FAEDAH AS-SUNNAH MANADO 🇮🇩
2.84K subscribers
3.23K photos
112 videos
66 files
6.84K links
Wasilah Dakwah Salafiyyah Manado.
Chanel Resmi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Manado, Di bawah Bimbingan Al-Ustadz Adnan bin Abdul Majid حفظه الله تعالى

Live streaming Kajian:

RADIO SYARIAH.

http://radioislam.id/RadioIslamAsSunnahManado
Download Telegram
🍂🌱 HAL INI MENYEBABKAN ANDA MENINGGALKAN SUNNAH NABI

✍🏻 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,

" ومِن شأن الجسد أنه إذا كان جائعًا فأخذ من طعامٍ حاجته ، استغنى عن طعام آخر ، حتى لايأكله - إن أكل منه - إلا بكراهة ،
وربما ضره أكله ولم ينتفع به ، ولم يكن هو المغذي له الذي يقيم بدنه.
وكذلك العبد إذا أخذ من غير الأعمال المشروعة بعض حاجته ، قلَّت رغبته في المشروع وانتفاعه به ، بقدر ما اعتاض من غيره ، بخلاف من صرف نِهمته وهمته إلى المشروع ، فإنه تعظم محبته له ومنفعته به ويتم دينه ، ويكمل إسلامه
ولذا تجد أن مَن أكثر من سماع القصائد لطلب صلاح قلبه ، تنقص رغبته في سماع القرآن حتى ربما كرهه ..
ومن أكثر من السفر إلى زيارات المشاهد ونحوها، لا يبقى لحج البيت الحرام في قلبه مِن المحبة والتعظيم مايكون في قلب
من وسعته السُنَّة .
ومن أدمن على أخذ الحكمة والآداب من كلام حكماء فارس والروم ،
لا يبقى لحكمة الإسلام وآدابه في قلبه ذاك الموقع
ومن أدمن قصص الملوك وسيرهم ، لا يبقى لقصص الأنبياء وسيرهم في قلبه ذاك الاهتمام ، ونظير هذا كثير
ولهذا جاء في الحديث عن النبي صلى الله عليه وسلم: «ما ابتدع قوم بدعة إلا نزع الله عنهم من السنة مثلها» رواه الإمام أحمد.

🍲 "Di antara karakter tubuh kita jika lapar, lalu mengambil makanan kebutuhannya, dia tidak perlu kepada makanan lain. Jika dia memakannya, dia memakannya dengan rasa benci. Bahkan kadang makanannya itu justru memudharatinya dan tubuhnya tidak mengambil manfaat darinya. Makanan yang akhir tadi bukanlah makanan yang memberinya nutrisi dan menegakkan badannya.

‼️ Begitu pula hamba, jika dia mengambil sebagian kebutuhannya dari amalan yang tidak disyariatkan, menjadi sedikit kecintaannya dan manfaatnya pada amalan yang disyariatkan. Tergantung dengan seberapa dia mengganti amalan yang disyariatkan dengan yang tidak disyariatkan.

💐 Berbeda dengan orang yang hanya mengambil kebutuhan dan tekadnya pada yang disyariatkan saja. Akan besar kecintaan dan manfaatnya. Akan sempurna agamanya dan lengkap keislamannya.

📖 Oleh sebab itu, engkau dapati orang yang sering mendengarkan kasidah (musik yang dianggap Islami) untuk mencari keshalihan kalbunya, berkurang kecintaannya untuk mendengar Al Quran, bahkan terkadang membencinya.

🕋 Orang yang sering safar untuk mengunjungi monumen peringatan atau selainnya, tidak tersisa di kalbunya kecintaan dan pengagungan kepada haji ke Baitul Haram. Yang mana, kecintaan dan pengagungan ini ada pada kalbu orang yang telah diluaskan oleh sunnah.

📃 Orang yang terbiasa mengambil hikmah dan adab dari ahli hikmah Persia dan Romawi, tidak memberi pengaruh di dalam kalbunya hikmah dan adab Islam.

📖 Orang yang terbiasa membaca kisah dan biografi para raja, tidak tersisa perhatian di dalam kalbunya terhadap kisah para nabi. Dan yang semisal ini banyak.

