Sedang Berlangsung Kajian Rutin Ba'da Subuh, Di Masjid Fastabiqul Khairat, Ma'had Assunnah Manado,
📖 KAJIAN KITAB TAFSIR MUYASSAR. QS. An-Nahl (ayat 48 dst)
🎙 Bersama, Al-Ustadz Abu Muhammad Adnan bin Abdul Majid حفظه الله.
Untuk yang berhalangan hadir bisa disimak melalui Audio Streaming
RADIO SYARIAH. (Radio Islam Assunnah Manacdo 2).
Update Audio Kajian:
https://tttttt.me/rekamankajianassunnahmanado
📖 KAJIAN KITAB TAFSIR MUYASSAR. QS. An-Nahl (ayat 48 dst)
🎙 Bersama, Al-Ustadz Abu Muhammad Adnan bin Abdul Majid حفظه الله.
Untuk yang berhalangan hadir bisa disimak melalui Audio Streaming
RADIO SYARIAH. (Radio Islam Assunnah Manacdo 2).
Update Audio Kajian:
https://tttttt.me/rekamankajianassunnahmanado
.
┈┉┉━❁ ﷽ ❁━┉┉┈
SUDAH DI MULAI...
Kajian Islam Ilmiah (Rutin). Pembahasan Kitab :
"ZAADUL MA'AAD FII HADYI KHAIRIL 'IBAAD".
Bersama, Al-Ustadz Abu Muhammad Adnan bin Abdul Majid hafidzahullah.
Dari Masjid Fastabiqul Khairat Ma'had Assunnah Manado.
Livestreaming Radio Syariah
Radio Islam Assunnah Manado 2
Up date Audio Rekaman :
https://tttttt.me/rekamankajianassunnahmanado
┈┉┉━❁ ﷽ ❁━┉┉┈
SUDAH DI MULAI...
Kajian Islam Ilmiah (Rutin). Pembahasan Kitab :
"ZAADUL MA'AAD FII HADYI KHAIRIL 'IBAAD".
Bersama, Al-Ustadz Abu Muhammad Adnan bin Abdul Majid hafidzahullah.
Dari Masjid Fastabiqul Khairat Ma'had Assunnah Manado.
Livestreaming Radio Syariah
Radio Islam Assunnah Manado 2
Up date Audio Rekaman :
https://tttttt.me/rekamankajianassunnahmanado
┈┉┉━❁ ﷽ ❁━┉┉┈
SUDAH DI MULAI...
Kajian Rutin Pembahasan Kitab Syarah Arba'in An-Nawawiyyah.
Bersama, Al-Ustadz Abu Muhammad Adnan bin Abdul Majid hafidzahullah.
Livestreaming Radio Syariah
Radio Islam Assunnah Manado
Audio rekaman :
https://tttttt.me/rekamankajianassunnahmanado
SUDAH DI MULAI...
Kajian Rutin Pembahasan Kitab Syarah Arba'in An-Nawawiyyah.
Bersama, Al-Ustadz Abu Muhammad Adnan bin Abdul Majid hafidzahullah.
Livestreaming Radio Syariah
Radio Islam Assunnah Manado
Audio rekaman :
https://tttttt.me/rekamankajianassunnahmanado
KISAH TAUBATNYA AL-FUDHAIL BIN IYADH.
Ada dua peristiwa yang terjadi dalam satu malam, yang benar-benar memberikan kesan mendalam di hati al-Fudhail bin Iyadh, peristiwa yang menjadi awal hijrahnya beliau dari masa lalu yang buruk.
