FAEDAH AS-SUNNAH MANADO 🇮🇩

BEBERPA BENTUK MEMUTUS SILATURAHMI.

Memutus hubungan silaturahmi terjadi dengan dua bentuk:

1 - Memutus dengan tindakan. Seperti:

- Menyakitinya secara fisik dengan memukul, dll.
- Dengan ucapan, seperti menghina atau menghujatnya.
- Tidak memedulikannya, memusuhinya, dan lain-lain.

2 - Menghentikan bantuan yang biasa diberikan kepada kerabat, padahal kondisi kerabatnya itu masih memerlukan.¹

¹ Baca: Shilatu ar-Rahim, hlm. 112-114.

Maka wajib bagi tiap muslim untuk menjaga dirinya agar jangan sampai terjatuh ke dalam perbuatan di atas.

Berupaya memperbaiki hubungan dengan kerabat yang memutus hubungan dan kerap menyakiti adalah bentuk menyambung silaturahmi yang terbaik.¹

• Nabi Muhammad ﷺ bersabda,

لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ وَلَكِنْ الْوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا

“Orang yang menyambung silaturahmi bukanlah yang berbuat baik karena kerabatnya baik, akan tetapi orang yang benar-benar menyambung silaturahmi adalah yang silaturahminya diputus namun ia menyambungnya.”

H.R. Al-Bukhari (5991)

¹ Taudhih al-Ahkam, 7/325.

Mungkin bukan hal yang mudah. Namun dengan terus bersabar sembari mengingat-ingat keutamaan silaturahmi dapat membantu seseorang untuk dapat melakukan hal ini.

Orang yang tetap berusaha baik kepada kerabatnya yang sering menyakitinya akan:

- Ditolong oleh Allah untuk bersabar menghadapi sikap buruk kerabatnya.
- Dan akan mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi dari mereka di dunia dan akhirat.

Hal ini ditunjukkan dalam penggalan akhir hadits Nabi Muhammad ﷺ berikut ini;

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata,

أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ لِي قَرَابَةً أَصِلُهُمْ وَيَقْطَعُونِي وَأُحْسِنُ إِلَيْهِمْ وَيُسِيئُونَ إِلَيَّ وَأَحْلُمُ عَنْهُمْ وَيَجْهَلُونَ عَلَيَّ

“Ada seseorang yang bertanya (kepada Rasulullah ﷺ), ‘Ya Rasulullah, saya mempunyai kerabat; saya selalu berupaya untuk menyambung silaturahim dengan mereka, tetapi mereka memutuskannya. Saya selalu berupaya untuk berbuat baik kepada mereka, tetapi mereka menyakiti saya. Saya selalu berupaya untuk lemah lembut terhadap mereka, tetapi mereka bersikap buruk kepada saya.’

فَقَالَ لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ فَكَأَنَّمَا تُسِفُّهُمْ الْمَلَّ وَلَا يَزَالُ مَعَكَ مِنْ اللَّهِ ظَهِيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلِكَ

Lalu Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Jika benar seperti yang engkau katakan, maka engkau seperti memberi makan mereka abu panas; selama engkau terus berbuat demikian, maka pertolongan Allah akan selalu bersamamuʼ.”

H.R. Muslim (2558)

Sedangkan makna sabda Rasulullah ﷺ di atas, “... maka engkau seperti memberi makan mereka abu panas” artinya: Kebaikanmu kepada mereka terasa seperti api yang membakar hati mereka, lantaran muncul di hati mereka rasa hina dan rendah karena membalas kebaikanmu dengan keburukan.²

² Baca: Al-Bahr al-Muhith ats-Tsajjaj, 40/324.

Wallahul muwaaffiq...

https://tttttt.me/faidahassunnahmanado