☝🏻 Karena itu, datang dalam hadis, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda,

«ما ابتدع قوم بدعة إلا نزع الله عنهم من السنة مثلها» رواه الإمام أحمد.

"Tidaklah suatu kaum mengadakan suatu hal yang diadakan dalam agama ini, kecuali Allah mencabut dari mereka sunnah (ajaran Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) yang semisalnya." HR. Imam Ahmad

📚 Iqtidha Ash Shirathil Mustaqim
•┈┈•┈┈•⊰✿📚✿⊱•┈┈•┈┈
#sunnah #bidah #SyaikhulIslam #hikmah

@majalahtashfiyah
http://tttttt.me/faidahassunnahmanado
⁉️💢 MANAKAH YANG LEBIH JELEK?

✍🏻 Syaikh Rabi' bin Hadi Al Madkhali, (semoga Allah menjaga beliau), mengatakan,

و الله المروِّج للبدع أخبث من مروِّج المخدرات ، لأن هذا يعرف أنه مجرم ، و الذي يشتري منه يعرف أنه مجرم ، و يمارس جريمة ، لكن ما شاء الله هذا يروج دين الله، يقال عنه خليفة محمد صلى الله عليه و سلم ، ووارث دين الأنبياء عليهم الصلاة والسلام ، فيهدم دين محمد، ودين الأنبياء باسم الله !، فهذا الذي_يجب التحذير منه ، و الكلام فيه جائز . . ."

📛 "Demi Allah, orang yang menyebarkan pemikiran baru dalam Islam lebih jelek daripada orang yang menjajakan minuman keras.

💢 Karena, orang yang mengedarkan minuman keras, dia sadar bahwa dia pelaku dosa, yang membeli pun tahu bahwa dia pelaku dosa, serta melakukan perbuatan dosa.

📛 Akan tetapi, masya Allah, orang yang menyebarkan pemikiran baru ini menyebarkan agama Allah (menurut anggapan orang), dia disebut sebagai pengganti Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dia disebut sebagai pewaris agama para nabi 'alaihimus shalatu wasalam (yakni, orang itu dianggap sebagai ulama, mubaligh, ustadz, dst). Namun, kenyataannya dia menghancurkan agama Nabi Muhammad dan para nabi, atas nama Allah. Maka, yang ini, perlu umat diperingatkan dari mereka. Boleh membicarakan kejelekan mereka.

📚 Al Majmu 'Ar Raiq hlm. 112


#rabi #bidah #sunnah
@majalahtashfiyah
http://tttttt.me/faidahassunnahmanado
http://tttttt.me/faidahassunnahmanado

♨️ YANG INI BUKANLAH GHIBAH YANG DILARANG
•┈┈•┈┈•⊰✿⛔️✿⊱•┈┈•┈┈•

✍🏻 An Nawawi rahimahullah mengatakan,

اعْلَمْ أنَّ الغِيبَةَ تُبَاحُ لِغَرَضٍ صَحيحٍ شَرْعِيٍّ لا يُمْكِنُ الوُصُولُ إِلَيْهِ إِلاَّ بِهَا

"Ketahuilah, bahwa ghibah dibolehkan demi tujuan yang benar dan syar'i, yang tidak bisa dicapai kecuali dengan hal tersebut."

وَهُوَ سِتَّةُ أسْبَابٍ :

➡️6️⃣⬅️ Ada enam sebab:

الأَوَّلُ : التَّظَلُّمُ ، فَيَجُوزُ لِلمَظْلُومِ أنْ يَتَظَلَّمَ إِلَى السُّلْطَانِ والقَاضِي وغَيرِهِما مِمَّنْ لَهُ وِلاَيَةٌ ، أَوْ قُدْرَةٌ عَلَى إنْصَافِهِ مِنْ ظَالِمِهِ ، فيقول : ظَلَمَنِي فُلاَنٌ بكذا .

1️⃣ Melaporkan kezaliman. Boleh untuk orang yang dizalimi untuk melaporkan kezaliman kepada pemerintah, hakim, atau orang lain yang memiliki kewenangan dan kemampuan untuk memberikan keadilan baginya dari orang yang menzaliminya. Dia katakan, 'Fulan menzalimiku dengan demikian.'

