kebenaran, jangan risau dengan sedikitnya orang yang menganutnya. Jauhilah olehmu jalan kesesatan, jangan terpana dengan banyaknya orang yang binasa.โ€

โœ๏ธ [oleh Abu Yusuf Abdurrahman]

Bersambung in syaa Allah...

๐ŸŒŽ dari Saudara,
bidah itu tercela
โ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโŠฐโœฟ๐Ÿ“–โœฟโŠฑโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ข
#bidah #hadis #albani

@majalahtashfiyah
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado

MENGENAL BID'AH HASANAH
(bag. 1 Ucapan Umar)

Apa itu bid'ah hasanah? Bidโ€™ah hasanah artinya adalah bidโ€™ah yang bernilai baik. Beberapa ulama telah menyebutkan jenis bidโ€™ah ini dalam beberapa karya mereka. Pada kesempatan ini, kita akan sebutkan beberapa hal yang dianggap
bidah hasanah dan nukilan ulama mengenai bidโ€™ah jenis ini disertai telaah ringkas mengenainya.

๐Ÿƒ 1. Ucapan Umar radhiyallahu โ€˜anhu โ€œSebaik-baik bidโ€™ah adalah ini.โ€

๐Ÿ“š Mari kita perhatikan sejenak mengenai ucapan beliau ini. Umar radhiyallahu โ€˜anhu mengucapkan ucapan ini saat beliau melihat salat tarawih yang dilakukan oleh para shahabat, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari rahimahullah. Lantas, terbetik tanya, apakah salat tarawih termasuk bidโ€™ah yang tidak ada dalilnya dari Al Quran dan hadis?

๐Ÿ“– Jawabannya, ada dalilnya. Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam dalam riwayat Al Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiyallahu โ€˜anha telah meneladankan salat tarawih. Aisyah radhiyallahu โ€˜anha mengisahkan bahwa dahulu Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam pada malam Ramadhan salat sendiri di masjid. Lalu, orang berkumpul ikut salat bersama dengan beliau tiga malam berturut-turut. Pada malam keempat, Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam tidak keluar mengimami mereka. Beliau shallallahu โ€˜alaihi wasallam menjelaskan sebab beliau meninggalkan salat tarawih berjamaah, yang artinya, โ€œYang menyebabkan aku tidak keluar mengimami kalian hanya karena aku khawatir salat ini akan diwajibkan atas kalian.โ€ Maka, salat ini pun tidak dilakukan secara berjamaah pada zaman Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam masih hidup dan pada khilafah Abu Bakar.

๐Ÿ•‹ Barulah pada khilafah Umar, saat beliau melihat orang-orang salat dengan beberapa jamaah tercerai-berai, beliau pun mengumpulkan mereka di masjid dengan satu imam.

๐Ÿคš๐Ÿป Dengan melihat kepada kisah di atas, kita ketahui bahwa salat tarawih bukanlah bidโ€™ah secara istilah syariat. Kriteria bidโ€™ah โ€˜mukhtaraโ€™ahโ€™ atau diada-adakan tidak terpenuhi pada amalan ini. Sebab, Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam pernah mencontohkannya. Secara lisan pun, beliau juga memotivasi untuk melakukan salat malam di bulan Ramadhan. Beliau shallallahu โ€˜alaihi wasallam tidak meneruskan mengimami hanya khawatir diwajibkan karena zaman itu adalah zaman pensyariatan. Saat beliau meninggal, syariat tidak lagi turun, alasan kekhawatiran telah hilang, makanya Umar radhiyallahu โ€˜anhu pun menghidupkan lagi sunnah Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam itu. Umar bukan membuat hal yang baru dalam agama ini.

โ“ Lantas, kenapa Umar radhiyallahu โ€˜anhu menyebut salat tarawih sebagai bidโ€™ah? Umar radhiyallahu โ€˜anhu menyebut amalan ini sebagai bidโ€™ah dipandang dari bahasa, yakni menghidupkan amalan yang dahulunya ditinggalkan. Ingat, penggunaan kata bidโ€™ah secara bahasa tidak bernilai celaan secara langsung (lihat pembahasan tentang definisi bidโ€™ah di
https://tashfiyah.com/dikit-dikit-bidah/). Adapun secara istilah syariat, apa yang beliau sebutkan ini bukanlah bidโ€™ah.

โœ๏ธ Abu Yusuf Abdurrahman

Bersambung In syaa Allah...

๐ŸŒ Dari
https://tashfiyah.com/inilah-bidah-hasanah/
โ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโŠฐโœฟ๐Ÿ“–โœฟโŠฑโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ข
#bidah #hasanah #tarawih

https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
MENGENAL BID'AH HASANAH
(bag. 2 Ucapan Imam Asy Syafi'i)

โœ๏ธ Abu Yusuf Abdurrahman

๐Ÿƒ 2. Ucapan Imam Asy Syafiโ€™i rahimahullah โ€œBidโ€™ah ada dua macam: bidโ€™ah terpuji (mahmudah) dan bidโ€™ah tercela (madzmumah).โ€

โ” Apakah dari ucapan beliau ini bisa dipahami adanya bidโ€™ah secara istilah syariat yang bernilai baik? Untuk memahaminya, perlu diketahui apa yang beliau maksud sebagai bidโ€™ah terpuji.