▫️ Al-Fadhl bin Musa mengisahkan,
كَانَ الفُضَيْلُ بنُ عِيَاضٍ شَاطِراً يَقْطَعُ الطَّرِيْقَ بَيْنَ أَبِيْوَرْدَ وَسَرْخَسَ، وَكَانَ سَبَبُ تَوْبَتِهِ أَنَّهُ عَشِقَ جَارِيَةً، فَبَيْنَا هُوَ يَرْتَقِي الجُدْرَانَ إِلَيْهَا، إِذْ سَمِعَ تَالِياً يَتْلُو: {أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِيْنَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُم ... } [الحَدِيْدُ: ١٦] . فَلَمَّا سَمِعَهَا، قَالَ: بَلَى يَا رَبِّ، قَدْ آنَ. فَرَجَعَ، فَآوَاهُ اللَّيْلُ إِلَى خَرِبَةٍ، فَإِذَا فِيْهَا سَابِلَةٌ، فَقَالَ بَعْضُهُم: نَرحَلُ. وَقَالَ بَعْضُهُم: حَتَّى نُصْبِحَ (١) ، فَإِنَّ فُضَيْلاً عَلَى الطَّرِيْقِ يَقْطَعُ عَلَيْنَا. قَالَ: فَفَكَّرْتُ، وَقُلْتُ: أَنَا أَسْعَى بِاللَّيْلِ فِي المَعَاصِي، وَقَوْمٌ مِنَ المُسْلِمِيْنَ هَا هُنَا يَخَافُونِي، وَمَا أَرَى اللهَ سَاقَنِي إِلَيْهِم إِلاَّ لأَرْتَدِعَ، اللَّهُمَّ إِنِّيْ قَدْ تُبْتُ إِلَيْكَ، وَجَعَلْتُ تَوْبَتِي مُجَاوَرَةَ البَيْتِ الحَرَامِ.
"Al-Fudhail bin Iyadh tadinya seorang perampok yang biasa menghadang orang yang lewat di daerah antara Abiverdi dan Sarakhs. Awal mula taubatnya beliau ialah ketika al-Fudhail jatuh cinta dengan seorang gadis. [Di suatu malam], beliau memanjat tembok untuk menemui wanita tersebut, dan di saat itu al-Fudhail mendengar seseorang membaca ayat,
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ
"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka). Janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik." QS. Al-Hadid: 16
Begitu mendengar ayat ini, beliau bergumam,
"Sungguh, telah tiba waktunya wahai Rabbku.”
Al-Fudhail pun pergi, lalu dia beristirahat di sebuah bangunan yang telah rusak. Tiba-tiba datang sekelompok rombongan yang sedang lewat. Sebagian anggota rombongan itu berkata, 'Kita jalan terus..' Sementara yang lain berkata, 'Kita istirahat dulu sampai pagi, karena si Fudhail berada di arah jalan kita ini, dia bisa menghadang dan merampok kita.'
Mendengar perbincangan mereka ini, Fudhail merenung, 'Aku sedang melakukan kemaksiatan di malam hari, sementara kaum muslimin di sini juga ketakutan karena aku. Menurutku, tidaklah Allah menggiringku kepada mereka ini melainkan agar aku berhenti (dari kemaksiatan). Ya Allah, sungguh aku telah bertaubat kepada-Mu dan aku jadikan taubatku dengan tinggal di Baitul Haram [Makkah]'.”
(Siyar A’lam an-Nubala', VIII/423)
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
Ada dua peristiwa yang terjadi dalam satu malam, yang benar-benar memberikan kesan mendalam di hati al-Fudhail bin Iyadh, peristiwa yang menjadi awal hijrahnya beliau dari masa lalu yang buruk.
▫️ Al-Fadhl bin Musa mengisahkan,
كَانَ الفُضَيْلُ بنُ عِيَاضٍ شَاطِراً يَقْطَعُ الطَّرِيْقَ بَيْنَ أَبِيْوَرْدَ وَسَرْخَسَ، وَكَانَ سَبَبُ تَوْبَتِهِ أَنَّهُ عَشِقَ جَارِيَةً، فَبَيْنَا هُوَ يَرْتَقِي الجُدْرَانَ إِلَيْهَا، إِذْ سَمِعَ تَالِياً يَتْلُو: {أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِيْنَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُم ... } [الحَدِيْدُ: ١٦] . فَلَمَّا سَمِعَهَا، قَالَ: بَلَى يَا رَبِّ، قَدْ آنَ. فَرَجَعَ، فَآوَاهُ اللَّيْلُ إِلَى خَرِبَةٍ، فَإِذَا فِيْهَا سَابِلَةٌ، فَقَالَ بَعْضُهُم: نَرحَلُ. وَقَالَ بَعْضُهُم: حَتَّى نُصْبِحَ (١) ، فَإِنَّ فُضَيْلاً عَلَى الطَّرِيْقِ يَقْطَعُ عَلَيْنَا. قَالَ: فَفَكَّرْتُ، وَقُلْتُ: أَنَا أَسْعَى بِاللَّيْلِ فِي المَعَاصِي، وَقَوْمٌ مِنَ المُسْلِمِيْنَ هَا هُنَا يَخَافُونِي، وَمَا أَرَى اللهَ سَاقَنِي إِلَيْهِم إِلاَّ لأَرْتَدِعَ، اللَّهُمَّ إِنِّيْ قَدْ تُبْتُ إِلَيْكَ، وَجَعَلْتُ تَوْبَتِي مُجَاوَرَةَ البَيْتِ الحَرَامِ.