الثَّاني : الاسْتِعانَةُ عَلَى تَغْيِيرِ المُنْكَرِ ، وَرَدِّ العَاصِي إِلَى الصَّوابِ ، فيقولُ لِمَنْ يَرْجُو قُدْرَتهُ عَلَى إزالَةِ المُنْكَرِ : فُلانٌ يَعْمَلُ كَذا ، فازْجُرْهُ عَنْهُ

2️⃣ Meminta tolong untuk mengubah kemungkaran dan mengembalikan orang yang bermaksiat pada kebenaran. Dia katakan kepada orang yang diharapkan mampu untuk menghilangkan kemungkaran itu, 'Fulan melakukan ini, maka laranglah dia.'

الثَّالِثُ : الاسْتِفْتَاءُ ، فيقُولُ لِلمُفْتِي: ظَلَمَنِي أَبي أَوْ أخي، أَوْ زوجي، أَوْ فُلانٌ بكَذَا فَهَلْ لَهُ ذَلِكَ؟

3️⃣ Meminta fatwa dia mengatakan kepada mufti (pemberi fatwa), 'Ayahku, saudaraku, suamiku, atau Fulan melakukan demikian, bolehkah hal itu?'

الرَّابعُ : تَحْذِيرُ المُسْلِمينَ مِنَ الشَّرِّ وَنَصِيحَتُهُمْ

4️⃣ Memperingatkan kaum muslimin dari kejelekan dan menasihati mereka. Termasuk dari bab ini:
▪️ Memperingatkan dari ahlul bid'ah
▪️ Melakukan jarh wat ta'dil (menyebutkan kondisi) para perawi hadis
▪️ Melaporkan kondisi orang yang tidak pantas untuk menduduki suatu jabatan publik kepada atasannya
▪️ Memberi masukan terkait dengan pernikahan, usaha bersama, menitipkan barang, atau transaksi lainnya dengan menyebutkan kondisi orang itu agar selamat dari kejelekan di kemudian hari.

الخامِسُ : أنْ يَكُونَ مُجَاهِراً بِفِسْقِهِ أَوْ بِدْعَتِهِ

5️⃣ Orang yang terang-terangan melakukan kefasikan.

السَّادِسُ : التعرِيفُ ، فإذا كَانَ الإنْسانُ مَعْرُوفاً بِلَقَبٍ ، كالأعْمَشِ ، والأعرَجِ ، والأَصَمِّ ، والأعْمى ، والأحْوَلِ ، وغَيْرِهِمْ جاز تَعْرِيفُهُمْ بذلِكَ ، وَيَحْرُمُ إطْلاقُهُ عَلَى جِهَةِ التَّنْقِيصِ ، ولو أمكَنَ تَعْريفُهُ بِغَيرِ ذَلِكَ كَانَ أوْلَى

6️⃣ Memperkenalkan. Jika seseorang dikenal dengan suatu julukan, seperti Al A'masy (Si Rabun), Al A'raj (pincang), Al Ashamm (Si tuli), Al Ahwal (Si Juling), dan selainnya, boleh mengenalkan (mendeskripsikan) dengan hal itu. Namun, haram hukumnya menyebut orang itu dengan perendahan. Dan jika memungkinkan untuk mengenalkan dengan selain itu, maka itu lebih utama."

📚 Sumber: Riyadhus Shalihin 2/182

•┈┈•┈┈•⊰✿⛔️✿⊱•┈┈•┈┈•

Tag: #ukhuwah #lisan #ghibah #bidah bit.ly/tashfiyah

http://tttttt.me/faidahassunnahmanado
MARI MENGENAL BIDAH
bag. 1
Bidah Secara Bahasa


a. Tinjauan Makna Etimologis

📚 Secara etimologis atau akar bahasa, بِدْعَةٌ berasal dari kata kerja بَدَعَ (fi’il madhi, kata kerja bentuk lampau) يَبْدَعُ (fi’il mudhari’, kata kerja bentuk sekarang dan akan datang) بَدْعاً (mashdar, kata kerja dibendakan). Makna dari kata ini adalah membuat inovasi, sesuatu yang baru, tidak ada contoh dan misal sebelumnya.