๐Ÿ“– Redaksi ucapan beliau secara lengkap seperti ini, โ€œBidโ€™ah ada dua macam: bidโ€™ah terpuji dan bidโ€™ah tercela. Yang sesuai sunnah adalah yang terpuji, sedang yang menyelisihi sunnah adalah tercela.โ€ [Hilyatul Auliya]

๐Ÿ“• Dari penjelasan beliau sendiri ini, kita simpulkan bahwa yang beliau maksud bidโ€™ah terpuji bukanlah bidโ€™ah secara istilah syariat, namun bidโ€™ah secara bahasa. Karena, beliau yang beliau maksudkan sebagai bidโ€™ah terpuji adalah bidโ€™ah yang sesuai sunnah. Sehingga, tidak terpenuhi padanya kriteria bidโ€™ah โ€˜mukhtaraโ€™ahโ€™ (yang diadakan) sebab amalan tersebut berdasarkan sunnah Nabi shallallahu โ€˜alaihi wasallam.

๐Ÿ“Œ Akan lebih jelas lagi, jika kita mengetahui bahwa beliau berdalil adanya bidโ€™ah terpuji dengan komentar shahabat Umar mengenai salat tarawih, seperti yang diriwayatkan dalam Hilyatul Auliya. Dan telah kita sampaikan di muka bahwa tarawih bukanlah
bidah.

๐ŸŒ Dari
https://tashfiyah.com/inilah-bidah-hasanah/
โ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโŠฐโœฟ๐Ÿ“–โœฟโŠฑโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ข
#bidah #hasanah #tarawih #Syafii

@majalahtashfiyah
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado

IBNU MAS'UD DAN JAMAAH ZIKIR. [bag. 1 Kisah]

๐Ÿ“– Ad Darimi meriwayatkan dengan sanad yang shahih dalam Sunan-nya sebuah kejadian yang patut kita renungkan. Pagi itu, azan Subuh belumlah berkumandang. Shahabat Abu Musa Al Asyโ€™ari melihat orang-orang berkumpul di masjid.

๐Ÿ•‹ Sambil menunggu salat wajib untuk ditunaikan, orang-orang itu berkumpul menjadi beberapa kelompok. Tiap kelompok ada pemimpin yang memandu mereka untuk berzikir. Mereka menggunakan kerikil sebagai alat penghitung zikirnya.

๐Ÿ“ฟ โ€œBertasbihlah seratus kali,โ€ kata salah satu pemandu zikir. Anggotanya pun melakukan tasbih. โ€œBertahlillah seratus kali.โ€ โ€œBertakbirlah seratus kali.โ€ Demikian, anggota halaqahnya mengikuti perintah dari sang pemandu.

โ“ Abu Musa merasa aneh dengan amalan yang tidak pernah dilihatnya di zaman Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam ini. Kalau tasbih, tahlil, dan takbir tentu itu adalah zikir yang sudah sangat dikenal oleh shahabat. Namun, yang beliau anehkan adalah caranya yang berjamaah. Cara ini tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam dan para shahabat.

๐Ÿ“Œ Maka, Abu Musa pun mendatangi Ibnu Masโ€™ud radhiyallahu โ€˜anhu untuk meminta keterangan dari beliau. Ibnu Masโ€™ud memang dikenal sebagai shahabat yang sangat lama menimba ilmu dari Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam.

โ—๏ธ Setelah Abu Musa bercerita apa yang dialaminya, Ibnu Masโ€™ud pun segera ke masjid untuk meluruskan bidโ€™ah yang mereka lakukan. Ibnu Masโ€™ud pun marah.

๐Ÿ“— โ€œApa yang kalian lakukan ini?โ€ tanya Ibnu Masโ€™ud.

๐Ÿ“ฟ โ€œWahai Abu Abdirrahman (Ibnu Masโ€™ud), ini hanyalah kerikil untuk menghitung takbir, tahlil, dan tasbih.โ€

๐Ÿ“— โ€œHitunglah kejelekan kalian, aku jamin sedikit pun kebaikan kalian tidak akan hilang.โ€

โ—๏ธ Ibnu Masโ€™ud melanjutkan, โ€œKasihan kalian umat Muhammad shallallahu โ€˜alaihi wasallam! Betapa cepat kehancuran kalian! Ini, para shahabat Nabi kalian shallallahu โ€˜alaihi wasallam masih banyak. Baju-baju beliau pun belum usang. Bejana beliau pun belum juga pecah. Demi Dzat Yang jiwaku berada di Tangan-Nya, apakah kalian ini di atas agama yang lebih berpetunjuk daripada agama Nabi ataukah kalian membuka pintu kesesatan?!โ€

โŒ Andai agama mereka lebih berpetunjuk daripada agama Nabi Muhammad shallallahu โ€˜alaihi wasallam, tentunya ini tidak mungkin, karena Allah sudah menegaskan ridha-Nya terhadap kesempurnaan agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam . Sehingga, hanya tersisa kemungkinan kedua, mereka membuka pintu kesesatan.