"Al-Fudhail bin Iyadh tadinya seorang perampok yang biasa menghadang orang yang lewat di daerah antara Abiverdi dan Sarakhs. Awal mula taubatnya beliau ialah ketika al-Fudhail jatuh cinta dengan seorang gadis. [Di suatu malam], beliau memanjat tembok untuk menemui wanita tersebut, dan di saat itu al-Fudhail mendengar seseorang membaca ayat,
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ
"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka). Janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik." QS. Al-Hadid: 16
Begitu mendengar ayat ini, beliau bergumam,
"Sungguh, telah tiba waktunya wahai Rabbku.”
Al-Fudhail pun pergi, lalu dia beristirahat di sebuah bangunan yang telah rusak. Tiba-tiba datang sekelompok rombongan yang sedang lewat. Sebagian anggota rombongan itu berkata, 'Kita jalan terus..' Sementara yang lain berkata, 'Kita istirahat dulu sampai pagi, karena si Fudhail berada di arah jalan kita ini, dia bisa menghadang dan merampok kita.'
Mendengar perbincangan mereka ini, Fudhail merenung, 'Aku sedang melakukan kemaksiatan di malam hari, sementara kaum muslimin di sini juga ketakutan karena aku. Menurutku, tidaklah Allah menggiringku kepada mereka ini melainkan agar aku berhenti (dari kemaksiatan). Ya Allah, sungguh aku telah bertaubat kepada-Mu dan aku jadikan taubatku dengan tinggal di Baitul Haram [Makkah]'.”
(Siyar A’lam an-Nubala', VIII/423)
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
Telegram
FAEDAH AS-SUNNAH MANADO 🇮🇩
Wasilah Dakwah Salafiyyah Manado.
Chanel Resmi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Manado, Di bawah Bimbingan Al-Ustadz Adnan bin Abdul Majid حفظه الله تعالى
Live streaming Kajian:
RADIO SYARIAH.
http://radioislam.id/RadioIslamAsSunnahManado
Chanel Resmi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Manado, Di bawah Bimbingan Al-Ustadz Adnan bin Abdul Majid حفظه الله تعالى
Live streaming Kajian:
RADIO SYARIAH.
http://radioislam.id/RadioIslamAsSunnahManado
KETIKA KERJA SAMA DALAM DAKWAH TERNODAI.
(Nasehat bagi yang memanfaat Agama/ atas nama da'wah, untuk mencari keuntungan kepentingan pribadi...)
______
Kerja sama dalam ranah dakwah tak selamanya mulus. Beragam problem acap kali melepas satu demi satu jalinan kerja sama yang sebelumnya terajut rapi, hingga berujung pada perpecahan, bahkan permusuhan. Wallahul Musta’an.
Di antara sebab yang dapat menodai kerja sama dalam ranah dakwah adalah sebagai berikut.
1. Tidak ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala
Tidak ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala dalam berdakwah adalah sebab utama yang menodai kerja sama dalam ranah dakwah.
Kepentingan pribadi dengan ragam bentuknya yang terselip dalam amalan dakwah seringkali menodai kerja sama mulia tersebut. Demikian pula haus kedudukan, memburu popularitas, target harta dan komisi. Semua itu bak kerikil-kerikil tajam yang menghalangi keikhlasan dan dapat merusak kerja sama mulia dalam ranah dakwah.
Betapa banyak kerja sama dakwah yang gagal akibat berebut kedudukan dan popularitas. Betapa banyak kerja sama dakwah yang tercerai-berai akibat harta dan komisi. Betapa banyak pula kerja sama dakwah yang berantakan akibat kepentingan pribadi yang mendominasi.
