▪️ Kutipan Faedah
➖➖➖➖➖➖
POTRET SALAF DI BULAN RAMADAN
BERLOMBA KHATAM AL-QUR'AN
🎙 Al-Ustadz Muhammad bin Umar as-Sewed حفظہ الله تعالــﮯ
Mereka juga berlomba-lomba menghatamkan al-Qur’an. Ini kesempatan di bulan Ramadan, dan ini bisa jadi karena apa yang diberitakan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam 'Pintu jannah dibuka dan pintu neraka ditutup', sehingga seakan-akan di bulan Ramadan waktu kita lebih banyak. Silakan buktikan. Yang dulu di luar Ramadan kita susah mencari kesempatan untuk membaca dan menghatamkan al-Qur’an sebulan, ngga sanggup. Tetapi di bulan Ramadan bisa seminggu khatam. Sebagian para sahabat lebih dari itu. Beberapa hari mereka khatam.
Yang kita setahun ada yang belum khatam baca al-Qur'an. Tetapi di bulan Ramadan, subhanallah, banyak waktu. Banyak waktu, merasa senggang, sore senggang, malam senggang. Mudah sekali untuk membaca al-Qur'an. Maka kesempatan ini dipakai sebaik-baiknya. Karena bulannya bulan al-Qur’an, bulannya bulan ibadah, maka mereka berlomba-lomba untuk membaca al-Qur’an. Tadarusan al-Qur'an, satu membaca yang lain mendengar kalau salah ditegur, kalau tajwidnya kurang tepat diluruskan. Maka membaca al-Qur'an dan juga belajar al-Qur'an.
Lebih bagus lagi sebagaimana para masyaikh dan ulama ketika saya kebetulan Ramadan mendapatkan kesempatan Qiyamul Lail di Mekkah, setelah selesai ada kursi-kursi para ulama mereka berbicara memberikan nasihat-nasihat dan sering kali nasihat mereka adalah menafsirkan ayat yang baru dibaca. "Malam ini imam kita membaca ayat ini, ini, ini, yang bermakna seperti ini, tafsirnya seperti ini." Masya Allah. Sudah kita mendapatkan qiraahnya yang indah, mendapatkan ketenteraman hati karena 'dengan ingat Allah hati menjadi tenteram.' Di samping itu, kita mendapatkan ilmunya, makna-makna yang terkandung di dalamnya oleh para ulama.
Maka demikianlah, semestinya para guru dan asatidzah, para kiai, para ustadz, hendaklah mereka mengajarkan tartil ayat-ayat tersebut. Sehingga mereka membaca dan memahami. Mereka berlomba untuk menghatamkan dan mereka juga mendapatkan apa makna ayat demi ayat. MasyaAllah.
Itupun disebutkan oleh Abdullah Ibnu Abbas radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kalau di bulan Ramadan, Jibril datang kepadanya mengulangi ayat-ayat al-Qur’an kepada Rasulullah. "Jibril mengulangi ayat al-Qur'an kepadaku setahun sekali di bulan Ramadan. Sedangkan bulan Ramadan ini, Jibril datang dua kali dan aku melihat bahwa itulah ajalku." Ramadan terakhir, Rasulullah i'tikaf bukan 10 hari, tetapi 20 hari, dan dimurajaah al-Qur'an oleh Jibril 2 kali. Ini menunjukkan kalau para Salafush-shalih bertambah semangatnya di bulan Ramadan dalam membaca al-Qur'an.
#RamadhanMubarak
👉 Turut publikasi:
https://salafymagelang.com/channel
📜 Sumber:
▪️ t.me/radiosuaratauhid1078fm
➖➖➖➖➖➖
POTRET SALAF DI BULAN RAMADAN
BERLOMBA KHATAM AL-QUR'AN
🎙 Al-Ustadz Muhammad bin Umar as-Sewed حفظہ الله تعالــﮯ
Mereka juga berlomba-lomba menghatamkan al-Qur’an. Ini kesempatan di bulan Ramadan, dan ini bisa jadi karena apa yang diberitakan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam 'Pintu jannah dibuka dan pintu neraka ditutup', sehingga seakan-akan di bulan Ramadan waktu kita lebih banyak. Silakan buktikan. Yang dulu di luar Ramadan kita susah mencari kesempatan untuk membaca dan menghatamkan al-Qur’an sebulan, ngga sanggup. Tetapi di bulan Ramadan bisa seminggu khatam. Sebagian para sahabat lebih dari itu. Beberapa hari mereka khatam.
Yang kita setahun ada yang belum khatam baca al-Qur'an. Tetapi di bulan Ramadan, subhanallah, banyak waktu. Banyak waktu, merasa senggang, sore senggang, malam senggang. Mudah sekali untuk membaca al-Qur'an. Maka kesempatan ini dipakai sebaik-baiknya. Karena bulannya bulan al-Qur’an, bulannya bulan ibadah, maka mereka berlomba-lomba untuk membaca al-Qur’an. Tadarusan al-Qur'an, satu membaca yang lain mendengar kalau salah ditegur, kalau tajwidnya kurang tepat diluruskan. Maka membaca al-Qur'an dan juga belajar al-Qur'an.
Lebih bagus lagi sebagaimana para masyaikh dan ulama ketika saya kebetulan Ramadan mendapatkan kesempatan Qiyamul Lail di Mekkah, setelah selesai ada kursi-kursi para ulama mereka berbicara memberikan nasihat-nasihat dan sering kali nasihat mereka adalah menafsirkan ayat yang baru dibaca. "Malam ini imam kita membaca ayat ini, ini, ini, yang bermakna seperti ini, tafsirnya seperti ini." Masya Allah. Sudah kita mendapatkan qiraahnya yang indah, mendapatkan ketenteraman hati karena 'dengan ingat Allah hati menjadi tenteram.' Di samping itu, kita mendapatkan ilmunya, makna-makna yang terkandung di dalamnya oleh para ulama.
Maka demikianlah, semestinya para guru dan asatidzah, para kiai, para ustadz, hendaklah mereka mengajarkan tartil ayat-ayat tersebut. Sehingga mereka membaca dan memahami. Mereka berlomba untuk menghatamkan dan mereka juga mendapatkan apa makna ayat demi ayat. MasyaAllah.
Itupun disebutkan oleh Abdullah Ibnu Abbas radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kalau di bulan Ramadan, Jibril datang kepadanya mengulangi ayat-ayat al-Qur’an kepada Rasulullah. "Jibril mengulangi ayat al-Qur'an kepadaku setahun sekali di bulan Ramadan. Sedangkan bulan Ramadan ini, Jibril datang dua kali dan aku melihat bahwa itulah ajalku." Ramadan terakhir, Rasulullah i'tikaf bukan 10 hari, tetapi 20 hari, dan dimurajaah al-Qur'an oleh Jibril 2 kali. Ini menunjukkan kalau para Salafush-shalih bertambah semangatnya di bulan Ramadan dalam membaca al-Qur'an.
#RamadhanMubarak
👉 Turut publikasi:
https://salafymagelang.com/channel
📜 Sumber:
▪️ t.me/radiosuaratauhid1078fm