๐Ÿ“ฟ Lalu, orang-orang itu pun berdalih, โ€œWahai Abu Abdirrahman, kami hanya ingin kebaikan.โ€

๐Ÿƒ Niatan mereka sebenarnya baik, menunggu datangnya waktu salat dengan melakukan zikir berjamaah. Tapi sayang, caranya tidak sesuai dengan teladan Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam. Sehingga, ada satu syarat yang tidak terpenuhi agar amalnya diterima.

โœ… Makanya, Ibnu Masโ€™ud radhiyallahu โ€˜anhu pun menjawabnya, โ€œBetapa banyak orang yang ingin kebaikan, tapi sayang tidak bisa mendapatkannya.โ€

๐Ÿ“– Beliau pun melanjutkan, โ€œRasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam telah mengabarkan kepadaku, ada suatu kaum yang membaca Al Quran, namun tidak melewati kerongkongan mereka (yakni hanya dibaca tanpa direnungi sampai di kalbunya). Demi Allah, aku tidak tahu, bisa jadi mayoritas mereka adalah dari golongan kalian.โ€ Ibnu Masโ€™ud pun berpaling dari mereka setelah memberikan nasihat ini.

๐ŸŒช Benarlah apa yang diprediksi oleh Ibnu Masโ€™ud. Beberapa tahun kemudian, terjadi perang antara kaum muslimin dengan Khawarij di Nahrawan. Ternyata, mayoritas yang ikut di majelis bidโ€™ah tersebut ikut memerangi muslimin dalam barisan Khawarij.

โœ๏ธ Abu Yusuf

๐ŸŒ Dari
https://tashfiyah.com/ibnu-masud-mengingkari-zikir-jamaah/
โ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโŠฐโœฟ๐Ÿ“–โœฟโŠฑโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ข
#bidah #Ibnumasud #bertanya #khawarij #zikir

@majalahtashfiyah
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado

IBNU MAS'UD DAN JAMAAH ZIKIR.

[bag. 2 Hikmah dan Pelajaran 1]

๐Ÿ“š Hikmah 1 Bertanya dan meminta masukan kepada orang yang berilmu merupakan solusi dari segala permasalahan.

๐Ÿ“– Abu Musa Al Asyโ€™ari radhiyallahu โ€˜anhu merasa ada yang ganjil dari amalan yang dikerjakan sebagian orang. Beliau tidak langsung mengingkarinya namun bertanya dahulu kepada Abdullah bin Masโ€™ud radhiyallahu โ€˜anhu yang lebih banyak menimba ilmu dari Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam .

๐Ÿƒ Sebuah kisah lain bisa menjadi ibrah mengenai bahayanya beramal tanpa ilmu. Shahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma dahulu safar dengan rombongannya. Ternyata, di perjalanan tersebut salah satu anggota rombongan tertimpa batu dan melukai kepala sampai parah. Saat tidur, orang tersebut mimpi basah, padahal cuacanya sangat dingin dan dikhawatirkan lukanya akan lebih parah. Dia pun bertanya kepada para shahabat yang ikut dalam rombongan itu apakah ada keringanan baginya untuk tidak mandi. Para shahabat menjawab bahwa tidak ada keringanan, dia tetap harus mandi. Dia pun mandi, yang akhirnya menyebabkan dirinya meninggal dunia. Ketika hal ini diceritakan kepada Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam , beliau pun marah dan mengatakan yang artinya, โ€œMereka telah membunuhnya! Semoga Allah membunuh mereka! Tidakkah mereka itu bertanya jika mereka tidak mengetahui?! Obat dari kebodohan itu hanyalah dengan bertanya.โ€ [H.R. Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah]

๐Ÿƒ Inilah yang seharusnya dilakukan seorang muslim saat bertemu dengan perkara agama yang tidak diketahuinya. Jangan sembarangan menetapkan hukum sampai bertanya kepada ulama. Sungguh, akibat yang ditimbulkan dari sembarang menghukumi sesuatu dalam agama, bisa jadi sangat parah.

โœ๏ธ Abu Yusuf

๐ŸŒ Dari
https://tashfiyah.com/ibnu-masud-mengingkari-zikir-jamaah/
โ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโŠฐโœฟ๐Ÿ“–โœฟโŠฑโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ข
#bidah #Ibnumasud #ilmu #bertanya #ulama

@majalahtashfiyah
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado

IBNU MAS'UD DAN JAMAAH ZIKIR.

[bag. 3 Hikmah dan Pelajaran 2]

๐Ÿ“š Hikmah 2 Bidโ€™ah โ€“dari segi ketiadaan dalilโ€” dibagi dua: bidโ€™ah haqiqiyah dan bidโ€™ah idhafiyah.

1๏ธโƒฃ Bidโ€™ah haqiqiyah adalah bidโ€™ah yang sama sekali tidak memiliki dasar dalil dari agama ini. Contohnya, keyakinan Khawarij yang mengafirkan kaum muslimin, keyakinan Qadariyaโ€™h yang menolak adanya takdir, puasa dengan tidak berbicara, dsb.