2. Menyelisihi jejak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya yang mulia.
Menyelisihi jejak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya yang mulia dalam berdakwah menjadi sebab utama berikutnya yang menodai kerja sama dalam ranah dakwah. Mengapa demikian? Karena segala sesuatu yang menyelisihi jejak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya akan mengantarkan kepada perpecahan, termasuk dalam ranah dakwah.
Tak heran apabila ulama salaf senantiasa mengiringkan segala sesuatu yang menyelisihi jejak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya (bid’ah) dengan perpecahan dan mengiringkan segala sesuatu yang sesuai dengan jejak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya (sunnah) dengan persatuan.
3. Hasad
Hasad adalah menginginkan nikmat yang ada pada orang lain dan mengharapkan kesirnaannya dari orang tersebut. Hasad disebut juga iri atau dengki. Islam sangat membenci sifat hasad. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَقَاطَعُوا،وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا
“Janganlah kalian saling berbuat hasad, saling membenci, dan saling memutuskan hubungan. Jadilah kalian hamba-hamba Allah subhanahu wa ta’ala yang bersaudara.” (HR . Muslim no. 2559 dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu)
Dalam ranah dakwah, hasad seringkali terjadi. Terkadang karena saudara sesama da’i lebih populer, lebih dicintai oleh mad’u (objek dakwah), lebih cakap dalam menjabarkan permasalahan agama, atau sering dijadikan tempat rujukan umat ketika menghadapi berbagai problem.
Jika demikian, hasad benar-benar dapat menghancurkan kerja sama yang dibangun dalam ranah dakwah. Setiap kali bangunan itu tegak, setiap kali itu pula hasad menghancurkannya. WallahulMusta’an.
4. Dusta
Dusta adalah lawan dari kejujuran. Dusta sangatlah tercela. Ia akan mengantarkan pelakunya kepada kejahatan, sebagaimana kejahatan akan mengantarkan pada an-nar (neraka).
Islam sangat membenci sifat dusta dan pelaku kedustaan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَىالْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَمَايَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّىيُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا
“Waspadalah kalian dari sifat dusta, karena sesungguhnya dusta mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan mengantarkan kepada an-nar (neraka). Tetaplah seseorang berbuat dusta dan selalu berdusta hingga dicatat di sisi Allah subhanahu wa ta’ala sebagai pendusta.” (HR.Muslim no. 2607 dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu)
Sifat dusta terkadang bercokol pada diri seorang da’i. Tentu amat naif baginya. Namun, itulah realitas.
Dusta kerap menjadi senjata demi harga diri, demi menjaga nama baik, demi menjatuhkan rivalnya,
(Nasehat bagi yang memanfaat Agama/ atas nama da'wah, untuk mencari keuntungan kepentingan pribadi...)
______
Kerja sama dalam ranah dakwah tak selamanya mulus. Beragam problem acap kali melepas satu demi satu jalinan kerja sama yang sebelumnya terajut rapi, hingga berujung pada perpecahan, bahkan permusuhan. Wallahul Musta’an.
Di antara sebab yang dapat menodai kerja sama dalam ranah dakwah adalah sebagai berikut.
1. Tidak ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala
Tidak ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala dalam berdakwah adalah sebab utama yang menodai kerja sama dalam ranah dakwah.
Kepentingan pribadi dengan ragam bentuknya yang terselip dalam amalan dakwah seringkali menodai kerja sama mulia tersebut. Demikian pula haus kedudukan, memburu popularitas, target harta dan komisi. Semua itu bak kerikil-kerikil tajam yang menghalangi keikhlasan dan dapat merusak kerja sama mulia dalam ranah dakwah.
Betapa banyak kerja sama dakwah yang gagal akibat berebut kedudukan dan popularitas. Betapa banyak kerja sama dakwah yang tercerai-berai akibat harta dan komisi. Betapa banyak pula kerja sama dakwah yang berantakan akibat kepentingan pribadi yang mendominasi.