📚 Pada makna asal kata, kata ‘bid’ah’ ini tidaklah memiliki nilai celaan atau pujian. Karena, sesuatu yang baru belum mesti sesuatu yang jelek, sebagaimana sesuatu yang baru pun juga belum mesti sesuatu yang bagus. Nilai jelek dan baiknya tergantung dari apakah hal yang baru itu.

📚 Kesimpulannya, kata bid’ah secara bahasa tidaklah memiliki nilai positif dan negatif. Kita baru bisa menilai positif dan negatifnya dilihat dari produk atau hasil dari bid’ah itu.

✍️ oleh Abu Yusuf Abdurrahman

(Bersambung In syaa Allah...)

•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #definisi

@majalahtashfiyah
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
MARI MENGENAL BIDAH
(bag. 2 [akhir]
Bidah menurut syariat)

b.Tinjauan Terminologis Syara’

📚 Definisi yang paling bagus adalah definisi yang dikemukakan oleh Asy Syathibi rahimahullah di dalam kitab Al I’tisham:
“Suatu jalan dalam beragama yang diadakan, menyerupai jalan syariat, tujuan menempuhnya adalah kesungguhan dalam beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala.”

🔑 Ada beberapa kata kunci yang menjadi batasan bid’ah dalam definisi beliau.
1️⃣ Pertama, bid’ah adalah ‘thariqah’ suatu jalan. Artinya, bid’ah memang dijadikan sebagai suatu pedoman yang senantiasa dilazimi. Dengan batasan ini, kita bisa membedakan bid’ah dengan maksiat. Seseorang yang melakukan maksiat, dalam hati kecilnya dia berniat akan meninggalkannya dan bertobat darinya.

🍂 Dengan batasan thariqah ini pula, kita menyimpulkan bahwa bid’ah tidak terbatas hanya pada amalan lahiriah saja. Bid’ah juga mencakup keyakinan, ucapan, dan perbuatan. Misalnya, keyakinan Khawarij bahwa pelaku dosa besar kekal di neraka.

2️⃣ ‘Fid din’ dalam agama Islam, artinya cakupan bid’ah hanya perkara yang ada dalam agama. Bid’ah tidak mencakup segala inovasi dan penemuan dalam hal dunia. Jadi, tidak tepat bid’ah diterapkan dalam penemuan-penemuan dunia, seperti kendaraan modern, kulkas, dan segala hal penemuan dunia yang lain.

3️⃣ ‘Mukhtara’ah’, yang diadakan, artinya bid’ah tersebut tidak memiliki dalil dalam syariat ini. Dengan batasan ini, maka ilmu-ilmu yang membantu dalam memahami agama Islam –seperti ilmu nahwu, sharaf, ushul fiqh, serta ilmu-ilmu lainnya yang dahulu tidak ada pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam — bukanlah bid’ah. Sebab, meskipun ilmu tersebut tidak ada di zaman Rasulullah n, namun ada asal dalil-dalil yang menunjukkan padanya.

4️⃣ ‘Tudhahi asy syar’iyyah’ menyerupai jalan syariat, artinya perbuatan bid’ah tersebut memiliki kesamaan dengan jalan syariat, namun bukan termasuk dari syariat ini.
Penyerupaan syariat tersebut bisa berupa: penentuan tata cara tertentu tanpa dalil (misal, zikir dengan tata cara berjamaah dengan suara berbarengan), menentukan batasan tanpa dalil (misal, puasa dengan memakan jenis makanan tertentu, nasi, umbi, dsb), menentukan waktu-waktu tertentu tanpa dalil (misal, salat pada pertengahan Sya’ban, atau Jumat pertama dari Rajab). Ini semua menyerupai jalan syariat, namun bukan termasuk syariat karena tidak ada dalil baik dari Al Quran, hadis, ataupun ijma’ mengenai penentuan-penentuan tersebut. Orang yang mengadakannya membuat seolah-olah ada tuntunannya dari syariat agar terlihat bagus dikerjakan, padahal tidak ada asalnya.