2๏ธโƒฃ Bidโ€™ah idhafiyah adalah bidโ€™ah yang memiliki dua sisi. Sisi pertama, amalan tersebut memiliki dalil yang menunjukkan asalnya; dan sisi kedua, amalan tersebut memiliki tambahan yang tidak ditunjukkan dalil baik secara tegas maupun isyarat.

๐Ÿ“ Yakni, asal amalan disyariatkan, akan tetapi menjadi bidโ€™ah karena adanya penambahan dari segi yang lain. Misalnya, ditambahkan tata cara tertentu, waktu tertentu, jumlah, atau keutamaan tertentu. Sebab, penentuan hal-hal tersebut merupakan kekhususan syariat yang tidak bisa dijangkau nalar.

๐Ÿ“ฟ Misalnya dalam kisah di atas, zikir tasbih, tahlil, tahmid, dan takbir merupakan zikir yang sangat besar pahalanya. Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam menjelaskan yang artinya, โ€œUcapan yang paling dicintai Allah adalah subhanallah, alhamdulillah, laa ilaha illallah, dan allahu akbar. Tidak mengapa engkau mulai dengan yang mana saja.โ€ [H.R. Muslim]. Sehingga, dari sisi ini amalan yang mereka lakukan memiliki dalil yang menunjukkan asal amalan tersebut.

โ—๏ธ Namun, Ibnu Masโ€™ud rahimahullah justru mengingkari mereka dengan sangat keras. Apa sebabnya? Jawabnya, karena ada tambahan yang tidak ditunjukkan dalil. Mereka menentukan tata cara, waktu, dan jumlah tertentu yang tidak ada dalam dalil.

๐Ÿ“– Begitu pula amalan saleh lainnya, jika dalil menyebutkan secara umum, maka tidak boleh dikhususkan tanpa dalil. Jika seseorang mengamalkannya secara mutlak sesuai dalil, hukumnya sunnah. Namun, jika ada yang mengamalkan amalan itu dengan keyakinan adanya jumlah, tata cara, waktu, atau keutamaan tertentu, amalan itu berubah menjadi bidโ€™ah. Bidโ€™ah itulah yang dijuluki bidโ€™ah idhafiyah.

๐Ÿ“• Ad Darimi rahimahullah meriwayatkan dalam Sunan beliau, ada orang yang salat setelah Ashar dengan rakaat yang banyak. Saโ€™id bin Musayyib rahimahullah yang melihat apa yang dilakukan orang ini, langsung melarangnya. Orang itu pun bertanya, โ€œWahai Abu Muhammad (Saโ€™id bin Musayyib) apakah Allah akan mengazabku dikarenakan salat?โ€ Saโ€™id rahimahullah menjawab, โ€œTidak. Akan tetapi, Allah mengazabmu karena menyelisihi sunnah Nabi shallallahu โ€˜alaihi wasallam .โ€

โœ๏ธ Abu Yusuf

๐ŸŒ Dari
https://tashfiyah.com/ibnu-masud-mengingkari-zikir-jamaah/
โ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโŠฐโœฟ๐Ÿ“–โœฟโŠฑโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ข
#bidah #pembagian #zikir #sunnah

@majalahtashfiyah
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado

IBNU MAS'UD DAN JAMAAH ZIKIR

[bag. 4 Hikmah dan Pelajaran 3]

๐Ÿ–‹ Hikmah 4. Ibnu Masโ€™ud Radhiyallahu'anhu mengatakan kepada mereka, โ€œBetapa cepat kebinasaan kalian!โ€ Ini menunjukkan kepada kita bahwa bidโ€™ah adalah jalan menuju kebinasaan.

๐Ÿ”ฅ Sufyan Ats Tsauri rahimahullah mengatakan, โ€œBidโ€™ah lebih dicintai Iblis daripada maksiat. Sebab, orang bisa bertobat dari maksiat sedangkan bidโ€™ah, orang tidak bertobat darinya.โ€ Bidโ€™ah tidak bisa tobat darinya, maksudnya seorang pelaku bidโ€™ah menganggap bahwa amalan bidโ€™ah yang dilakukannya adalah amalan yang baik. Maka, selama orang tersebut menganggap bahwa itu baik, dia tidak akan bertobat darinya. Sebab, hal yang pertama dari tobat adalah meyakini bahwa apa yang dilakukannya merupakan perkara jelek. Akan tetapi, tobat tetap mungkin terjadi jika Allah memberinya hidayah hingga mengetahui kebenaran yang sesungguhnya. [Majmuโ€™ Fatawa, Ibnu Taimiyah rahimahullah]

๐Ÿ‚ Di sini lain, perbuatan bidโ€™ah akan menjadikan seseorang meninggalkan sunnah. Sebab, seseorang yang melakukan bidโ€™ah terkuras tenaganya, tersibukkan pikirannya, dan terisi kalbunya dengan amalan bidโ€™ah tersebut. Sehingga, pantaslah Abu Idris Al Khaulani rahimahullah dahulu mengatakan, โ€œTidaklah suatu kaum mengadakan suatu bidโ€™ah, kecuali Allah mengangkat dari mereka sunnah.โ€ Inilah di antara bentuk kebinasaan para pelaku bidโ€™ah.