2. Menyelisihi jejak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya yang mulia.
Menyelisihi jejak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya yang mulia dalam berdakwah menjadi sebab utama berikutnya yang menodai kerja sama dalam ranah dakwah. Mengapa demikian? Karena segala sesuatu yang menyelisihi jejak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya akan mengantarkan kepada perpecahan, termasuk dalam ranah dakwah.
Tak heran apabila ulama salaf senantiasa mengiringkan segala sesuatu yang menyelisihi jejak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya (bid’ah) dengan perpecahan dan mengiringkan segala sesuatu yang sesuai dengan jejak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya (sunnah) dengan persatuan.
3. Hasad
Hasad adalah menginginkan nikmat yang ada pada orang lain dan mengharapkan kesirnaannya dari orang tersebut. Hasad disebut juga iri atau dengki. Islam sangat membenci sifat hasad. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَقَاطَعُوا،وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا
“Janganlah kalian saling berbuat hasad, saling membenci, dan saling memutuskan hubungan. Jadilah kalian hamba-hamba Allah subhanahu wa ta’ala yang bersaudara.” (HR . Muslim no. 2559 dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu)
Dalam ranah dakwah, hasad seringkali terjadi. Terkadang karena saudara sesama da’i lebih populer, lebih dicintai oleh mad’u (objek dakwah), lebih cakap dalam menjabarkan permasalahan agama, atau sering dijadikan tempat rujukan umat ketika menghadapi berbagai problem.
Jika demikian, hasad benar-benar dapat menghancurkan kerja sama yang dibangun dalam ranah dakwah. Setiap kali bangunan itu tegak, setiap kali itu pula hasad menghancurkannya. WallahulMusta’an.
4. Dusta
Dusta adalah lawan dari kejujuran. Dusta sangatlah tercela. Ia akan mengantarkan pelakunya kepada kejahatan, sebagaimana kejahatan akan mengantarkan pada an-nar (neraka).
Islam sangat membenci sifat dusta dan pelaku kedustaan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَىالْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَمَايَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّىيُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا
“Waspadalah kalian dari sifat dusta, karena sesungguhnya dusta mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan mengantarkan kepada an-nar (neraka). Tetaplah seseorang berbuat dusta dan selalu berdusta hingga dicatat di sisi Allah subhanahu wa ta’ala sebagai pendusta.” (HR.Muslim no. 2607 dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu)
Sifat dusta terkadang bercokol pada diri seorang da’i. Tentu amat naif baginya. Namun, itulah realitas.
Dusta kerap menjadi senjata demi harga diri, demi menjaga nama baik, demi menjatuhkan rivalnya,
Telegram
FAEDAH AS-SUNNAH MANADO 🇮🇩
Wasilah Dakwah Salafiyyah Manado.
Chanel Resmi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Manado, Di bawah Bimbingan Al-Ustadz Adnan bin Abdul Majid حفظه الله تعالى
Live streaming Kajian:
RADIO SYARIAH.
http://radioislam.id/RadioIslamAsSunnahManado
Chanel Resmi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Manado, Di bawah Bimbingan Al-Ustadz Adnan bin Abdul Majid حفظه الله تعالى
Live streaming Kajian:
RADIO SYARIAH.
http://radioislam.id/RadioIslamAsSunnahManado
dll. Memelintir data, menyembunyikan fatwa dengan alasan tak ada fatwa, menuduh pihak lain dengan tuduhan dusta, kerap pula terjadi dalam ranah dakwah.
Sudah barang tentu, semua itu akan membinasakan jalinan kerja sama yang telah dirajut dan dibina.
5. Makir, la’ab, mutalawwin (MLM)
Makir artinya pembuat makar. La’ab maknanya suka bermain-main. Mutalawwin adalah pemeran watak yang berubah-ubah sikap sesuai dengan situasi dan kondisi, layaknya bunglon yang berubah-ubah warna di tempat dia hinggap.
MLM sangat berbahaya bagi dakwah. Kerja sama dalam ranah dakwah tak mungkin terjalin manakala ada MLM pada elemen da’inya.
Setiap kali terajut jalinan kerja sama, si makir akan merusaknya, si la’ab akan bermain-main dengannya, dan si mutalawwin pun akan memasang banyak muka demi kepentingan pribadinya (baca: hawa nafsunya). Wallahul Musta’an.