5️⃣ Tujuan dari ditempuhnya jalan tersebut adalah bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala. Inilah niatan dari para pelaku bid’ah. Semuanya berkeyakinan bahwa bid’ah yang dilakukannya adalah sesuatu yang bisa mendekatkan kepada Allah subhanahu wata’ala . Namun, anggapan ini adalah anggapan yang keliru. Bid’ah bukan termasuk syariat Islam. Maka, perbuatan bid’ah bukanlah sesuatu yang Allah subhanahu wata’ala cintai. Andaikan bid’ah itu merupakan sesuatu yang Allah subhanahu wata’ala cintai, niscaya sudah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ajarkan dan jelaskan kepada kita. Sebab, beliau bersabda:
“Wahai manusia, tidak ada sesuatu pun yang mendekatkan kalian ke surga dan menjauhkan kalian dari neraka, kecuali pasti telah aku perintahkan. Dan tidak ada sesuatu pun yang mendekatkan kalian ke neraka dan menjauhkan kalian dari surga kecuali telah aku larang kalian darinya.” [H.R. Al Baghawi dalam Syarhus Sunnah, dari Abdullah bin Mas’ud z dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Ash Shahihah]. Kita simpulkan dari hadis ini, bahwa segala hal yang disyariatkan pastilah sudah diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sehingga, ketika bid’ah tidak diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, pastilah bid’ah bukan hal yang mendekatkan ke surga.

✍️ oleh: Abu Yusuf

🌎 dari Dikit-dikit
bidah
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #definisi

@majalahtashfiyah
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
SAUDARA, BIDAH ITU TERCELA
(bag. 1 Al Quran telah menjelaskan)


Pembaca, semoga Allah merahmati kita semua. Semua jenis bid’ah dalam istilah pengertian syariat –yang telah kami sebutkan pengertian dan batasannya dalam pembahasan sebelumnya— adalah amalan yang tercela. Allah subhanahu wata’ala, Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam, dan para shahabat serta yang mengikuti mereka telah menyebutkan celaan dan peringatan agar umat tidak terjatuh dalam bid’ah. Pada kesempatan kali ini, kami akan menyebutkan beberapa kutipan dari Al Quran, hadis, serta ucapan para shahabat serta para ulama yang mengikuti mereka mengenai tercelanya bid’ah.

☝🏻 Al Quran Menjelaskan
1. Allah subhanahu wata’ala berfirman:

وَأَنَّ هٰذَا صِرٰطِى مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتََّبِعُوالسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِۦ ۚ ذٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Dan bahwa inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah ia. Dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan lainnya yang akan mengakibatkan kalian bercerai-berai dari jalan-Nya. Itulah yang Allah perintahkan kepada kalian agar kalian bertakwa.” [Q.S. Al An’am:153]

📏 Abdullah bin Mas’ud z mengisahkan, ”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menggariskan satu garis lurus untuk kami. Beliau mengatakan, ‘Ini adalah jalan Allah.’ Kemudian, beliau menggariskan banyak garis di kanan kiri garis tersebut. Lalu beliau mengatakan, ‘Ini adalah jalan-jalan, setiap jalan ada setan yang mengajak kepadanya.’ Kemudian beliau membaca ayat tersebut. [H.R. Ibnu Majah, dishahihkan Syaikh Al Albani rahimahullah ]

🛣 Jalan yang lurus adalah syariat Allah. Sedangkan jalan-jalan lain yang Allah subhanahu wata’ala larang adalah jalan bid’ah. Asy Syathibi rahimahullah menegaskan, ”Jalan-jalan yang dimaksud bukanlah jalan kemaksiatan. Sebab, maksiat itu sendiri tidak ada seorang pun menjadikannya sebagai jalan yang senantiasa ditempuh untuk menyamai syariat. Ciri-ciri seperti ini hanya ada pada jalan bid’ah yang diadakan.” [Al I’tisham]

📚 Mujahid rahimahullah , seorang tabiin senior, menafsirkan ayat ini, “(Jalan-jalan yang banyak itu adalah) bid’ah dan syubhat (kesalahan pemahaman dalam bab agama).”

2. Dalam ayat lainnya, Allah subhanahu wata’ala berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا۟ دِينَهُمْ وَكَانُوا۟ شِيَعًا لَّسْتَ مِنْهُمْ فِى شَىْءٍ ۚ

“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama mereka, dan mereka berkelompok-kelompok, engkau bukan termasuk golongan mereka sama sekali.” [Q.S. Al An’am:159]

📖 Ummu Salamah x, istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam , menafsirkan, “Ayat ini terkait para pengikut bid’ah, hawa nafsu, dan pembuat fitnah (keonaran) dari umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Yakni, merekalah yang memecah belah agama Islam.” [Al Muharrar Al Wajiz, karya Ibnu Athiyyah rahimahullah , wafat 542 H]

✍️ [oleh Abu Yusuf Abdurrahman]

Bersambung In syaa Allah...