โœ๏ธ Abu Yusuf

๐ŸŒ Dari
https://tashfiyah.com/ibnu-masud-mengingkari-zikir-jamaah/
โ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโŠฐโœฟ๐Ÿ“–โœฟโŠฑโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ข
#bidah #sunnah #binasa

@majalahtashfiyah
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado

IBNU MAS'UD DAN JAMAAH ZIKIR.

[bag. 5 Hikmah dan Pelajaran 4]

๐Ÿ–‹ Hikmah 4. Ibnu Masโ€™ud radhiyallahu โ€˜anhu mengatakan, โ€œIni, para shahabat Nabi shallallahu โ€˜alaihi wasallam masih banyak.โ€ Ucapan ini menunjukkan wajibnya memahami perkara agama ini dengan pemahaman shahabat. Janganlah memahami dalil Al Quran dan hadis dengan pemahaman sendiri tanpa merujuk pada bimbingan shahabat. Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam berpesan yang artinya, โ€œWajib bagi kalian untuk berpegang teguh dengan ajaranku dan ajaran Khulafaur Rasyidin setelahku.โ€

โœ๏ธ Ibnu Masโ€™ud radhiyallahu โ€˜anhu juga telah mewanti-wanti, โ€œSiapa yang hendak meneladani, hendaknya dia teladani yang telah mati. Sebab, orang yang masih hidup tidak aman dari godaan (yakni, belum ada jaminan istiqamah hingga ajal menjemput). Mereka inilah para shahabat Nabi. Mereka inilah orang-orang terbaik dari umat ini: kalbu mereka terbaik, ilmu mereka paling dalam, dan paling sedikit berlebih-lebihan. Merekalah orang yang telah Allah pilih untuk menemani Nabi-Nya shallallahu โ€˜alaihi wasallam dan menyampaikan agama-Nya. Maka, contohlah akhlak dan jalan mereka. Mereka ada di atas petunjuk yang lurus.โ€ [Syarhus Sunnah, Al Baghawi]

โœ๏ธ Abu Yusuf

๐ŸŒ Dari
https://tashfiyah.com/ibnu-masud-mengingkari-zikir-jamaah/
โ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโŠฐโœฟ๐Ÿ“–โœฟโŠฑโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ข
#bidah #shahabat #Ibnumasud

@majalahtashfiyah
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado

IBNU MAS'UD DAN JAMAAH ZIKIR.

[bag. 6 Hikmah dan Pelajaran 5]

๐Ÿ“„ Hikmah 5. Mereka berdalih, โ€œTidaklah kami menginginkan kecuali kebaikan.โ€ Ibnu Masโ€™ud radhiyallahu โ€˜anhu menjawab mereka, โ€œBetapa banyak orang yang ingin kebaikan, tapi sayang tidak bisa mendapatkannya.โ€

๐Ÿงพ Diambil hikmah dari sini, bahwa niat saja tidak cukup. Niat yang baik harus dibarengi cara yang benar. Dua syarat ini mesti terpenuhi bagi siapa saja yang menginginkan kebaikan. Dari sini, bisa kita simpulkan kekeliruan ucapan yang banyak menyebar di masyarakat, โ€œYang penting niatnya baik.โ€

โœ๏ธ Abu Yusuf

๐ŸŒ Dari
https://tashfiyah.com/ibnu-masud-mengingkari-zikir-jamaah/
โ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโŠฐโœฟ๐Ÿ“–โœฟโŠฑโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ข
#bidah #niat #mutabaah #teladan

@majalahtashfiyah
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
YANG INI BUKANLAH GHIBAH YANG DILARANG.


Al Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan,

ุงุนู’ู„ูŽู…ู’ ุฃู†ู‘ูŽ ุงู„ุบููŠุจูŽุฉูŽ ุชูุจูŽุงุญู ู„ูุบูŽุฑูŽุถู ุตูŽุญูŠุญู ุดูŽุฑู’ุนููŠู‘ู ู„ุง ูŠูู…ู’ูƒูู†ู ุงู„ูˆูุตููˆู„ู ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุจูู‡ูŽุง

"Ketahuilah, bahwa ghibah dibolehkan demi tujuan yang benar dan syar'i, yang tidak bisa dicapai kecuali dengan hal tersebut."

ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุณูุชู‘ูŽุฉู ุฃุณู’ุจูŽุงุจู :

Ada enam sebab yakni :

ุงู„ุฃูŽูˆู‘ูŽู„ู : ุงู„ุชู‘ูŽุธูŽู„ู‘ูู…ู ุŒ ููŽูŠูŽุฌููˆุฒู ู„ูู„ู…ูŽุธู’ู„ููˆู…ู ุฃู†ู’ ูŠูŽุชูŽุธูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ุณู‘ูู„ู’ุทูŽุงู†ู ูˆุงู„ู‚ูŽุงุถููŠ ูˆุบูŽูŠุฑูู‡ูู…ุง ู…ูู…ู‘ูŽู†ู’ ู„ูŽู‡ู ูˆูู„ุงูŽูŠูŽุฉูŒ ุŒ ุฃูŽูˆู’ ู‚ูุฏู’ุฑูŽุฉูŒ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฅู†ู’ุตูŽุงููู‡ู ู…ูู†ู’ ุธูŽุงู„ูู…ูู‡ู ุŒ ููŠู‚ูˆู„ : ุธูŽู„ูŽู…ูŽู†ููŠ ููู„ุงูŽู†ูŒ ุจูƒุฐุง .