6. Sombong
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ، وَغَمْطُ النَّاسِ
“Sombong adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia.” (HR .Muslim no. 147 dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu)
Sikap sombong kerap terjadi dalam ranah dakwah. Terkadang dalam bentuk menolak kebenaran dan terkadang dengan merendahkan manusia. Ego yang tinggi dan merasa lebih baik dari orang lain merupakan pupuk yang subur bagi sikap sombong.
Kerja sama dalam ranah dakwah tak mungkin terwujud tatkala sikap sombong masih mengendap pada diri seorang da’i. Bagaimana mungkin akan terwujud sebuah kerja sama, sementara kebenaran ditolak dan manusia direndahkan?!
Wallahu ta'ala a'lam bishshawab...
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
Sudah barang tentu, semua itu akan membinasakan jalinan kerja sama yang telah dirajut dan dibina.
5. Makir, la’ab, mutalawwin (MLM)
Makir artinya pembuat makar. La’ab maknanya suka bermain-main. Mutalawwin adalah pemeran watak yang berubah-ubah sikap sesuai dengan situasi dan kondisi, layaknya bunglon yang berubah-ubah warna di tempat dia hinggap.
MLM sangat berbahaya bagi dakwah. Kerja sama dalam ranah dakwah tak mungkin terjalin manakala ada MLM pada elemen da’inya.
Setiap kali terajut jalinan kerja sama, si makir akan merusaknya, si la’ab akan bermain-main dengannya, dan si mutalawwin pun akan memasang banyak muka demi kepentingan pribadinya (baca: hawa nafsunya). Wallahul Musta’an.
6. Sombong
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ، وَغَمْطُ النَّاسِ
“Sombong adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia.” (HR .Muslim no. 147 dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu)
Sikap sombong kerap terjadi dalam ranah dakwah. Terkadang dalam bentuk menolak kebenaran dan terkadang dengan merendahkan manusia. Ego yang tinggi dan merasa lebih baik dari orang lain merupakan pupuk yang subur bagi sikap sombong.
Kerja sama dalam ranah dakwah tak mungkin terwujud tatkala sikap sombong masih mengendap pada diri seorang da’i. Bagaimana mungkin akan terwujud sebuah kerja sama, sementara kebenaran ditolak dan manusia direndahkan?!
Wallahu ta'ala a'lam bishshawab...
https://tttttt.me/faidahassunnahmanado
Telegram
FAEDAH AS-SUNNAH MANADO 🇮🇩
Wasilah Dakwah Salafiyyah Manado.
Chanel Resmi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Manado, Di bawah Bimbingan Al-Ustadz Adnan bin Abdul Majid حفظه الله تعالى
Live streaming Kajian:
RADIO SYARIAH.
http://radioislam.id/RadioIslamAsSunnahManado
Chanel Resmi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Manado, Di bawah Bimbingan Al-Ustadz Adnan bin Abdul Majid حفظه الله تعالى
Live streaming Kajian:
RADIO SYARIAH.
http://radioislam.id/RadioIslamAsSunnahManado
┈┉┉━❁ ﷽ ❁━┉┉┈
Yuk simak kajian:
Al-Ustadz Abu Muhammad Adnan bin Abdul Majid Hafidzahullah.
Kajian Kitab Fathul Baary Bisyarh Shohih Al-Bukhary.
SIMAK DI RADIO SYARIAH.
Radio Islam Assunnah Manado 2.
Audio rekaman :
https://tttttt.me/rekamankajianassunnahmanado
Yuk simak kajian:
Al-Ustadz Abu Muhammad Adnan bin Abdul Majid Hafidzahullah.
Kajian Kitab Fathul Baary Bisyarh Shohih Al-Bukhary.
SIMAK DI RADIO SYARIAH.
Radio Islam Assunnah Manado 2.
Audio rekaman :
https://tttttt.me/rekamankajianassunnahmanado
.
┈┉┉━❁ ﷽ ❁━┉┉┈
SUDAH DI MULAI...
📚 "KITAB FATHUL MAJID SYARH KITABUT-TAUHID".
(Lil Imamil Mujaddid : Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah ta'ala).