🌎 dari Saudara,
bidah itu tercela
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #tafsir

@majalahtashfiyah
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
SAUDARA, BIDAH ITU TERCELA
(bag. 2 Hadis Rasulullah menerangkan)

☝🏻 Hadis Pun Menerangkan
1. Shahabat Irbadh bin Sariyah z mengisahkan bahwa suatu ketika, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan wejangan kepada para shahabat. Mereka pun merasa terharu terhadap wejangan tersebut. Air mata berlinang dan kalbu pun bergetar. Nasihat yang begitu mengharukan seolah-olah nasihat orang yang hendak berpamitan. Maka, para shahabat pun meminta wasiat kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam . Lalu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun mewasiatkan dengan wasiat yang ringkas namun memiliki makna yang padat dan penting. Kata beliau shallallahu ‘alaihi wasallam :

أوصيكُمْ بتَقوى الله ، والسَّمْعِ والطَّاعةِ ، وإنْ تَأَمَّرَ عَليكُم عَبْدٌ ، وإنَّه من يَعِشْ مِنْكُم بعدي فَسَيرى اختلافاً كَثيراً ، فَعَلَيكُمْ بِسُنَّتِي وسُنَّةِ الخُلفاء الرَّاشدينَ المهديِّينَ ، عَضُّوا عليها بالنَّواجِذِ ، وإيَّاكُم ومُحْدَثاتِ الأمور ، فإنَّ كُلَّ بِدعَةٍ ضَلالةٌ

☝🏻“Aku mewasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat (kepada pemerintah), meski yang memerintahkan kalian sebelumnya adalah seorang budak. Sungguh, siapa yang masih hidup sepeninggalku, niscaya dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib untuk kalian pegang teguh jalanku dan jalan para Khulafaur Rasyidin yang terpetunjuk. Gigitlah ajaran itu dengan gigi geraham kalian. Hati-hatilah kalian dari hal yang diada-adakan karena sungguh, setiap bid’ah adalah kesesatan.” [H.R. Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah]

2. Dalam riwayat lainnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika berkhutbah memulai khutbahnya dengan ucapan:

فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ

📖 “Sesungguhnya ucapan terbaik adalah Kitabullah dan petunjuk terbaik adalah petunjuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Dan perkara terjelek adalah yang diada-adakan dan setiap bid’ah adalah sesat.” [H.R. Muslim].

✍️ [oleh Abu Yusuf Abdurrahman]

Bersambung In syaa Allah....

🌎 dari Saudara,
bidah itu tercela
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #hadis #albani

@majalahtashfiyah
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
SAUDARA, BIDAH ITU TERCELA
(bag. 3 Para ulama mempersaksikan)

☝🏻 Para Ulama Terdahulu Mempersaksikan

Riwayat-riwayat dari para salaf yang mencela bid’ah sangat banyak. Kami cukupkan sebagian saja, semoga bisa menjadi gambaran tentang pendapat mereka terhadap bid’ah.

1️⃣ Abu Idris Al Khaulani rahimahullah (tabi’in senior, wafat 80 H) mengatakan, “Saya melihat di masjid ada api yang tidak bisa saya padamkan lebih baik daripada saya melihat di masjid ada bid’ah yang tidak bisa saya ubah.”

2️⃣ Abdullah bin Mas’ud z berkata, “Teladanilah dan jangan kalian berbuat bid’ah. Sungguh, kalian sudah dicukupi.”

3️⃣ Beliau mengucapkan dalam kesempatan lainnya, “Sederhana dalam sunnah lebih baik daripada bersungguh-sungguh dalam bid’ah.”

4️⃣ Al Hasan Al Bashri rahimahullah mengatakan, “Tidaklah bertambah semangat ahlul bid’ah dalam puasa dan salat, kecuali Allah justru bertambah jauh darinya.”