1๏ธโƒฃ Melaporkan kezaliman. Boleh untuk orang yang dizalimi untuk melaporkan kezaliman kepada pemerintah, hakim, atau orang lain yang memiliki kewenangan dan kemampuan untuk memberikan keadilan baginya dari orang yang menzaliminya. Dia katakan, 'Fulan menzalimiku dengan demikian.'

ุงู„ุซู‘ูŽุงู†ูŠ : ุงู„ุงุณู’ุชูุนุงู†ูŽุฉู ุนูŽู„ูŽู‰ ุชูŽุบู’ูŠููŠุฑู ุงู„ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑู ุŒ ูˆูŽุฑูŽุฏู‘ู ุงู„ุนูŽุงุตููŠ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ุตู‘ูŽูˆุงุจู ุŒ ููŠู‚ูˆู„ู ู„ูู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุฑู’ุฌููˆ ู‚ูุฏู’ุฑูŽุชู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฅุฒุงู„ูŽุฉู ุงู„ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑู : ููู„ุงู†ูŒ ูŠูŽุนู’ู…ูŽู„ู ูƒูŽุฐุง ุŒ ูุงุฒู’ุฌูุฑู’ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู

2๏ธโƒฃ Meminta tolong untuk mengubah kemungkaran dan mengembalikan orang yang bermaksiat pada kebenaran. Dia katakan kepada orang yang diharapkan mampu untuk menghilangkan kemungkaran itu, 'Fulan melakukan ini, maka laranglah dia.'

ุงู„ุซู‘ูŽุงู„ูุซู : ุงู„ุงุณู’ุชููู’ุชูŽุงุกู ุŒ ููŠู‚ููˆู„ู ู„ูู„ู…ููู’ุชููŠ: ุธูŽู„ูŽู…ูŽู†ููŠ ุฃูŽุจูŠ ุฃูŽูˆู’ ุฃุฎูŠุŒ ุฃูŽูˆู’ ุฒูˆุฌูŠุŒ ุฃูŽูˆู’ ููู„ุงู†ูŒ ุจูƒูŽุฐูŽุง ููŽู‡ูŽู„ู’ ู„ูŽู‡ู ุฐูŽู„ููƒูŽุŸ

3๏ธโƒฃ Meminta fatwa dia mengatakan kepada mufti (pemberi fatwa), 'Ayahku, saudaraku, suamiku, atau Fulan melakukan demikian, bolehkah hal itu?'

ุงู„ุฑู‘ูŽุงุจุนู : ุชูŽุญู’ุฐููŠุฑู ุงู„ู…ูุณู’ู„ูู…ูŠู†ูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุดู‘ูŽุฑู‘ู ูˆูŽู†ูŽุตููŠุญูŽุชูู‡ูู…ู’

4๏ธโƒฃ Memperingatkan kaum muslimin dari kejelekan dan menasihati mereka. Termasuk dari bab ini:

โ–ช๏ธ Memperingatkan dari ahlul bid'ah

โ–ช๏ธ Melakukan jarh wat ta'dil (menyebutkan kondisi) para perawi hadis

โ–ช๏ธ Melaporkan kondisi orang yang tidak pantas untuk menduduki suatu jabatan publik kepada atasannya

โ–ช๏ธ Memberi masukan terkait dengan pernikahan, usaha bersama, menitipkan barang, atau transaksi lainnya dengan menyebutkan kondisi orang itu agar selamat dari kejelekan di kemudian hari.

ุงู„ุฎุงู…ูุณู : ุฃู†ู’ ูŠูŽูƒููˆู†ูŽ ู…ูุฌูŽุงู‡ูุฑุงู‹ ุจูููุณู’ู‚ูู‡ู ุฃูŽูˆู’ ุจูุฏู’ุนูŽุชูู‡ู

5๏ธโƒฃ Orang yang terang-terangan melakukan kefasikan.

ุงู„ุณู‘ูŽุงุฏูุณู : ุงู„ุชุนุฑููŠูู ุŒ ูุฅุฐุง ูƒูŽุงู†ูŽ ุงู„ุฅู†ู’ุณุงู†ู ู…ูŽุนู’ุฑููˆูุงู‹ ุจูู„ูŽู‚ูŽุจู ุŒ ูƒุงู„ุฃุนู’ู…ูŽุดู ุŒ ูˆุงู„ุฃุนุฑูŽุฌู ุŒ ูˆุงู„ุฃูŽุตูŽู…ู‘ู ุŒ ูˆุงู„ุฃุนู’ู…ู‰ ุŒ ูˆุงู„ุฃุญู’ูˆูŽู„ู ุŒ ูˆุบูŽูŠู’ุฑูู‡ูู…ู’ ุฌุงุฒ ุชูŽุนู’ุฑููŠููู‡ูู…ู’ ุจุฐู„ููƒูŽ ุŒ ูˆูŽูŠูŽุญู’ุฑูู…ู ุฅุทู’ู„ุงู‚ูู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฌูู‡ูŽุฉู ุงู„ุชู‘ูŽู†ู’ู‚ููŠุตู ุŒ ูˆู„ูˆ ุฃู…ูƒูŽู†ูŽ ุชูŽุนู’ุฑูŠููู‡ู ุจูุบูŽูŠุฑู ุฐูŽู„ููƒูŽ ูƒูŽุงู†ูŽ ุฃูˆู’ู„ูŽู‰