Di Syarah oleh : Asy-Syaikh al-Allamah Asy-Syaikh Abdurrahman bin Hasan bin Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullahu ta'ala.
🎙️Bersama, Al-Ustadz Abu Muhammad Adnan bin Abdul Majid hafidzahullah.
Untuk Audio Rekaman, bisa Gabung di :
https://tttttt.me/rekamankajianassunnahmanado
┈┉┉━❁ ﷽ ❁━┉┉┈
SUDAH DI MULAI...
📚 "KITAB FATHUL MAJID SYARH KITABUT-TAUHID".
(Lil Imamil Mujaddid : Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah ta'ala).
Di Syarah oleh : Asy-Syaikh al-Allamah Asy-Syaikh Abdurrahman bin Hasan bin Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullahu ta'ala.
🎙️Bersama, Al-Ustadz Abu Muhammad Adnan bin Abdul Majid hafidzahullah.
Untuk Audio Rekaman, bisa Gabung di :
https://tttttt.me/rekamankajianassunnahmanado
Sedang Berlangsung Kajian Rutin Ba'da Subuh, Di Masjid Fastabiqul Khairat, Ma'had Assunnah Manado,
📖 KAJIAN KITAB TAFSIR MUYASSAR. QS. An-Nahl (ayat 51 dst)
🎙 Bersama, Al-Ustadz Abu Muhammad Adnan bin Abdul Majid حفظه الله.
Untuk yang berhalangan hadir bisa disimak melalui Audio Streaming
RADIO SYARIAH. (Radio Islam Assunnah Manacdo 2).
Update Audio Kajian:
https://tttttt.me/rekamankajianassunnahmanado
📖 KAJIAN KITAB TAFSIR MUYASSAR. QS. An-Nahl (ayat 51 dst)
🎙 Bersama, Al-Ustadz Abu Muhammad Adnan bin Abdul Majid حفظه الله.
Untuk yang berhalangan hadir bisa disimak melalui Audio Streaming
RADIO SYARIAH. (Radio Islam Assunnah Manacdo 2).
Update Audio Kajian:
https://tttttt.me/rekamankajianassunnahmanado
┈┉┉━❁ ﷽ ❁━┉┉┈
Yuk simak kajian:
Al-Ustadz Abu Muhammad Adnan bin Abdul Majid Hafidzahullah.
Kajian Kitab Fathul Baary Bisyarh Shohih Al-Bukhary.
SIMAK DI RADIO SYARIAH.
Radio Islam Assunnah Manado 2.
Audio rekaman :
https://tttttt.me/rekamankajianassunnahmanado
Yuk simak kajian:
Al-Ustadz Abu Muhammad Adnan bin Abdul Majid Hafidzahullah.
Kajian Kitab Fathul Baary Bisyarh Shohih Al-Bukhary.
SIMAK DI RADIO SYARIAH.
Radio Islam Assunnah Manado 2.
Audio rekaman :
https://tttttt.me/rekamankajianassunnahmanado
.
┈┉┉━❁ ﷽ ❁━┉┉┈
SUDAH DI MULAI...
📚 "KITAB FATHUL MAJID SYARH KITABUT-TAUHID".
(Lil Imamil Mujaddid : Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah ta'ala).
Di Syarah oleh : Asy-Syaikh al-Allamah Asy-Syaikh Abdurrahman bin Hasan bin Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullahu ta'ala.
🎙️Bersama, Al-Ustadz Abu Muhammad Adnan bin Abdul Majid hafidzahullah.
Untuk Audio Rekaman, bisa Gabung di :
https://tttttt.me/rekamankajianassunnahmanado
┈┉┉━❁ ﷽ ❁━┉┉┈
SUDAH DI MULAI...
📚 "KITAB FATHUL MAJID SYARH KITABUT-TAUHID".
(Lil Imamil Mujaddid : Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah ta'ala).
Di Syarah oleh : Asy-Syaikh al-Allamah Asy-Syaikh Abdurrahman bin Hasan bin Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullahu ta'ala.
🎙️Bersama, Al-Ustadz Abu Muhammad Adnan bin Abdul Majid hafidzahullah.
Untuk Audio Rekaman, bisa Gabung di :
https://tttttt.me/rekamankajianassunnahmanado