5️⃣ Beliau rahimahullah juga mengatakan, “Jangan engkau duduk bersama pelaku bid’ah, itu akan menyebabkan kalbumu sakit.”

6️⃣ Al Fudhail bin Iyadh rahimahullah (tabiut tabi’in, wafat 187 H) mengatakan, “Ikutilah jalan kebenaran, jangan risau dengan sedikitnya orang yang menganutnya. Jauhilah olehmu jalan kesesatan, jangan terpana dengan banyaknya orang yang binasa.”

✍️ [oleh Abu Yusuf Abdurrahman]

Bersambung in syaa Allah...

🌎 dari Saudara,
bidah itu tercela
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #hadis #albani

@majalahtashfiyah
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado

MENGENAL BID'AH HASANAH
(bag. 1 Ucapan Umar)

Apa itu bid'ah hasanah? Bid’ah hasanah artinya adalah bid’ah yang bernilai baik. Beberapa ulama telah menyebutkan jenis bid’ah ini dalam beberapa karya mereka. Pada kesempatan ini, kita akan sebutkan beberapa hal yang dianggap
bidah hasanah dan nukilan ulama mengenai bid’ah jenis ini disertai telaah ringkas mengenainya.

🍃 1. Ucapan Umar radhiyallahu ‘anhu “Sebaik-baik bid’ah adalah ini.”

📚 Mari kita perhatikan sejenak mengenai ucapan beliau ini. Umar radhiyallahu ‘anhu mengucapkan ucapan ini saat beliau melihat salat tarawih yang dilakukan oleh para shahabat, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari rahimahullah. Lantas, terbetik tanya, apakah salat tarawih termasuk bid’ah yang tidak ada dalilnya dari Al Quran dan hadis?

📖 Jawabannya, ada dalilnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam riwayat Al Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiyallahu ‘anha telah meneladankan salat tarawih. Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan bahwa dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada malam Ramadhan salat sendiri di masjid. Lalu, orang berkumpul ikut salat bersama dengan beliau tiga malam berturut-turut. Pada malam keempat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak keluar mengimami mereka. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan sebab beliau meninggalkan salat tarawih berjamaah, yang artinya, “Yang menyebabkan aku tidak keluar mengimami kalian hanya karena aku khawatir salat ini akan diwajibkan atas kalian.” Maka, salat ini pun tidak dilakukan secara berjamaah pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masih hidup dan pada khilafah Abu Bakar.

🕋 Barulah pada khilafah Umar, saat beliau melihat orang-orang salat dengan beberapa jamaah tercerai-berai, beliau pun mengumpulkan mereka di masjid dengan satu imam.

🤚🏻 Dengan melihat kepada kisah di atas, kita ketahui bahwa salat tarawih bukanlah bid’ah secara istilah syariat. Kriteria bid’ah ‘mukhtara’ah’ atau diada-adakan tidak terpenuhi pada amalan ini. Sebab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mencontohkannya. Secara lisan pun, beliau juga memotivasi untuk melakukan salat malam di bulan Ramadhan. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam tidak meneruskan mengimami hanya khawatir diwajibkan karena zaman itu adalah zaman pensyariatan. Saat beliau meninggal, syariat tidak lagi turun, alasan kekhawatiran telah hilang, makanya Umar radhiyallahu ‘anhu pun menghidupkan lagi sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itu. Umar bukan membuat hal yang baru dalam agama ini.

Lantas, kenapa Umar radhiyallahu ‘anhu menyebut salat tarawih sebagai bid’ah? Umar radhiyallahu ‘anhu menyebut amalan ini sebagai bid’ah dipandang dari bahasa, yakni menghidupkan amalan yang dahulunya ditinggalkan. Ingat, penggunaan kata bid’ah secara bahasa tidak bernilai celaan secara langsung (lihat pembahasan tentang definisi bid’ah di
https://tashfiyah.com/dikit-dikit-bidah/). Adapun secara istilah syariat, apa yang beliau sebutkan ini bukanlah bid’ah.

✍️ Abu Yusuf Abdurrahman

Bersambung In syaa Allah...

🌍 Dari
https://tashfiyah.com/inilah-bidah-hasanah/
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #hasanah #tarawih

https://tttttt.me/faidahassunnahmanado