6๏ธโƒฃ Memperkenalkan. Jika seseorang dikenal dengan suatu julukan, seperti Al A'masy (Si Rabun), Al A'raj (pincang), Al Ashamm (Si tuli), Al Ahwal (Si Juling), dan selainnya, boleh mengenalkan (mendeskripsikan) dengan hal itu. Namun, haram hukumnya menyebut orang itu dengan perendahan. Dan jika memungkinkan untuk mengenalkan dengan selain itu, maka itu lebih utama."


(Sumber: Riyadhus Shalihin 2/182).


โ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโŠฐโœฟโœฟโŠฑโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ข

Tag: #ukhuwah #lisan #ghibah #bidah @majalahtashfiyah

https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
JIKA GELAS MASIH DI TANGAN SEDANGKAN ADZAN SHUBUH DIKUMANDANGKAN, APA YANG DILAKUKAN??


Abu Daud meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

ุฅูุฐูŽุง ุณูŽู…ูุนูŽ ุฃูŽุญูŽุฏููƒูู…ู ุงู„ู†ู‘ูุฏูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุฅูู†ูŽุงุกู ุนูŽู„ูŽู‰ ูŠูŽุฏูู‡ูุŒ ููŽู„ูŽุง ูŠูŽุถูŽุนู’ู‡ู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูŽู‚ู’ุถููŠูŽ ุญูŽุงุฌูŽุชูŽู‡ู ู…ูู†ู’ู‡ู

"Jika salah seorang dari kalian mendengar panggilan adzan dalam keadaan masih memegang gelas di tangannya, janganlah ia meletakkannya hingga selesai menunaikan kebutuhannya dari gelas itu."

Asy-Syaikh al-Albani rahimahullah memberikan catatan kaki untuk hadits ini dengan pernyataan beliau,

"Pada hadits ini terdapat dalil bahwa orang yang telah menjumpai terbitnya fajar sedangkan tempat minum atau makanan masih ada di tangannya, boleh baginya untuk tidak meletakkannya hingga selesai menunaikan kebutuhan darinya. Gambaran ini menjadi bentuk pengecualian dari ayat,

ูˆูŽูƒูู„ููˆุง ูˆูŽุงุดู’ุฑูŽุจููˆุง ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูŽุชูŽุจูŽูŠู‘ูŽู†ูŽ ู„ูŽูƒูู…ู ุงู„ู’ุฎูŽูŠู’ุทู ุงู„ู’ุฃูŽุจู’ูŠูŽุถู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุฎูŽูŠู’ุทู ุงู„ู’ุฃูŽุณู’ูˆูŽุฏู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ููŽุฌู’ุฑู

'Makan dan minumlah hingga menjadi jelas bagi kalian benang putih dari benang hitam dari fajar."

Sehingga tidak ada pertentangan antara keduanya, juga dengan hadits-hadits yang memiliki makna yang sama dengan kandungan makna ayat. Begitu pula tidak ada ijmak yang menentangnya.

Bahkan, sebagian sahabat dan selainnya mengeluarkan pendapat yang lebih jauh daripada hadits ini, yaitu bolehnya makan sahur hingga fajar menjadi jelas dan menyebar warna putihnya di jalan-jalan. Rujuklah ke kitab Fathul Baari (4/109-110).

Sebab, di antara feadah hadits ini adalah menggugurkan bidahnya IMSAK (menahan makan minum) sebelum waktu fajar sejarak (kurang lebih) seperempat jam!!

Sebab, mereka melakukan hal itu semata karena khawatir adzan shubuh dikumandangkan sementara mereka sedang makan sahur.

Jika saja mereka mengetahui keringanan ini, pasti mereka tidak akan terjatuh dalam kebidahan itu. Maka, perhatikanlah.


(Sumber: Tamamul Minnah hl. 417-418).

#Fawaidumum #shaum #sahur #bidah #imsak



ใ€ฐ๏ธใ€ฐ๏ธโžฐใ€ฐ๏ธใ€ฐ๏ธ
@warisansalaf
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
AKHLAK MULIA TELADAN UMAT.


JANGAN MELAKUKAN GHIBAH.

Al-Imam Muhammad bin Ismail al-Bukhari rahimahullah berkata,

ู…ูŽุง ุงุบุชุจู’ุชู ุฃูŽุญูŽุฏุงู‹ ู‚ูŽุทู‘ู ู…ูู†ู’ุฐู ุนูŽู„ูู…ุชู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ุบููŠุจูŽุฉูŽ ุชูŽุถูุฑู‘ู ุฃูŽู‡ู’ู„ูŽู‡ูŽุง

โ€œAku sama sekali tidak pernah mengghibahi siapa pun, semenjak aku mengetahui bahwa perbuatan ghibah itu dapat mencelakakan pelakunya .โ€™โ€


HARI INI LEBIH BAIK DARI KEMARIN

Sufyan bin 'Uyainah berkata, "Ma'an berkata:

ู…ูŽุง ุฑูŽุฃูŽูŠุชู ู…ูุณู’ุนูŽุฑุงู‹ ูููŠ ูŠูŽูˆู’ู…ู ุฅูู„ุงู‘ูŽ ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุฃูŽูู’ุถูŽู„ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ูƒูŽุงู†ูŽ ุจูุงู„ุฃูŽู…ู’ุณู

"Tidaklah aku melihat Mis'ar pada suatu hari, melainkan keadaannya (di hari itu) lebih baik dari hari sebelumnya."

โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”

โ–ซ๏ธ Mis'ar bin Kidam al-Hilali. Beliau adalah Ulama'nya penduduk Irak di masanya. Seorang Hafizh yang kokoh.

โ–ซ๏ธ Ya'ya bin Sa'id berkata, "Aku tidak pernah melihat seorangpun yang lebih kokoh dari Mis'ar."

โ–ซ๏ธ Sufyan ats-Tsauri berkata, "Dahulu kami jika berselisih tentang sesuatu, maka kami mendatangi Mis'ar (untuk mendapatkan jalan keluarnya."

โ–ซ๏ธ Beliau meninggal pada bulan Rajab tahun 155 H.

โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”


TEGAS TERHADAP ORANG YANG MENYIMPANG

Abu Mu'awiyah Yazid bin Zurai' al-Bashri (Wafat 182 H) rahimahullah berkata,

ู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุชูŽู‰ ู…ูŽุฌู’ู„ูุณูŽ ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ูˆูŽุงุฑูุซูุŒ ููŽู„ุงูŽ ูŠูŽู‚ู’ุฑูŽุจูŽู†ู‘ููŠ

"Barangsiapa yang masih menghadiri majelisnya Abdul Waris maka janganlah sekali-sekali ia mendekatiku."

โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”

โ–ซ๏ธYazid bin Zurai' rahimahullah al-Hafizh, Mujawwid, dan ahli haditsnya negeri Bashrah.

โ–ซ๏ธ Yahya bin Sa'id al-Qatthan berkata, "Tidak ada di sini (Bashrah) yang lebih kokoh darinya."

โ–ซ๏ธ Ahmad bin Hanbal berkata, "Ia adalah bunganya kota Bashrah. Betapa kuat hafalannya dan betapa banyak hafalan haditsnya...

โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”

โ–ซ๏ธ Adapun Abdul Waris, ia adalah Ibnu Sa'id bin Dzakwan al-Anbari. Adz-Dzahabi berkata tentangnya, "Seorang Alim ahli tajwid, termasuk orang yang fashih di masanya. Ia berpegang dengan agama dan memiliki sikap wara'. Sayangnya ia adalah ahli bid'ah pengingkar takdir." (as-Siyar VIII/301)


ILMU YANG TIDAK BERMANFAAT AKAN MEMBAHAYAKAN PEMILIKNYA

Abul 'Abbas Ibnus Samak (wafat 133H) rahimahullah berkata,

ูƒูŽู…ู’ ู…ูู†ู’ ุดูŽูŠู’ุกู ุฅูุฐูŽุง ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽู†ู’ููŽุนู’ ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุถูุฑู‘ูŽุŒ ู„ูŽูƒูู†ู‘ูŽ ุงู„ุนูู„ู’ู…ูŽ ุฅูุฐูŽุง ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽู†ู’ููŽุนู’ุŒ ุถูŽุฑู‘ูŽ

"Berapa banyak sesuatu yang apabila tidak bermanfaat, tidak akan membahayakan. Akan tetapi ilmu (agama) jika tidak bermanfaat, ia akan membahayakan (pemiliknya)."

โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”

โ–ซ๏ธIbnus Samak, Abul 'Abbas Muhammad bin Shubaih al-'Ijli. Seorang yang zuhud, teladan dan pimpinannya para pemberi nasehat.

Beliau belajar kepada Hisyam bin 'Urwah, A'masy dan yang lainnya. Di antara murid yang belajar kepada beliau adalah Ahmad bin Hanbal dan Muhammad bin Abdullah bin Numair.

โ–ซ๏ธ Beliau meninggal di usia tua pada tahun 133 H.


Referensi:

Siyar A'lam an-Nubala' 12/441
Siyar A'lam an-Nubala' 7/165
Siyar A'lam an-Nubala' VIII/301
Siyar A'lam an-Nubala' VIII/328


#Fawaidumum #Ghibah #Tahdzir #Bidah #akhlak #ilmu #zuhud #teladan


ใ€ฐ๏ธใ€ฐ๏ธโžฐใ€ฐ๏ธใ€ฐ๏ธ
@warisansalaf
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado